Tergesa-gesa.
Kalimat yang cocok untuk Liona, tidak biasanya ia bangun telat seperti pagi ini, ia melangkahkan kakinya cepat menuju lift. Memencet nomor 12, dimana ruangan Darren berada. Saat ia memasuki kantor Darren, semua mata pegawai menatapnya tanpa berkedip, entah terlalu cantik atau menatap rautnya yang sepertinya kesal.
Liona mengetuk pelan pintu ruangan Darren, setelah di beri ijin, Liona pun masuk dengan hati-hati.
"Hai Dar." ia menyapa pria yang duduk di hadapannya, yang langsung mendongak.
"Eh Lio-" belum selesai Darren menyelesaikan kalimatnya, Liona sudah memotong dengan mengepalkan kedua tangan di hadapannya sambil memohon.
"Maaf ya, hari ini aku telat, maaf bangett, nggak biasanya juga bangun kesiangan."
Darren hanya terkekeh sebagai respon,
"Nggak papa kali, ini juga baru jam setengah delapan.""Ya tapi bagi aku, itu udah terlambat."
"Oke-oke, gak papa, aku maafin kok keterlambatan kamu."
"Kita langsung bahas Lio?"
"Ayo!"
Dan sampai berjam-jam mereka melakukan diskusi tentang bisnis yang akan mereka kerjakan untuk kedepannya, membahas rancangan, konsep, dan sebagainya. Memang bisa dibilang, keduanya tipe manusia yang berambisi, memiliki cita-cita yang tinggi dalam kemajuan perekonomian, memajukan dan mengembangkan ekonomi.
Setelah berdiskusi berdua, Darren dan Liona kemudian mempresentasikannya kepada para pegawai, dan para pegawai kebanyakan setuju dengan program baru maupun program lama yang akan di perbarui, ide-ide Darren maupun Liona memang selalu mengesankan, tidak banyak wirausahawan yang cerdas seperti mereka.
Rapat berakhir pada pukul 13 siang, Liona kembali ke ruangan Darren, begitu juga Darren. Liona menghempaskan dirinya pada badan sofa yang empuk, seraya memejamkan matanya dan menghembuskn napasnya lelah.
Sementara Darren kembali duduk di kursinya, sambil menatap Liona geli, senyumnya tak pernah luntur sejak bersama Liona.
"Capek banget Lio?"
"Hmm." Liona hanya bergumam, lantaran rasa kantuk yang tak bisa ia kendalikan.
"Makan siang dulu yuk!"
Mata Liona kembali terbuka pelan, seraya mengangguk semangat.
"Ayok!""Hahahah, kalo makan aja semangat ya kamu!"
"Herrrr, namanya juga laper." ia berjalan mendahului Darren keluar dari ruangan tersebut, tentu Darren langsung mengikutinya dari belakang.
Darren dan Liona duduk bersama disalah satu bangku kantin di kantor Darren. Mereka fokus dengan makanan di atas meja karena lapar yang luar biasa. Darren memandang Liona yang makan dengan sangat lahap, dan ia menyukai itu, ia menyukai setiap hal yang di lakukan oleh Liona.
"Oh iya Li, kabar suami kamu gimana?"
"Baik Ren, dia juga lagi sibuk syuting." ucap Liona kemudian meneguk air mineralnya hingga tersisa setengah.
"Oh gitu."
"Tumben kamu tanya tentang Laskar."
"Cuma mau tau aja hehe."
"Kalo kamu sendiri? Udah dapet seseorang belum?"
Darren tersedak saat Liona berkata demikian, ia cepat-cepat meminum air di atas mejanya.
"Ya ampun, sampe batuk-batuk gitu, makanya kalo makan pelan-pelan!" ujar Liona seraya menepuk pelan punggung Darren.
"Aku belum nemu Li."
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR & LIONA (END)
RomanceSi selebriti petakilan, ceroboh dan suka julid, dialah Ardaru Laskar Bzezofky. Dan si cewek kalem agak jutek, Angeline Liona Bernadeth. Musuh bebuyutan yang dipersatukan dalam ikatan perjodohan, apakah keduanya siap menghadapi prahara rumah tangga...