Laskar&Liona 16

5.4K 207 2
                                    

               Maafin aku yang tidak pernah mengerti bagaimana perasaanmu ;-(


                   Happy Reading


Pagi buta, Liona sudah terbangun, dan langsung pergi ke kamar mandi, semalaman setelah menangis ia langsung tidur nyenyak, namun sembab di matanya masih jelas terlihat.

Selesai mandi, ia memakai Celana jeans hitam dan t-shirt putih pendek, setelah itu ia memilih jam tangan di dalam lemarinya, terdapat sekitar 100 jam tangan di dalam lemari tersebut, dan Liona selalu berganti-ganti setiap harinya, namun ada juga yang menjadi favoritnya. Setelah selesai memakai jam, ia memakai sepatu berwarna putih, oh iya, koleksi sepatu Liona berjumlah 200 pasang sepatu, kalau kalian mau tahu, wkwkwk :-D.

Ia bercermin sebentar, merapihkan rambutnya yang ia biarkan saja tergerai, walau kadang-kadang juga ia kuncir menjadi satu. Ia meraba matanya, sudah tidak ada bengkak disana, ia bernapas lega.

Liona pun berjalan keluar dari kamar menuju ruang bawah, ia akan membuatkan roti isi saja untuk si Landak itu, begitu juga dengan dirinya, lalu membuat 2 gelas susu putih.

Suara ketukan sepatu di atas tangga membuat Liona menoleh meski sebentar, ia melihat Laskar sudah rapi dengan pakaian simple nya.

Setelah sampai di meja makan, Laskar langsung duduk, dan meletakkan tasnya di kursi sebelahnya.

"Good morning my wife." sapanya, ia tersenyum manis dan hangat kepada Liona, yang di abaikan oleh Liona, tentu saja ia masih kesal dengan perkataan Laskar tadi malam.

Laskar melihat Liona memakan roti isinya dengan tenang, tanpa mau menatap ke arahnya, ia harus lebih sabar menghadapi macan sepertinya.

"Wah, kamu buat roti isi ya? Ini pasti enak bangeud!" ujar Laskar berbinar-binar agar Liona merespon, namun nyatanya masih sama.

Laskar memakan rotinya tersebut sampai habis, dan meminum susunya hingga tandas.

"Lio, jangan diemin aku kayak gini dong! Aku sedih nih!"

"Berisik!" ucap Liona pertama kalinya

Laskar terkekeh jelas, meski yang ia dapat adalah gerutuan Liona.
"Nah gitu dong! Seenggaknya kamu ngomong! Kan aku seneng!"

"Hm!" singkat Liona, sambil menghabiskan susunya yang tinggal setengah.

"Udah? Berangkat yuk!" ujar Laskar, yang di angguki oleh Liona, kemudian mereka berdua keluar dari rumah, dan Laskar pergi ke garasi untuk menjalankan mobilnya.

Di perjalanan, hanya ada keheningan, Liona maupun Laskar tak ada yang mau untuk saling bertegur sapa, mungkin mereka sibuk dengan fikiran masing-masing, Liona yang masih sangat kesal dengan Laskar, dan Laskar yang terus mencari cara agar ia di maafkan olehnya.

Hingga mereka pun tanpa sadar sudah sampai di Kampus.

Liona langsung turun, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan enggan menatap ke arah  Laskar.

LASKAR & LIONA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang