Setengah jam sebelum jadwal keberangkatan..
"Gugup amat buk?" tanya bang Rendra sama gue tiba tiba setelah beberapa waktu kita hening.
"Engga kok, engga.." kata gue sambil pura pura b.aja.
"Keliatan wee mo boong hayolo.." goda bang Rendra.
"Anjir gapercaya sii." kata gue lagi.
"Santuy dong, ada abang disini asek." kata bang Rendra lagi.
"Iyaa okay iyaa." kata gue lagi.
Sedikit terbesit pikiran aneh,
apa mungkin tiba tiba Delta kesini nyamperin gue dan nahan gue buat ngga pergi?
Jawabannya adalah : gue bego.
Ya ngga mungkin lah.
Siapa lo.Sadar nying :"Yaa kali aja kan yah, kayak di film film romansa gitu yakan :*
Tapi ngga mungkin lahh.
Dia adalah alasan kenapa aku pergi, dan ngga mungkin juga dia adalah alasanku untuk tetap disini.
Gak akan.Jika dia menahanku untuk tetap disini, mengapa dia harus membuatku ingin pergi?
Tidak.
Ini adalah keputusan.
Bukan siapa yg pergi, dan siapa yg tetep disini.
Ga akan lupa, aku adalah manusia terbodoh yg ada di dunia ini.
Memang benar adanya.
Aku mencintai orang yg bahkan tak pernah sedikitpun mencintaiku juga.
Sementara aku justru menolak seseorang yg benar benar tulus mencintaiku apa adanya.
Dan bodohnya lagi, aku menolaknya dengan alasan menjaga hati untuk orang lain.
Apakah orang itu juga menjaga hatinya hanya untukku? tentu tidak.
Ini yg dibilang kebodohan yg sesungguhnya.
Aku benar benar muak dengan apa yg telah kualami, dengan semua hiruk pikuk duniaku saat ini.
Aku menginginkan dunia yg baru.
Yang tak pernah kudapatkan disini.
Dan tempat dimana aku bisa mengalahkan egoku, bukannya malah terus terusan menyembah egoku itu.
Aku benci apa yg sudah terjadi.
Memang masalalu tak akan pernah merubah masa depan.
Namun karena masalalu itu, bahkan bisa membuat hancur masa depanku.
"Sheerenaaaaaa.."
Sebuah teriakan yg amat buruk untuk di dengar.
Teriakan ibu ibu arisan yg nagih utang😒
"Eh, Sya, Pet, Din, dan...-Sen?" kata gue sama mereka sambil membalas rangkulan mereka.Kecuali Senu.
Ha? Senu? Iya Senu.
Gue sempet kaget ngliat siapa cowo yg dibawa 3 manusia gila ini.
"Lo berangkat jam berapa?" tanya Senu tiba tiba yg auto ngebuat gue melirik jam tangan gue.
"Lima belas menit lagi." kata gue.
"Bang Rendra?" tanya Senu.
"Eum, ke toilet tadi." kata gue dengan kegugupan gue.
Gue takut sama Senu.
Sama kebohongan gue kemaren pas Senu bicara soal perasaannya.
Dengan spontan, gue langsung nggaruk kepala gue yg ga gatel.Gugup :"
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Teen FictionBukankah saat kita memutuskan untuk bertemu, kita juga memutuskan untuk berpisah pada waktu yg bersamaan? -Sheerena- . . . Sebuah kisah tentang mencintai-disakiti-trauma-jatuh cinta lagi-sakit hati lagi-dan seterusnya.