Laskar&Liona 7

7.7K 328 13
                                    

              Happy Reading

Setelah pertunangan kemarin malam, rasanya hidup Liona benar-benar tidak karuan, ia harus menghadapi Laskar yang notabennya sekarang adalah tunangannya. Sungguh demi apapun, ingin rasanya ia mengamuk, tapi tak ada gunanya juga. Seperti saat ini ia sedang menunggu tetangga yang menjadi tunangannya itu menjemputnya. Kedua orang tua mereka sudah memutlakkan bahwa mereka harus selalu berangkat bersama dan pulang bersama.

Sungguh malang nasib Liona.

Setelah pukul 06:40, Laskar datang dengan motor ninjanya.

"Ayo berangkat." Ucapnya.

"Lama banget lo!" dengkusnya.

Laskar hanya menyengir, setelahnya Liona pun akhirnya naik, dan mereka melenggang pergi dengan motor besar itu.
 

                           ****

Sekolah seperti biasa kembali di sibukkan oleh tugas-tugas yang kian menumpuk, siswa-siswi pun semakin tidak karuan dengan keadaan tersebut, tapi apalah daya, sudah tugas seorang murid, apalagi mereka sudah kelas 12, sudah tak ada waktu untuk bercanda, karena 1 bulan lagi ujian kelulusan akan segera di laksanakan.

"Anak-anak, Ibu harap kalian semua segera mempersiapkan diri dan belajar dengan sungguh-sungguh, karena satu bulan lagi adalah hari yang kalian tunggu-tunggu, yaitu Ujian Nasional, Ibu berharap kelas 12 IPA satu ini mendapat hasil yang memuaskan."

Semua murid di dalam kelas pun mengaminkan nasihat Bu Salsa selaku Guru Ipa Biologi, yang paling muda diantara guru yang lain, ya iyalah, nikah aja belum.

"Kalau begitu, pelajaran saya akhiri sampai sini, jangan lupa, kalian catat materi yang baru saya terangkan, terimaksih." Ujar Bu Salsa, kemudian ia keluar dari kelas tersebut.

Setelah Bu Salsa keluar, semua menuruti perkataan Guru tersebut, yaitu menulis catatan yang tadi sudah di tulis oleh sekretaris di papan tulis.

Tak ada suara, semua menulis dengan tenang dan fokus, inilah kelas unggulan yang sebenarnya, meskipun ada juga biangkerok yang membuat nama kelas tersebut tercemar, namun tak memungkiri bahwa kelas tersebut merupakan kelas yang teladan juga unggul dari yang lain.

Setelah mereka selesai menulis materi, mereka mengerjakan soal-soal latihan, 90 ℅ dari mereka mengerjakan, termasuk si sableng, Laskar. Dan 10℅ diantara mereka memilih membaca buku.

Hingga bel istirahat berbunyi nyaring, semua bersorak, dan beruntun keluar kelas untuk segera menuju kantin.

Laskar yang sudah menyelesaikan soal latihan di buku besar itu sedikit merenggangkan jari jari nya yang pegal karena menulis jawaban yang lumayan panjang. Ia melirik sekilas ke arah Liona, mengangkat sedikit sudut bibirnya.

Namun setelah itu, senyumnya menjadi datar ketika cowok itu mendatangi tunangannya.

Laskar langsung bergerak.
"Mau apa lo?" tanyanya masih dengan santai ketika mata tajamnya bertemu dengan mata Langit.

"Apa urusannya sama elo?"

"Ya jadi urusan gue lah!"

Langit tak menjawab, ia malah mengalihkan  pembicaraan dengan Laskar, dan menatap Liona.

"Liona, ke perpus yuk!" ajaknya.

Laskar berdecak.
"Ck, heh, sekarang tuh waktunya istirahat, waktunya makan, bukan baca buku, ada waktunya sendiri dodol!"

"Mau lo apa sih? Gue ngajak Liona, gak nanya elo!"

"Karena Liona mau ke kantin sama gue!"

Langit tertawa.
"Ngapain sama elo? jelas-jelas dia gak suka sama lo!"

LASKAR & LIONA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang