30

5.6K 353 9
                                    

"Papah mamah kapan pulang?" tanya Soobin.

"Tadi mamah telpon papah katanya lagi di jalan sekarang. Tunggu sebentar aja ya" jawa Jin.

"Oh iya apa adik kamu udah makan?" tanya Jin.

Soobin menggeleng, "Belum pah. Kemarin juga makannya harus di bujuk sama Junkyu hyung" jawab Soobin.

"Terus kemana Junkyu? Suruh dia buat bujuk adik kamu makan" kata Jin.

"Hyung gaada pah. Dia lagi keluar sama temennya, coba sama papah aja bujuknya" usul Soobin membuat Jin berpikir sebentar lalu mengangguk mengiyakan.

"Yaudah papah keatas dulu" ucap Jin. Soobin mengangguk.

Tok..tok

Jin sudah mengetuk pintu kamar Wonyoung tetapi daritadi tidak ada sahutan dari dalam.

"Wonyoung ini papah" ujar Jin.

Hening. Tidak ada jawaban dari dalam.

"Wonyoung! Kamu ada di dalam gak?! Jawab papah!!" teriak Jin.

Tiba-tiba terdengar suara orang berjalan membuat Jin menghela nafas lega.

Lalu pintu terbuka menampakkan anak perempuan berambut panjang dengan rambutnya yang masih basah bertanda ia selesai mandi.

"Ada apa pah?" tanya Wonyoung cuek. Karena ia masih marah ke papahnya.

"Ini makan, kamu kan belum makan. Terus jam segini kamu baru mandi?" tanya Jin.

Wonyoung mengambil piring ditangan Jin, "Terserah aku mau mandi kapan aja, itu bukan urusan papah" Wonyoung langsung menutup pintunya.

"Apa aku yang salah disini?" gumam Jin. Lalu ia pergi menuju kamarnya.

Soobin sekarang sedang berada diruang tamu, ia sedang memakan cemilan sambil menonton tv.

Tok..tok

Soobin memberhentikan aktivitasnya lalu ia menoleh kearah pintu.

"Siapa sih, ganggu aja!" kesal Soobin lalu berjalan menuju pintu sambil menghentakkan kakinya.

Ia membuka pintunya. Betapa terkejutnya ia saat melihat wanita yang selama ini ia rindukan siapa lagi kalau bukan mamahnya Jisoo.

"Mamah!!" teriak Soobin lalu memeluk Jisoo.

Jisoo membalas pelukannya, lalu ia mengusap lembut punggung anak lelakinya itu.

"Kenapa mamah gak langsung masuk aja? Kenapa harus ketuk pintu dulu?" tanya Soobin wajahnya mendonggak keatas agar bisa melihat wajah mamahnya itu.

"Pintunya kan dikunci. Kalau enggak di kunci juga mamah bakal langsung masuk" jawab Jisoo. Soobin langsung menepuk pelan keningnya.

"Hehe maaf mah kiarin Soobin gak dikunci"

Soobin melepas pelukannya lalu ia mengambil koper Jisoo dan membawanya ke dalam.

"Mamah duduk dulu biar Soobin ambilin minum buat mamah" kata Soobin.

Tidak perlu menunggu waktu lama akhirnya Soobin datang dengan membawa segelas air putih ditangannya.

"Ini mah" Soobin memberikan minum itu lalu dengan senang hati Jisoo mengambilnya lalu meminumnya.

Jisoo menyimpan minum itu di meja, lalu ia melihat kearah Soobin.

"Dimana papah, Junkyu sama Wonyoung?" tanya Jisoo.

"Papah sama Wonyoung ada dirumah tapi Junkyu hyung lagi main sama temannya" jawab Soobin.

Jisoo mengangguk, "Mau Soobin panggilin papah sama Wonyoung?" tawar Soobin.

"Boleh"

"Papah! Wonyoung! Mamah udah pulang!" teriak Soobin.

Dapat mereka berdua lihat disana Jin dan Wonyoung tengah berlari kecil kearah mereka dengan wajah yang berbinarnya.

"Mamah!!" teriak Wonyoung lalu memelum Jisoo dengan erat.

Jisoo membalas pelukannya, "Mamah Wonyoung kangen. Kenapa mamah lama pulangnya" kata Wonyoung.

"Ini mamah udah pulang" ujar Jisoo.

"Papah gak di ajakin?"

Mereka berdua menoleh, "Gausah ajakin papah!" teriak Wonyoung.

Jisoo kaget melihat anak perempuannya bersikap seperti itu, ia langsung melepas pelukannya lalu menatap Wonyoung heran.

"Kamu kenapa begitu ke papah?" tanya Jisoo sedikit kesal tetapi ia berusaha berbicara dengan lembut.

Wonyoung diam tidak menjawab. "Dia lagi marah sama papah mah" jawab Soobin.

Jisoo menoleh kearah Soobin, "Marah kenapa? Apa papah marahin kamu?" tanya Jisoo ke Wonyoung.

Wonyoung masih diam ia tidak mau menjawab, Wonyoung hanya menundukkan wajahnya.

Ceklek..

Suara pintu terbuka membuat mereka menoleh keasal suara. Disana terdapat Junkyu yang sedang berjalan kearah mereka.

"Mamah kapan pulang?" tanya Junkyu lalu duduk di sebelah Soobin.

"Baru tadi" jawab Jisoo.

Junkyu hanya menganggukkan kepalanya lalu ia menoleh kearah Wonyoung.

"Wonyoung udah makan?" tanya Junkyu.

Wonyoung melihat kearah Junkyu lalu ia mengangguk.

"Bagus kalo begitu. Soobin yang kasih makannya?" tanya Junkyu.

"Bukan. Tapi papah" jawab Soobin.

"Papah? Emang udah baikan?" tanya Junkyu lagi.

"Belum" jawab Jin.

"Emangnya ada masalah apa selama mamah gaada?" tanya Jisoo ke Junkyu.

"Waktu itu Wonyoung mau main kerumah temennya tapi sama papah gak di bolehin jadi Wonyoung marah ke papah" jelas Junkyu.

"Oh itu masalahnya. Emangnya kenapa kamu gak ngebolehin dia main kerumah temennya?" tanya Jisoo ke Jin.

"Kamu tau kan masalah yang terjadi ke anak kita waktu itu" kata Jin membuat Jisoo langsung mengangguk.

Ia paham sekarang kenapa Jin gak ngebolehin anak perempuannya ini main sama temennya.

Jisoo mendekat ke Wonyoung lalu ia mengusap lembut punggung anaknya itu.

"Kamu seharusnya jangan marah ke papah karena hal kayak begitu. Papah gak ngebolehin kamu karena dia punya maksud baik" kata Jisoo.

"Papah gak mau kejadian waktu itu ke ulang lagi jadi papah gamau kamu main sama temen-temen kamu gara-gara itu" lanjut Jisoo.Mata Wonyoung berkaca-kaca.

"Papah punya maksud baikkan? Jadi kamu jangan marah lagi ke papah kamu" kata Jisoo.

Wonyoung langsung berlari kearah Jin dan memeluk papahnya itu lalu ia menangis.

"Hiks papah maafin Wonyoung. Wonyoung udah marah-marah ke papah. Sekarang Wonyoung tau papah ngelarang Wonyoung main karena papah punya maksud baik" kata Wonyoung sambil menangis.

Jin tersenyum, "Papah udah maafin kamu. Papah juga minta maaf papah gak seharusnya waktu itu bentak-bentak ke kamu" kata Jin.

"Hiks Papah gausah minta maaf, Wonyoung emang salah jadi papah berhak marahin Wonyoung" kata Wonyoung.

"Iya-iya papah maafin"

Mamah dateng kerumah lagi semuanya jadi tersenyum lagi, waktu mamah gaada suasananya sepi. Makasih mah batin Junkyu.

To be continued

Jangan lupa vote sama komennya yang banyak!💚
Sidersnya banyak yang vote sama komen dikit'(
Bisa gak sih hargain karya orang, apa susahnya cuman vote sama komen aja itu udah buat aku seneng.

Family | BlacktanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang