Laskar&Liona 11

5.8K 258 0
                                    

Selesai melaksanakan hukuman yang di berikan Pak Nash, keduanya pun kembali ke kelas dengan keadaan babak belur, sungguh malang nasib keduanya.

Apalagi sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi, namun dari mereka berdua tidak ada yang berniat untuk pergi ke UKS mengobati luka di wajah mereka.

Hingga bel surga siswa siswi SMA itu pun berbunyi nyaring.

Kring...kringg..kring..

                     
                              ****

Laskar dan Liona baru saja sampai di depan rumah Liona yang bersebelahan dengan rumahnya.

Liona kemudian turun dari jok motor yang besar itu dengan hati-hati, takunya jatuh, ia melepas helm di kepalanya, kemudian memberikannya pada Laskar, dan merapihkan tatanan rambutnya.

"Abis ini lo masuk, terus mandi yang wangi, biar gak buluk kayak penampilan lo sekarang!" tegas Laskar yang membuat Liona mendecak sebal.

"Yang ada elo tuh! Sana lo mandi! Terus benerin tuh muka! Udah kaya roti sobek tau!"

"Biarin, yang penting gue ganteng!"

"Serah Lo Kar!"

Liona pun enggan berlama-lama dengan cowok kentir yang masih setia di depan rumahnya itu.

             
                              ****

Laskar tiba di rumahnya setelah ia benar-benar memastikan Liona sudah masuk ke dalam rumahnya.

Keadaan rumahnya masih sepi, hanya ada Bi Ijah yang masih membuat makan siang, sementara Mama dan Papanya masih berada di kantor, paling pulangnya malam, biasnya sekitar jam 8, dan ini baru jam 3 sore.

Ia menghempaskan badannya di sofa ruang keluarga, dan melempar tasnya asal, sambil memegangi pelipisnya.

Kemudian tangannya mengambil remote yang terletak di meja sampingnya, menyalakan televisi.

"Bi Ijaaaaaaahhhhh!" Teriaknya.

Beberapa menit kemudian datanglah wanita paruh baya dengan pakaian daster itu pada Laskar.

"Iya Aden, Aden mau ap--" ucappannya terhenti kala ia melihat wajah majikannya yang sudah tak karuan.

"Ya Ampuun! denn, itu muka kenapa bisa kaya gituu? Aden habis berantem ya?" tanyanya dengan nada khawatir.

Yang ditanya malah cengar cengir seolah itu memang sudah biasa dalam hidupnya.
"Iya bi, abis main tonjok-tonjokan."

Bi Ijah hanya geleng kepala melihat Laskar.
"Yaudah tunggu sebentar, bibi ambilin P3k dulu ya."

Laskar tersenyum mengangguk, setelahnya Bi Ijah pergi ke ruang tengah untuk mengambil P3K. Bi Ijah sudah seperti Ibu kedua bagi Laskar, saat kedua orang tuanya sibuk ketika masih berada di luar negeri, Bi Ijahlah yang selalu memberi semangat dan menasehatinya kalau mereka pasti akan sehera kembali. Akhirnya Mama dan Papa pun kembali dan sudah di tetapkan tidak akan pergi ke luar negeri lagi, karena mereka akan fokus dengab bisnis di jakarta, lagi pula bisnis di luar negeri sudah selesai.

Setelahnya Bi Ijah pun datang sambil membawa P3K di kedua tangannya, ia duduk di samping Laskar.
"Mau di obatin Bibi, apa ngobatin sendiri?"

"Ya di obatin Bibilah! Sakit tau Bi!"

"Kalo sakit ngapain masih berantem sih den!"

Laskar terkekeh,
"Namanya juga laki Bi."

            
                           ****

LASKAR & LIONA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang