#17

2.2K 156 0
                                    

Terhitung sudah 3 hari gue tinggal di apart Irene. Selama itu pula Mas Dae masih berusaha untuk menelpon gue, bahkan chat Line darinya tembus notif 999+ gila kan??!! Tapi gue tak berminat sama sekali untuk membukanya.

Di lain sisi, Baekhyun terus menerus merengek agar gue pulang. Dia mulai jengah dengan gangguan dari Mas Dae yang menerornya tak kenal waktu. Bahkan Mas Dae mendatangi rumahnya, membujuknya agar memberi tahu gue ada dimana.

Kadang gue berpikir, laki gue agak bego juga ya?? Kenapa dia sama sekali ga kepikiran kalau gue ada di apart Irene?? Iya sih, gue emang jarang menceritakan tentang Irene. Mungkin karena itu dia tak membayangkan kalau gue bisa ada disini.

"Sarapan dulu Na, udah gue bikinin nasi goreng tuh!"

"Hmmm"

"Na, belum kepikiran buat pulang?"

"Lo ngusir gue?!"

"Iya!! Lo ga sadar udah gue usir dari kemarin-kemarin?? Kasihan tunangan lo!! Terlepas dia salah atau ga, dia juga berhak buat ngasih penjelasan!"

Ini nih, mulai males deh gue kalau bahasan Irene kayak gini. Emang dari awal dia tuh agak condong ke Mas Dae. Sebenernya dia itu temen siapa sih?! Bete gue!!

Agar tak berkepanjangan, gue mulai sarapan aja. Gue bantah omongannya malah bikin panjang dan makin bikin emosi. Suapan pertama nasi goreng yang masuk mulut gue membuat gue terdiam. Tetiba gue inget Mas Dae pernah masakin gue nasi goreng yang enak banget. Tanpa sadar air mata gue menetes.

"Lo kenapa nangis? Ucapan gue nyakitin?" Irene sudah ada di samping gue.

Gue kangen Mas Dae. Pengen banget gue mengucapkan itu, tapi ego gue terlalu tinggi untuk mengakuinya. Apalagi di depan Irene yang dari awal sudah tak setuju dengan pelarian gue.

Gue hanya mampu menggeleng. Meneruskan sarapan perlahan dengan tetap terisak. Gue sakit hati, gue marah, gue kecewa, tapi lebih dari semua itu gue kangen tunangan gue!

Selepas sarapan gue cuci piring sekalian beresin dapur yang sebenernya ga terlalu berantakan sih. Cuman gue bingung mau ngapain. Beres semua gue naik ke kamar Irene, lagi pengen males-malesan. Sementara Irene tentu saja nonton variety show ga jelas kesukaannya.

Baru saja beberapa menit memejamkan mata, teriakan Irene menggema di telinga gue. Ada apa lagi ini Si Nyai Ronggeng?!!

"NANAAAA!! TURUUUNN!!"

Dengan langkah malas gue turun.

"Woy sans napa, suara lo kek toa balai desa!"

Dia hanya mengayunkan tangan menyuruh gue untuk turun dengan cepat. Dari ekspresi wajahnya gue bisa melihat ada yang tidak beres. Kenapa lagi??

"Apaan sih Ren??! Gue lagi peng..." kalimat gue terputus, tenggorokan gue rasanya mendadak kering. Dia, lelaki itu, orang yang selama 3 hari ini bikin mood gue seperti roller coaster berdiri tepat di depan gue. Mata itu, obsidiannya, yang gue rindukan menatap gue sendu.

"M-m-maas??"

Tanpa kata atau permisi, dia melangkah cepat, menghampiri lalu memeluk gue. Harusnya sekarang gue tampar dia. Jika itu sulit karena gue sekarang didekap, tapi harusnya gue masih bisa meronta dan memukul dadanya. Mendorongnya melepaskan pelukan sambil mengeluarkan segala umpatan sarkastik yang rutin gue keluarkan selama beberapa hari ini.

Tapi nyatanya, gue malah membalas pelukannya. Gue malah menangis di pelukannya. Semua ego yang gue pertahankan selama 3 hari ini mendadak menguap tanpa bekas. Dia semakin mengeratkan pelukan, mencium puncak kepala gue berkali-kali.

"Maaf!" hanya itu yang dia ucapkan tapi cukup membuat tangis gue semakin keras.

Tangisan makin menjadi dan dia makin mengeratkan pelukan. Gue sesak nafas, tapi bukan sakit seperti beberapa hari lalu. Kali ini sesak nafas pun seolah bisa gue terima dengan senang hati.

Married You  X  KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang