"Awalnya hidupku biasa saja, lalu kamu datang melesat seperti meteor. Terang benderang dan menyilaukan. Saat kamu pergi membawa pendarnya, duniaku mendadak gelap, lebih pekat dari sebelumnya. Mencoba seperti biasa pun rasanya sulit. Aku tertatih"
****
Semuanya terasa berat. Rencana indah itu semuanya berantakan. Terlalu picik untuk bersikap baik-baik saja, nyatanya gue terpuruk dalam. Segila ini gue mencintai lo, Kim Jong 'brengsek' Dae!!!
Bang Suho tahu, Irene terpaksa memberitahunya karena dia tak tega melihat gue menjalani hari seperti mayat hidup. Sudah 3 hari ini gue bolos kuliah, padahal beberapa hari lagi gue berangkat KKN tapi semangat gue menguap tak berbekas. Bayangan perkebunan yang cantik seolah tak lagi membuncahkan imajinasi gue. Terlebih mengingat kalau tempat itu adalah pilihan Mas Dae. Ah, bahkan menyebut namanya seperti ini rasanya terlalu memilin perih.
"Na, sarapan dulu ya!" Irene membuyarkan lamunan gue. Dia turut duduk di sofa.
"Duluan aja, gue nanti makan sendiri"
"Lo makan sekarang atau gue cerita semuanya ke Papah!!"
Gue menoleh cepat. Heol, sejak kapan muka songong itu ada di belakang gue??!!! Sama Kak Dyo??
"Ngapain kalian kesini?"
"Pengen liat mayat, sebelum bener-bener ngambang di Sungai Han" - Kak Dyo
Nih orang jarang mangap, tapi sekalinya njeplak selalu pengen nampol rasanya.
"Makan!! Habis itu kita ngomong!!" Bang Suho mendahului kita semua ke meja makan. Mati lah gue, sidang pleno!!!
Kami berempat sarapan dalam diam. Tak ada yang berani mengucap apapun. Apalagi gue, pikiran gue terlalu sibuk mencari jawaban apa yang bakalan gue lontarkan ke Bang Suho nanti. Dia pasti bertanya banyak hal.
Selesai sarapan gue bantu Irene mencuci piring. Lebih tepatnya gue pura-pura bantu, membunuh waktu agar lebih siap menghadapi kenyataan.
"Sana duduk, oppa udah nungguin!"
Gue menghela nafas kasar. Gue pandang Irene dengan tatapan memelas, meminta perlindungan. Brengseknya, dia malah tersenyum sambil menggeleng. Sial, gue harus berjuang sendiri!!!
Gue pergi ke sofa, duduk di depan Bang Suho dan Kak Dyo. Mata mereka menatap ke gue. Kak Dyo sih biasa aja natapnya, tapi ini abang gue kayak mau nembak laser pake matanya. Gue mengkeret.
"Cerita sekarang!!!"
"Tentang apa?"
"Lo cerita atau gue samperin dia sekarang dan ngehancurin mukanya??!!"
"Ho" Kak Dyo menenangkan. Duh kak, kenapa gue ga kenal lo duluan sih?? Kan dedek termehek-mehek sama kedewasaan lo.
"Gue bingung mau cerita darimana?" gue tarik nafas sebelum melanjutkan bicara.
"Jujur gue belum lihat sendiri ataupun dapat jawaban langsung dari mulutnya. Tapi temen sekelas gue udah lihat dan denger sendiri anak itu panggil dia 'daddy'. Beberapa hari lalu gue minta dia untuk pergi, saat itupun dia tetep ga cerita apapun" susah payah ini gue nahan nangis. Jujur gue capek nangis mulu, tapi air mata gue sama sekali ga bisa diajak sekongkol.
Gue hanya menunduk, sama sekali ga berani natap Bang Suho. Dia juga masih diam. Suasana hening, hanya terdengar suara kucuran air dan gesekan piring dari dapur. Pengen rasanya gue kabur ke dapur juga, menghindari tatapan menjengahkan ini.
"Gue boleh ikutan ngomong?" - Kak Dyo
Masih hening.
"Gue kenal Chen lebih dulu dari pada lo, Ho. Gue berani sumpah, dia emang belum pernah pacaran atau jatuh cinta sama cewek. Banyak cewek yang ngedeketin pun dia sama sekali tidak tertarik. Agak janggal kalau tetiba dia punya anak seperti ini. Tapi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married You X KJD ✅
RomanceCOMPLETED ✅ 🔞🔞🔞 Highest rank #1 in chen (14 - 08 - 19) #1 in kimjongdae (14 - 08 -19) #1 in chenexo (24-02-20) Tak pernah terbayangkan kalau dijodohkan itu bakal seseru ini - KIM JONG DAE Gue dijodohin sama seseorang yang bahkan gue ga tau wajah...