Laskar&Liona 26

4.4K 173 0
                                    

     Mulmed-Way Back Home, Connor Maynard

Mari melewati hari-hari panjang bersama-sama, sampai kita lupa, bahwa kita sudah menua.

                    Happy Reading

Kedua manusia itu kini tengah sibuk menata barang-barang yang akan mereka bawa untuk liburan. Liona menyiapkan bajunya dan juga baju milik Laskar, ia memasukkannya ke dalam dua koper yang telah ia siapkan sebelumnya. Laskar sedari tadi juga mondar-mandir, entahlah apa yang sedang ia cari, ia tak menghiraukannya.

"Kar, semuanya udah siap, kita sarapan dulu yuk!"

Laskar berbalik menghadap Liona yang berada di meja makan, ia tersenyum tipis, seraya mengangguk.

Selesai sarapan, Laskar dan Liona pergi ke rumah kedua orang tua mereka untuk berpamitan. Pertama ke rumah orang tua Liona kemudian ke rumah Laskar.

Pesan yang sama pun di lontarkan oleh kedua orang tua mereka, 'jangan lupa, pulang bawa jagoan ya'

Laskar maupun Liona hanya bisa terkekeh dan mengangguk saja, sebahagia orang tua mereka. Sambil mendorong dua koper, Mereka memasuki taksi agar  cepat menuju bandara, karena penerbangannya jam setengah delapan tepat, dan kini sudah menunjukan pukul tujuh lewat 20 menit, 10 menit mereka harus sampai disana.

5 menit perjalanan mereka sudah sampai di bandara dan langsung menuju pesawat yang akan mereka naiki. Dan setelah pukul setengah delapan tepat, Sang Pilot pun mulai menerbangkan pesawat tersebut meninggalkan bandara Soekarno-Hatta.

Tidak butuh waktu lama, karena selisih Indonesia-Korea hanya 2 jam, kini kedua pasangan yang sedang di mabuk asmara sudah berada di salah satu hotel di seoul. Liona merapikan bajunya serta baju suaminya, sementara Laskar tengah berada di kamar mandi.

Liona berjalan ke arah cermin hotel dengan langkah pelan, diamatinya cermin cukup besar tersebut, ia bisa melihat indahnya kota seoul di sore hari seperti ini. Ia juga melihat air mancur yang dihiasi oleh lampu-lampu kerlap-kerlip di sekeliling air mancur itu, serta gedung-gedung yang menjulang tinggi. Ukiran di bibirnya tak pernah pudar sedari tadi, begitu indahnya kota ini.

Ia kembali berjalan menuju ranjang dan duduk sambil merentangkan kedua tangannya, menunggu Laskar selesai, ia menyalakan Ponselnya dan membuka aplikasi Instagram seperti biasa.

Terpikir olehnya untuk mengambil gambar dan mengunggahnya di akun Instagramnya, dengan cepat Liona pun membuka apk kamera dan mulai memfokuskan wajahnya.

Saat hendak mencekrek, Laskar tepat berada dibelakangnya, ikut serta berfoto bersama, untungnya ia sudah memakai baju, meski rambutnya masih basah dan acak-acakan.

Membuat aura kegantengannya di kamera semakin nyata.

"Hih! Ngagetin aja sih!" ujar Liona kesal.

Laskar terkekeh, memilih mengeringkan rambutnya dengan handuk yang ia pegang, sambil berjalan ke arah kaca, membiarkan Liona fokus dengan ponselnya.

"Kalo di upload, aku di tag ya!" seru Laskar, hingga Liona mendongak dan menjulurkan lidahnya, yang bisa Laskar Lihat dari cermin di depannya.

"Gak!"

Laskar tersenyum manis melihat wajah Liona meski hanya di cermin, wajah itu terlihat sangat cantik, membuat jiwa lelakinya semakin menggebu, hasratnya kian tak bisa ia kontrol.

Liona cekikikan sendiri setelah menunggah fotonya bersama Laskar di instagram, selang beberapa menit, sudah banyak komen yang bermunculan, Liona dengan geli pun membacanya, meski tak semua ia baca. Apalagi ia menandai akun milik suaminya, mungkin akan banyak netijen yang akan menghujatnya, ia tertawa memikirkan hal tersebut.

"Nanti malem kita makan di luar yuk!" ucap Laskar tiba-tiba dan duduk di ranjang tepatnya di samping Liona.

"Kamu nggak capek?"

Laskar menggeleng cepat.
"Nggak kok."

"Oke deh."

            
                             ****

Malam harinya, Laskar dan Liona sudah berada di sebuah restoran di kota seoul. Restoran yang besar nan megah, serta banyak pengunjungnya.

Laskar dan Liona duduk di salah satu meja yang dekat dengan jendela Restoran tersebut, sehingga pemandangan Seoul pun dengan leluasa terlihat jelas.

Kemudian Laskar memesan makanan kepada waitres, tak menunggu lama, makanan mereka pun datang, mereka menyantap hidangannya sambil sesekali bercengkrama.

Setelah selesai makan malam, Laskar dan Liona berjalan mengelilingi kota Seoul yang sangat indah di malam hari. Tak lupa mereka memakai jaket kulit tebal khas orang korea, apalagi tahun ini sudah memasuki musim salju, malam ini menjadi malam yang dingin bagi keduanya.

Laskar sudah hafal dengan daerah Seoul , karena ini bukan kali pertama dia menginjakkan kaki di negara yang di beri julukan negeri ginseng alias Korea Selatan. Ia sudah sering kesini dalam konsernya, jika di hitung mungkin sudah 10 kali ia konser di Korea.

Laskar dan Liona sampai di salah satu taman bunga d sekitar air mancur, disana masih banyak orang berlalu lalang, dan masih banyak juga yang duduk, berceloteh ria. Wajar saja, karena baru pukul 8 p.m. Gemerlap lampu yang tergantung dan berjejer rapi d taman tersebut membuat Liona tak bisa untuk tidak memperhatikannya, sedari tadi matanya terus memutar dan melihat betapa indahnya kota ini.

 
Mereka duduk di salah satu bangku yang masih kosong, dengan kedua bola mata yang tak berhenti mengamati kebiasaan orang-orang Korea yang tengah berlalu lalang. Laskar memandangi Liona yang tak henti-hentinya mengukirkan senyum manisnya, gadisnya terlihat sangat bahagia, maka ia pun dua kali lebih bahagia darinya, baginya kebahagiaan Liona adalah sebuah anugrah yang Tuhan beri untuknya.

Sadar akan Laskar yang memperhatikan, Liona memutar wajahnya menghadap pria tampan dihadapannya.

"Liatin mulu!"

Laskar berkedip, kemudiaj ia tersenyum sekilas.
"Hehe, liatin istri sendiri juga!"

Liona terkekeh pelan, udara di Seoul memang tak bisa di ragukan lagi dinginnya, apalagi di malam hari seperti saat ini, ia mengeratkan jaket kulit tebal yang ia pakai, sambil sesekali menguap.

Laskar yang menyadari hal tersebut, lantas memegang kedua tangan Liona, dan menggesek-gesekkan keduanya, serta memberikan napas hangatnya di dalam kedua tangan putihnya.

Perlakuan manis Laskar sukses membuat Liona bungkam sekaligus senang. Ia menatap netra coklat di depannya, Laskar masih terus menyalurkan kehangatan di tangan Liona, sementara Liona tersenyum tanpa henti.

"Udah malem, pulang yuk!" Ucap Laskar.

Liona mengangguk dan menerima uluran tangan Laskar, mereka berjalan meninggalkan taman tersebut, kembali menuju hotel.


Hayyyyyyy, I'm come back :-)
Maap ya, upnya Lama :-(
Akhir2 ini banyak tugas.. Jadi maklumin yaa Readerss.. Jan lupa vomment yaa, I hope u like this part, and see you.

Salam,

                              Maulidakhusna80

LASKAR & LIONA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang