Sakit, mencintai namun harus memendamnya.
Sepulang dari Kampus, bukannya langsung pulang ke rumah, Laskar malah mengajak Liona berkeliling menggunakan mobil sportnya.
Kedua manusia itu kini berada di mobil, satu tangan Laskar memegang kemudi mobil, dan tangan yang lainnya menggenggam tangan Liona.
"Kita mau kemana sih Kar?"
"Jalan-jalan, hari ini kita main sampe puas, okey?"
"Yaudah terserah."
Untungnya, rumah mereka sudah dalam keadaan bersih, karena pagi tadi Liona sudah membersihkannya hingga kinclong. Sekarang, entahlah cowok di sampingnya ini mau mengajaknya kemana, ia hanya ikut saja.
Laskar memberhentikan mobilnya, ketika ia melihat sebuah warung bakso di tepi jalan raya. Warung itu adalah salah satu langganannya, tidak usah ditanya tentang kehigienisannya, meskipun terletak di pinggir jalan, sang penjual sangat menjaga kebersihan. Pembeli pun banyak yang berdatangan di warung yang cukup megah tersebut.
Meskipun ia seorang Aktor, ia tak pernah mau jika ada seseorang yang mengatur tentang pola makannya. Kecuali itu ia akan menurut, jika soal makanan, tidak akan ada yang bisa menghalanginya. Ia juga tak malu seperti kebanyakan artis yang kadang memandang tak suka warung di pinggir jalan, sebagian mungkin ada yang tak sehat, namun bukan semuanya kan? Hanya sebagian?
"Ini kita dimana?"
"Turun dulu yuk!"
Laskar dan Liona turun dari mobil tersebut, Laskar berjalan ke arah Liona dan menggenggam tangannya.
"Aku jamin, kamu bakal ketagihan kalo makan bakso disini!" ia berucap antusias."Masa? Emang orang kaya, kayak kamu pernah kesini?" nada meremehkan Liona keluar.
"Eittss, jangan salah, ini adalah salah satu warung bakso favorit aku, biasanya kalo abis syuting, aku mampir kesini buat makan."
"Ohh gitu, yaudah ayo masuk!" karena penasaran akan ucapan Laskar yang belum tentu benar dan mungkin juga benar. Ia akhirnya berjalan mendahului Laskar menuju warung tersebut. Laskar berjalan mengikutinya dari belakang.
Di dalam warung tersebut terdapat banyak meja, serta tempat duduk yang beralaskan keramik, dan dilapisi oleh karpet. Terdapat lukisan di dinding-dindingnya, membuat gaya warung tersebut sangat keren, ditambah dengan koneksi Wi-Fi gratis bagi pembelinya. Tak lupa pula terdapat tempat untuk mencuci tangan dan beberapa kipas angin yang terpasang disudut ruangan. Karena itu banyak pemuda-pemudi yang datang kemari untuk santap siang mereka, tempat yang bersih, strategis dan tidak membosankan seperti warung bakso pada umumnya.
Liona hampir melongo ketika masuk ke dalam, ternyata apa yang di katakan Laskar memang benar adanya, melihat ke dalamnya saja Liona sudah terkagum-kagum, apalagi mencoba menu utama disini.
Mereka berdua duduk di salah satu bangku itu, kemudian Laskar memesan 2 porsi bakso kepada sang penjual.
Tidak menunggu lama, baksopun diantarkan oleh penjual tersebut, dan Laskar mengucapkan terimakasih.
Liona mencium aroma lezat dari bakso tersebut, kuahnya sungguh menggoda selera, tanpa basa basi ia langsung menyicipi kuah bakso tersebut. Dan rasanya sangat amazing!
"Gimana? Enak kan?" tanya Laskar, ia melihat Liona makan dengan lahap, apalagi sambal yang Liona tambahkan tadi cukup banyak.
Liona tak menggubris ucapan Laskar, ia terus saja fokus memakan baksonya, tak peduli keringat yang sudah mengucur dari dahinya, karena rasa pedas membuat cita rasa bakso terasa lebih nikmat. Di tambah dengan segelas es jeruk, sungguh nikmat mana yang kau dustakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR & LIONA (END)
Storie d'amoreSi selebriti petakilan, ceroboh dan suka julid, dialah Ardaru Laskar Bzezofky. Dan si cewek kalem agak jutek, Angeline Liona Bernadeth. Musuh bebuyutan yang dipersatukan dalam ikatan perjodohan, apakah keduanya siap menghadapi prahara rumah tangga...