Seminggu telah berlalu, dan kini inilah harinya, hari Ujian Nasional di laksanakan, semua siswa-siswi kelas 12 tentu sudah belajar jauh-jauh hari sebelumnya.
Tak terasa tiga tahun itu bagai tiga bulan, semua terasa cepat, padahal rasanya baru kemarin.
Suasana di depan Ruang Ujian itu sangat tenang tanpa kebisingan, siswa siswi kelas 10 dan 11 di liburkan, sehingga membuat kenyamanan saat Ujian lebih terjaga.
Laskar berada di ruang 2, sedangkan Liona di ruang 1, dua ruang itu tercampur, dari kelas 1PA dengan IPS.
Pukul 11 Ujian telah selesai di hari pertama, dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Semua peserta UN pun berbondong-bondong keluar dari ruangan masing-masing untuk segera pulang.
Liona pun sudah keluar, kini ia tengah berjalan menuju gerbang sekolah, bersama dengan kedua temannya.
"Eh Li, tadi gimana soalnya? Ya ampun susah banget tau! Ada yang mending sih, tapi demi apapun susahh!!" Gerutu Natasha yang tak berhenti di sepanjang ketiganya berjalan.
"Ah enggak kok! Lo nya aja gak perhatiin dengan baik soalnya!" Kata Sasha.
"Ah bodo amatlah!"
Liona hanya menggelengkan kepalanya, Natasha dan Sasha masih sama, mereka tak akan pernah berubah, tapi ia bahagia memiliki keduanya.
"Udah, yang penting udah ada usaha sama doa, serahin semuanya sama Tuhan."
Hingga mereka sampai di depan gerbang, Liona juga sudah melihat wajah lelaki yang kini sedang menunggunya, sambil bersandar di pagar gerbang, serta kedua tangan yang ia sedekapkan.
"Abis rumpiin siapa sih? Lama amat keluarnya!" Ketus Laskar.
Liona hanya memutar bola matanya malas, kemudian menatap keduanya temannya.
"Gue pulang dulu yah guys."Natasha dan Sasha menganggukan kepalanya, seraya berkata
"Iya, hati-hati Lio, nanti lo di caplok sama tuh kadal!"Laskar hanya menjulurkan lidahnya tak peduli.
"Biarin kadal, yang penting kadalnya ganteng! Wleee."Setelah itu kedua remaja itu pun melenggang pergi dari SMA yang sebentar lagi akan menjadi kenangan di masa sekolah sebelum masuk ke Perguruan Tinggi.
****Sampailah kedua manusia tersebut di depan gerbang rumah Liona, cewek itu turun dari motor dengan hati-hati, dan melepaskan helmnya.
"Nanti malem belajar bareng gue." Ujar Laskar tiba-tiba yang membuat Liona memelototkan kedua bola matanya.
"Hah? Apa-apaan! Gak, gue gak mau!"
Laskar menghela napas kasar.
"Ih! Lo tinggal nurut apa susahnya sih?!"Liona membalas,
"Emang lo siapa? Lo gak berhak ngatur-ngatur hidup gue ya!""Gue tunangan lo, kenapa?"
"Inget ya! Sangkar! Kita di jodohin itu karena keterpaksaan! Perlu di tempel tuh di jidat lo!"
Laskar hanya memutar bola matanya malas.
"Ya ya terserah, pokoknya nanti malem, gue ke rumah lo, lagian ini juga suruhan Mama Papa, sama Om dan Tante, kalo gak di suruh, gue mah ogah kali!""TERSERAH ELO! GUE MAU PULANG!"
Laskar hanya acuh, tak acuh.
"Yaudah sana pulang! Jangan lupa mandi! Biar gak kaya gembel!"Liona tak segan segan menoyor jidat cowok tersebut.
"KAMPRET LO!"Laskar mengaduh sakit, yang di balas acuh oleh Liona.
"Eh! Sakit tau! Main toyor-toyor aja lo!""Serah gue lah! Udahlah, ladenin cowok kaya lo itu gak guna banget! Byee!!"
****
Pukul 8 p.m.
Benar saja, kini kedua manusia itu kini tengah berada di ruang tamu, sambil berkutat dengan buku Matematika mereka. Dari tadi mereka terus fokus mencatat rumus yang mereka anggap susah, dan seterusnya seperti itu.
Sesekali dahi Liona mengernyit ketika ia menemukan rumus lumayan susah, namun ia akan terus mencobanya sampai akhir.
"Ada yang susah gak rumusnya?" tanya Laskar menatap Liona yang masih fokus terhadap buku catatannya.
Liona menggeleng pelan tanpa melihat ke arahnya, sebenarnya ia masih kesulitan dengan rumus yang saat ini sedang ia geluti.
Laskar yang tak percaya pun langsung merebut buku catatannya dan melihat dimana kesulitan yang sedang dihadapi cewek di sampingnya tersebut.
Laskar langsung membenarkan letak kesalahannya, dan menjelaskannya pada Liona.
"Tuh udah gue benerin, secara keseluruhan udah bener, cuma tadi perkaliannya ada yang salah." jelasnya sambil menunjukan bagiannya yang tertera di buku milik Liona.Liona manggut-manggut tanda ia sudah paham sekarang, makanya dari tadi ia amat kesulitan.
"Thanks!" ia langsung mengambil alih bukunya kembali, dan melanjutkan soal berikutnya.
Hingga jarum jam menunjukkan pukul 10 malam, Liona menenggelamkan kepalanya pada kedua tangannya, ia sudah selesai menghafalkan rumus juga mengerjakan soal-soal yang memang sangat sulit, ia memejamkan matanya sebentar, rasa kantuk sungguh tak dapat ia tahan lagi, hingga dengkuran halus terdengar oleh cowok di sampingnya yang tengah merapikan buku-bukunya.
Laskar melirik Liona yang kini sudah berada di alam mimpinya, ia terkekeh geli melihatnya, saat tidur Lioba terlihat seperti bayi kecil yang sangat imut, namun saat ia bangun, ia akan menjadi serigala jadi-jadian.
"Liona tidur Kar?"itu Suara barito Vito yang menghampirinya, sepertinya ia baru saja mengambil air minum.
" Iya Om, baru aja, eh ternyata udah nyeyak." jelas Laskar.
"Dia emang gitu, yaudah tolong kamu bawa dia ke kamar."
"H-hah?"
Apa perkataannya barusan kurang jelas?
"Kenapa? Om suruh kamu angkat Liona ke kamarnya Kar.""Emangnya boleh Om?"
Vito tersenyum menanggapi.
"Ya bolehlah! Kamu kan caman Om.""Heheh, yaudah Om, aku gendong Liona ke kamar dulu."
Laskar segera mengangkat Liona ala bridal style, jika saat ini Liona tidur sekolah, sudah pasti ia tidak mau menggendongnya ala bridal yang menurutnya sangat alay, namun kini ia di depan orang tua tunanganya.
Laskar memindahkan Liona ke kasurnya dengan hati-hati, takut cewek itu terbangun, dan setelah itu ia menyelimutinya dengan selimut tebal yang sudah ada di kasur king size nya itu.
Laskar menatap sebentar Liona, dan sebuah ukuran kecil tercetak jelas di bibir merah muda cowok tersebut.
Ia pun melangkahkan pergi dari kamar Liona, saatnya ia juga kembali ke rumahnya.
•••••Hari kedua UN du SMA Tanujaya adalah mapel Matematika, mapel yang sebagian besar di benci oleh para murid, namun sebagian besar pula di senangi. Contohnya Laskar, nilai Matematika cowok blasteran Indo-Korea itu bahkan tak pernah turun dari 100-90, jika tidak mendapat 99 maka ia akan mendapat nilai sempurna, yaitu seratus.
Berbeda dengan Liona, cewek blasteran Indo-Thailand itu suka juga dengan Matematika tetapi tidak semahir Laskar, namun nilainya tetap di atas rata-rata.
Semua mengerjakan soal dengan tenang dan fokus, entah jawaban benar atau tidak yang terpenting sudah ada usaha, daripada tidak sama sekali.
Hingga waktu UN mapel itu pun selesai tepat pukul 12 siang. Semua murid kelas 12 itu pun berbondong-bondong keluar dari ruangan mereka. Sungguh surga dunia bagi mereka karena Ujian Matematika telah usai.
Thanks to read
Thanks to read
Thanks to readSaya harap kamu suka :-)
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR & LIONA (END)
RomanceSi selebriti petakilan, ceroboh dan suka julid, dialah Ardaru Laskar Bzezofky. Dan si cewek kalem agak jutek, Angeline Liona Bernadeth. Musuh bebuyutan yang dipersatukan dalam ikatan perjodohan, apakah keduanya siap menghadapi prahara rumah tangga...