Laskar&Liona 30

4.2K 159 0
                                    


               Happy Reading


Pagi-pagi sekali, Liona sudah bangun dan memasukkan barang-barang ke dalam koper, begitu juga dengan milik suaminya. Karena hari ini mereka akan kembali ke Indonesia, tepatnya pukul 12 siang nanti.

Setelah dirasa tak ada yang tersisa, ia menutup kembali koper dan menuju ke kamar mandi. Selesai mandi, Liona bersiap dengan mengenakan kaus panjang kasual dan celana jeans hitam pekat. Ia menguncir rambut panjangnya dan memoleskan sedikit bedak di wajahnya. Ia memandangi dirinya sendiri di cermin, penampilannya sudah cukup lumayan, pikirnya.

Kemudian beralih untuk membangunkan bayi besarnya yang masih setia memejamkan matanya bahkan belum ada tanda-tanda ia bangun.

"Kar, bangun Kar! Udah siang!" ia menoel-noel pipi Laskar seraya menarik selimut yang dikenakannya, hingga Laskar meringsut kedinginan.

Laskar mengerjap,
"Lioo... Dingiinnn.. Siniin selimutnyaa!" gerutunya.

Liona berkacak pinggang, dan menatapnya tajam.
"Udah siang Laskar! Kita harus siap-siap, kalo ketinggalan pesawat gimana?"

Laskar mendesis kesal, dan beranjak dari kasur.
"Iya-iya, aku mandi dulu." Liona pun tersenyum sumringah, kini saatnya menyiapkan sarapan.

Selesai Laskar mandi, sarapan sudah siap di atas meja, ada spageti dan juga orange jus. Matanya berbinar tak sabar untuk melahapnya.

                            *****

Welcome to Indonesia

Setelah menempuh penerbangan selama 2 jam, akhirnya Pasangan yang akhir-akhir ini sering diperbincangkan oleh publik telah sampai di bandara soekarno-hatta. Mereka tengah menunggu taksi datang, dan beberapa menit kemudian taksi pun datang, mereka segera menaiki taksi tersebut menuju rumah yang amat mereka rindukan.

House

Laskar dan Liona turun dari taksi sambil mendorong dua koper mereka yang amat besar, ketika sudah sampai di depan gerbang rumah, kedua orang tua mereka sudah berbaris rapi di tempat.

Keduanya pun mendekat ke arah Laskar dan Liona seraya memeluk keduanya.

"Ya ampuunn kangen banget sama kamu Nak!" ucap Shreya memeluk Liona sampai napasnya sesak karena terlalu eratnya. Bukannya merindukan putra semata wayangnya ia malah merinduknn menantunya yang amat cantik itu. Yah, begitulah Shreya.

Sama halnya dengan Sandrina, bukannya menghampiri Liona ia malah  mendekati Laskar dan mengusap-usap rambutnya, seraya mnngatakan bahwa ia merindukan menantu tampannya tersebut.

"Gimana Kar? Berhasil kan?", Aldian, papanya yang konyol, langsung merangkul dan menanyakan hal yang sangat sensitif yang hanya di pelototi Laskar, wkwkwk.

Sementara Liona tersenyum menanggapi ocehan Ayah mertuanya sambil sesekali melirik ke arah Laskar, mengingat kembali malam dingin saat itu, di korea.

Setelah melepas rindu bersama, semua manusia itu masuk kedalam rumah Laskar dan Liona, mungkin menagih oleh-oleh yang sebentar lagi akan diobrak-abrik oleh Shreya dan Sandrina.

Dan benar saja, baru saja Liona meletakkan kopernya, Sandrina dan Shreya langsung membuka Koper tersebut dan mulai mengacak-acaknya, Liona hanya geleng kepala melihat kedua Mamanya yang sangat agresif bila menyangkut oleh-oleh.

Laskar memilih tak meladeni, ia merebahkan tubuhnya di sofa yang selama ini amat di rindukan, sementara kedua Papanya sibuk mengobrol dan menonton televisi.

Hingga pada pukul 8 malam, kedua orang tua Laskar maupun Liona kembali ke rumah masing-masing, tentunya dengan membawa oleh-oleh yang di belikan keduanya di Korea.

Liona maupun Laskar pun dapat bernapas lega, akhirnya suara bising kedua orang tua mereka tak terdengar lagi, kini mereka pun bisa tidur dengan nyenyak.

Berada di dalam satu selimut, saling menyalurkan kehangatan, dan memejamkan mata bersama.

Tak akan mengira apa yang akan terjadi besok, lusa dan seterusnya. Kini mereka hanya tahu, bahwa sekarang dan selamanya jika masih ada cinta, semuanya tak akan rumit, meski keadaan terlanjur merumitkannya.

Laskar, musuh yang dulu amat Liona benci, kini menjadi manusia yang ia cintai sepenuh hati, segenap jiwa.

Liona, perempuan yang amat Laskar benci juga, sekarang menjadi tulang rusuknya, dan ketika tulang rusuknya hilang, maka ia pun perlahan akan pudar.

Ini kisah mereka yang menjalani hidup bahagia, sedih, kemudian bahagia kembali. Mereka yang memilih tetap bertahan, atau berpihak pada ego besar yang mereka miliki. Akan datang waktunya saat badai menerpa mereka, sedikit demi sedikit, merenggangkan keduanya dalam sebuah hubungan. Cinta, kasih sayang, ego, pekerjaan, semuanya di pertaruhkan. Mungkin, saat ini, detik ini, mereka bahagia, tapi, Lusa? Dan tahun berikutnya? Siapa yang akan menjamin? Hanya takdir. Takdir yang akan membawa keduanya menuju jalan, jalan bersama atau kembali pada jalan masing-masing.





Huyyy gess, I'm comeback/yuhuu..
Moonmaap ya kalo part ini dikit, eheeh, karena kalo ku tulis lagi pasti bakal kepanjangan dan banyak typo :v, jadi untuk part selanjutnya baru kutulis, and then, mungkin part Laskar Liona happy sampe chapter ini awokawok, selanjutnya, kalian akan tenggelam bersama dalam they problems, jadi siap-siap aja ya guys! Saya harap kalian suka sama part ini yeah! Jan lupa voteee, keep spirit to me :-(

POSENG ABIS UASS :-(

See you in the next chapter.

Salam,

                                    Maulidakhusna80

LASKAR & LIONA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang