Laskar&Liona 27

4.6K 189 5
                                    

Perasaan paling bahagia adalah jatuh cinta, merajut rasa hingga waktu pun sirna.

Pagi cerah di Kota Seoul, meskipun pagi namun udaranya terasa sangat dingin, dikarenakan tahun ini sudah memasuki musim salju.

Liona bangun lebih awal dan membiarkan suaminya yang masih terlelap, seperti biasa yang ia kerjakan di rumah, Liona membuat sandwich dan dua gelas susu putih. Melirik ke arah cermin hotel, ia bisa melihat indahnya kota tersebut.

Liona meletakkan piring berisi sandwich di atas meja kecil yang terletak di tengah ruangan tersebut, salah satu ciri khas negara ini yang menggunakan meja kecil dan beralaskan Karpet yang ditenun.

Kemudian ia beranjak untuk membangunkan suaminya, dilihatnya wajah tampan itu ketika terlelap, membuat hatinya menghangat, ia hanya bisa bersyukur bisa memilikinya. Liona menggoyang-goyangkan pinggang Laskar, seraya menepuk-nepuk pipinya.

"Bangun Hubby!"

Masih belum ada pergerakan dari Laskar, ia bahkan mengacuhkannya, dan bergelung di dalam selimut tebalnya, sepertinya Liona mempunyai cara lain, baru saja ia memikirkannya.

CUP!

Satu kecupan mendarat dengan sempurna di pipi kanan Laskar, awalnya Liona malu untuk melakukannya, tapi karena Laskar yang sangat sulit di bangunkan maka terpaksalah ia melakukannya.

Halah! Kesempatan aja lo Kar!

Saat Liona hendak beranjak dari tempat tidur, Laskar dengan sengaja mendorong tubuh istrinya, sehingga kini ia berada di bawah kendali Laskar, Liona melotot kaget.

Laskar tersenyum manis di atasnya, rambutnya berantakan khas orang bangun tidur, matanya juga masih menyipit, serta suaranya yang serak-serak tapi seksi.

"Harusnya tadi di bibir bukan di pipi." ucapnya.

Liona mendengkus kesal, dan menepuk pelan dada Laskar,
"Udah di kasih hati, minta jantung! Dasar monyet!"

Laskar tak mengacuhkannya, ia malah semakin rapat memeluk Liona, hingga Liona jengkel dibuatnya.

"Laskar!! Gerah ih! Aku udah mandi tau!" gerutunya serta mencoba melepaskan diri dari suaminya yang sepertinya tak mudah, karena tenaganya terlampau sangat kecil.

Laskar yang merasa kasihan pun melepaskan istri yang amat di cintainya tersebut, kemudian ia menguap dan merenggangkan otot-ototnya.

Liona mendesis tajam ke arahnya, sementara Laskar tak perduli, ia malah nyengir di atas kasur yang empuk itu.

"Cepet mandi! Habis ini jalan-jalan!"

Laskar agak meringis, ia memeluk tubuhnya sendiri, dan menjawab.
"Dingin yang."

Liona memutar bola matanya malas, kan memang ini sedang musin dingin, suaminya itu pura-pura bego atau apasih?!

"Yakan emang musim dingin Kadal!"

"Masa sih?" dengan lagak bodohnya ia berkata, Liona semakin geram karenanya.

"Mandi atau--!"

Sebelum Liona menyelesaikan kalimatnya, Laskar sudah ngacir ke kamar mandi dengan tergesa-gesa, Liona pun hanya bisa geleng kepala dan mengusap dahinya, bagaimana ia bisa mempunyai suami seperti dirinya?, ini jodoh atau kutukan sih?

LASKAR & LIONA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang