Kesibukan kembali mendera Laskar maupun Liona, pagi sekali, mereka sudah berangkat menuju tempat kerja masing-masing, alhasil mereka tak sempat sarapan bersama, namun Laskar mengantar Liona ke kantor terlebih dahulu, lalu ia juga pergi ke lokasi pemotretan.
Liona kembali mengerjakan dokumen tentang kerjasama dengan perusahaan Dirta Grup, GreenGrup dan beberapa perusahaan besar lainnya. Kontrak kerjasama telah selesai, ia pun bisa bernapas lega, memikirkan dokumen dan arsip yang terlampau banyak membuatnya pusing kepala.
Seseorang tiba-tiba mengetuk pintu dari luar, Liona menyahut keras menyuruh entah siapa untuk masuk.
Dan seketika ia berteriak kaget.
"DARREN!"
Darren tersenyum ceria, serta mengangkat satu telapak tangannya pada Liona. Liona.... Ia bertambah cantik saja setelah LULUS kuliah.
Ekspresi Liona terlihat sangat gembira akan kedatangan teman lama atau lebih tepatnya teman baiknya saat di kampus dulu.
"Yaampun, kamu apa kabar?" Liona mendekat ke arah Darren, setelah Lulus Liona lihat Darren semakin tinggi dan terlihat begitu dewasa.
"Aku baik Li, kamu gimana?" tanya Darren.
"Aku juga baik, yaampun kamu kok jadi makin tinggi sih?"
Darren terkekeh, dan mengendikkan bahunya acuh.
"Ya karena aku tumbuh.""Oh, jadi kamu anggap aku nggak tumbuh gitu?"
"Enggak yaampun, baperan amat sih! kamu tuh udah tumbuh, tapi tumbuh ke samping!" Darren tertawa keras membuat Liona bergerak mencubit pinggangnya, Darren merengek meminta di lepaskan, Liona pun akbirnya melepaskan cubitan mautnya.
"Eh, iya, tumben kamu kesini? Ayo duduk dulu Ren."
Mereka berdua duduk di sofa yang terletak di depan meja Liona.
"Kamu nggak inget? Hari ini kan, kita mau kontrak kerja sama."
"Oh iya! Aku lupa, heheheh, untung kamu ingetin."
"Iya, maka dari itu, aku udah dapet beberapa cabang perusahaan yang akan siap menerima presentasi kita tentang dunia perbisnisan, ada sekitar 10 cabang perusahaan besar, dan seperti janji kita dulu, kita bakal bangun perusahaan kita supaya makin besar!"
"Wah, hebat, baru sebentar aja pergerakan kamu udah cepet gitu."
Darren tersenyum bangga, dan menganggukan kepalanya.
"Maka dari itu Li, mulaj besok dan seterusnya, kamu harus ada di perusahaan aku, ya bukan seterusnya sih, kita gantian, dua hari di kantorku, dua hari di kantor kamu."Liona mengangguk paham,
"Oke sih kalo gitu."Laskar menjulurkan tangannya, seraya berkata.
"Deal ya?"Liona menjabat tangannya penuh keyakinan.
"DEAL!""Kamu udah makan siang?" tanya Darren, matanya tak pernah lepas menatap Liona sejak tadi.
"Belum sih," jawab Liona.
"Makan baren yuk, sekalian kita ngobrol tentang rencana bisnis perusahaan, biar kita punya gambaran kedepannya mau gimana."
"Boleh."
-oo0oo-
Dengan langkah gontai, Laskar berjalan menuju ruangan milik Istrinya, atau Direktur dari Perusahaan Bernadeth. Acara pemotretan tadi benar-benar membuatnya lelah tak terkira, dan sore hari pun ia baru bisa selesai.
Tanpa mengetuk pintu, Laskar langsung membukanya dan menampilkan Liona yang juga baru akan memasukan laptopnya ke dalam tas kerjanya.
"My wife." ucap Laskar pelan.
Liona tersenyum sekilas kepadanya, ia mendekat pada Laskar dan mencium pipi kanannya.
"Hubby! I miss you,""I miss you too."
"Kamu capek banget ya Kar?"
Laskar mengangguk pelan, seraya mencium pucuk kepala Liona, kemudian berganti pada kedua pipi Liona, dan menempelkan bibirnya pada bibir milik istrinya selama 5 detik.
"Kalo udah liat kamu, capeknya jadi hilang gitu aja."
Tanpa aba-aba, Liona mencubit pelan hidung mancung Laskar saking gemasnya, apalagi dengan perlakuan manis suaminya barusan.
"Dasar raja gombal!"
"Hehehehe, emang."
"Kamu kok mukanya kek bahagia gitu?" Laskar melanjutkan kalimatnya.
"Hmm, hari ini Darren kesini, buat bahas kerjasama bisnis Perusahaan, tau nggak? Kantornya udah besar banget, dan cabang perusahaan lain pun dengan sendirinya yang minta kerjasama sama dia. Yah seperti kesepakatan, aku sama dia dulu, kalo udah punya perusahaan, bakal kita bangun sama-sama biar makin maju dan berkembang."
"Ohh gitu." ucap Laskar, wajahnya seketika menunjukkan raut kesal yang tertahan, membuat Liona menahan tawanya.
"Utututu, gak usah cemburu Hubby, aku sama Darren cuma temen doang." sambil memegang kedua pipi Laskar.
"Iya, aku percaya my wife."
Percakapan pun mereka sudahi, dan melenggang pergi dari kantor tersebut.
*****
Darren Bratamawijaya.
Darren, pria yang memiliki wajah tampan dan bertubuh tinggi. Ia mudah tersenyum kepada siapapun, namun ia juga memiliki sisi dingin dalam dirinya.
Di usianya yang cukup matang, ia sudah mempunyai perusahaan sendiri, dan atas kerja kerasnya sendiri, tanpa bantuan kedua orang tuanya. Perusahaannya bernama Darren's Group. Ada banyak sekali cabang perbisnisan di dalam Perusahaannya, bahkan sudah terkenal di beberapa negara.
Orang tuanya sangat kaya, sedari kecil Darren memang selalu dimanjakan dengan bergelimangan harta, sehingga apapun keinginannya pasti akan dituruti. Semenjak Darren memasuki SMA hingga perkuliahan, ia sadar bahwa uang bukanlah segalanya, apalagi untuk menjamin sebuah kebahagiaan, sekalipun tak bisa dibeli dengan uang.
Darren memiliki segalanya, hanya satu yang kurang dalam hidupnya, yaitu cinta. Ia masih belum bisa mengikhlaskan seseorang yang mengisi hatinya semasa di Kampus, bahkan tadi siang keduanya baru saja bersinggungan.
Liona.
Entah kenapa rasanya sangat sulit mengeyahkan nama itu dalam hidup Darren, padahal Liona sudah memiliki seseorang yang sangat mencintainya dan juga ia cintai. Berulang kali Darren mencoba , tapi hasilnya tetap sama, nyatanya kini ia semakin.... Mencintai Liona. Pikirannya tak lagi fokus kepada yang lain ketika ia sudah berhadapan dengan Liona, ia sungguh mencintainya.
Darren ingin membuka harapan, harapan agar Liona sadar akan perasaannya kepadanya, ia ingin merasakan sedikit saja cinta Liona, ia ingin menjadi orang yang di cintai olehnya, Ia sungguh menginginkannya.
Sedari tadi Darren menceklak-ceklek lampu pijar tang terletak di meja samping tempat tidur, sambil terus memikirkan wanita yang sekarang tengah mengobrak-abrik seluruh hidupnya.
Apakah masih pantas jika ia merebutnya dari Laskar? Demi apapun, ia juga sangat mencintainya, ia rela melakukan apapun demi kebahagaan Liona, Darren hanya ingin hidup bersama Liona.
Uhukkkkk!
Huay! Update! Gimana dama part ini? Ada manis2nya gak? Awokawok.Jangan lupa terus ikutin yah! Pencet tombol bintang juga jan lupa!
LaskarLiona?
DarrenLiona?
Salam,
Maulidakhusna80
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR & LIONA (END)
RomansaSi selebriti petakilan, ceroboh dan suka julid, dialah Ardaru Laskar Bzezofky. Dan si cewek kalem agak jutek, Angeline Liona Bernadeth. Musuh bebuyutan yang dipersatukan dalam ikatan perjodohan, apakah keduanya siap menghadapi prahara rumah tangga...