05

10.1K 563 3
                                    

"Bibi Yuri aku dapet nilai bagus di sekolahhh" teriak Minju menghampiri Yuri dan bi Lia.

"Wah benar?" tanya bi Lia.

"Iya bibi, Minju seneng banget. Minju pengen kasih tau Mamah sama Ayah" kata Minju tersenyum bahagia.

"Telepon aja mereka. Nih pake ponsel aku aja eonnie" Yuri memberikan ponselnya kepada adiknya.

"Apa bakal diangkat? Kan Ayah sama Mamah sibuk sama konser mereka?" Minju bertanya dengan wajahnya yang di tekuk.

"Kita coba dulu saja, Yuri yakin pasti bakal diangkat" jawab Yuri. Ia tersenyum agar meyakinkan adiknya.

"Iya deh, Minju coba"

Minju lalu menelepon nomor mamahnya dahulu.

"Yeoboseyo Yuri ada apa nak?"

"Ini bukan Yuri mah ini Minju"

"Oh, Minju? Mamah kangen banget sama kamu, apa disana baik-baik saja?"

"Iya Mah Minju juga kangen sama Mamah, disini baik-baik aja Mah"

"Oh iya ada apa kamu telepon Mamah?"

"Mamah tau tidak?" Minju sekarang berubah menjadi bahagia.

"Emm.. Tidak, memang ada apa?"

"Minju dapet nilai bagus di kelas Mah. Terus kata guru juga Minju dapet nilai paling sempurna di kelas" Minju tersenyum bahagia.

"Jinjja? Anak Mamah memang pintar, kamu dan kakak kamu memang anak Mamah yang paling pintar. Apa Ayah kamu tau tentang ini? Pasti kalau dia tau dia senang sekali"

"Ayah belum tau, aku akan menelepon Ayah setelah ini"

"Telepon saja Ayahmu dia sedang tidak ada jadwal sekarang. Kamu mau sesuatu apa dari Mamah?"

"Aku hanya ingin Mamah dan Ayah cepat pulang, aku tidak mau apa-apa lagi aku cuman ingin itu saja" suara Minju terdengar lirih di telinga Rose.

"Kalo Mamah tidak bisa pulang sekarang, Mamah masih banyak jadwal yang harus di selesaikan. Kalau Ayahmu pasti dia akan pulang minggu ini karena jadwalnya sudah selesai. Maafkan Mamah ya"

"Tidak apa Mamah, Minju sama Yuri  tau kalau Mamah ingin sekali pulang kesini tetapi tidak bisa. Minju sama Yuri juga sudah bahagia kalau Ayah akan pulang minggu ini. Dan Mamah tidak usah minta maaf seperti itu"

"Yasudah telepon saja Ayahmu sekarang, Mamah sudah di panggil oleh staf. Nanti Mamah akan telepon kamu lagi, arraseo?"

"Arraseo Mah"

Pip!

"Bagaimana eonnie?" tanya Yuri.

"Kata Mamah nanti Mamah bakal nelepon lagi, terus katanya Ayah bakal pulang minggu ini" jawab Minju.

"Jinjja?" tanya Yuri.

Minju mengangguk.

"Yaudah aku mau telepon Ayah dulu" kata Minju.

Tidak butuh waktu lama telepon itu diangkat oleh Jimin.

"Yeoboseyo Yuri ada apa sayang?"

"Ini aku Minju Ayah buka Yuri"

"Minju kenapa kamu telepon Ayah pake ponsel kakakmu?"

"Ponsel Minju habis batreinya Ayah"

"Iya, kamu mau apa telepon Ayah?"

"Ayah Minju dapet nilai bagus di kelas dan kata guru Minju gak pernah dapet nilai jelek"

"Wah anak Ayah memang pintar, tapi kamu tidak boleh senang dulu kamu harus rajin belajarnya jangan main ponsel melulu kasih tau juga kakakmu oke?"

"Oh iya, mau hadiah apa dari Ayah atas nilai bagusmu itu?"

"Minju gak mau apa-apa Ayah, Minju cuman pengen Ayah sama Mamah cepet pulang"

"Ayah sebentar lagi pulang, kalo Mamah kamu masih banyak jadwal. Kamu beneran gak mau hadiah lainnya? Atau mau Ayah belikan sesuatu disini?"

"Minju pengen buku cerita yang bagus Ayahh"

"Nanti Ayah belikan untukmu. Kakakmu dia ingin apa?"

"Sebentar Ayah Minju tanyain dulu"

Minju menjauhkan ponselnya dari mulutnya, "Yuri kata Ayah ingin oleh-oleh apa?" tanya Minju sedikit berbisik tapi masih bisa di dengar Jimin. Jimin yang mendengarnya pun terseyum bahagia.

"Beritahu Ayah aku ingin novel yang terbaru" balasnya.

"Oke"

Minju kembali mendekatkan ponselnya.

"Ayah katanya Yuri ingin novel yang terbaru"

"Iya nanti Ayah belikan. Ayah tutup dulu, karena Ayah sedang membereskan barang-barang Ayah. Bye bye sayang"

"Bye Ayah"

Pip!

To be continued

Family | BlacktanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang