13.//Jadian?

43 22 0
                                    

Nisel bangun dengan beragam pertanyaan muncul secara tiba tiba di benaknya, cewek itu pun beringsut duduk mengumpulkan nyawa dan masih saja sama tumpukan pertanyaan perihal Raihan memenuhi otak nya.

Ting!!

Notif whatsapp masuk ke ponselnya, dengan ogah ogahan dia meraih ponselnya. Jujur saja dia, kurang aktif di media sosial paling paling ponsel nya hanya untuk berselancar mengenai dance uptudate.
"Baru aja di pikirin".

From: Rai🙈
Pagi masa depan😍!!!

" Dasar pagi pagi udah gombal". Nisel meruntuki pesan singkat Raihan dengan senyum yang tak pudar dari bibirnya, senyum manis yang hanya di saksikan bantal,guling dan foto foto lain nya.

Me
Mandi sono lu, ngak usah receh pagi pagi.

From:Rai🙈
Udah sayang wkwk;)
15 menit aku meluncur kerumah kamu tanpa penolakan:v.

Me
Mau ngapain ada bokap gue.

Walau Nisel membalas pesan singkat Raihan dengan kalimat pendek tetap saja dia takut kalau sampai Raihan benar benar datang, bisa bisa tak hanya dirinya tapi Raihan bakal kena cingcong dari Papa Nisel.

Nisel bingung harus bagaimana pasti cowok itu nekat datang, maka Nisel memutuskan keluar dan turun ke ruang tamu melewati papanya yang duduk santai membaca koran nya, lantas papa nya melirik heran tingkah putrinya yang tumben hari libur sudah bangun.

"Astaga jantung gue". Pekik Nisel saat membuka pintu utama langsung di suguhi Raihan yang berdiri dengan gagahnya menampilkan cengiran khasnya.

" Hehe,maaf baru mau ketok pintu udah kebuka dul...

"Ini belum ada 15 menit bego". Potong Nisel lirih,takut papanya mendengar dari dalam rumah.

" Ngak papa dong kan aku mau kenalan sama camer". Jawab Raihan santai serta hendak masuk rumah namun langsung di cegah Nisel.

"Jangan, plis gue mohon jangan masuk ya?". Ujar Nisel memohon.

" Kenapa? Papa kamu gigit? Enggakan. Udah sana mandi gue mau ketemu bokap lo". Balas Raihan kekeh.

"Ada apa kok ribut ribut?". Suara berat seorang laki laki terdengar nyaring sudah di pastikan itu papa Nisel.

" Mati gue sekarang, gimana nih?", keluh Nisel dalam hati ketakutan, cewek itu hanya bisa menggigit bibir  nya tanpa terasa keringat membasahi kening nya juga. Dia takut pagi pagi papanya akan murka dia di sambangi seorang cowok, apalagi tempo hari dia selalu mencibir Mora perempuan tidak benar atau jalang lah itu,dan sekarang pasti papanya bakal ngomel dan menghina.

" Ini temen kamu kan Sel? Kenapa di luar kamu kayak ngak pernah di ajarin tata krama aja". Perkataan papanya sontak membuat Nisel menampilkan ekspresi cengo.

" Nisel kamu denger papa enggak?". Ujar papa Nisel dengan nada yang di naikan, membuat Raihan terkekeh geli.

"Iya, saya dengar". Jawab Nisel datar.

" Lo masuk sana terus duduk". Titah Nisel pada Raihan sebal.
Sementara papanya berdecak sebal dengan kelakuan Nisel yang tidak ada care care nya pada tamu.

...

Kini Raihan dan Nisel berjalan beriringan di sekitar bibir pantai. Sekarang jam menunjukan pukul 11 siang yang artinya satu jam lagi akan tengah hari. Kenapa mereka mengunjungi pantai di saat siang bolong begitu? Jawaban nya karena papa Nisel yang keasyikan ngobrol dengan Raihan sampai saat Nisel selesai bersiap papa nya masih menahan Raihan agar menemani mengobrol banyak hal. Berjam jam Nisel menunggu mereka dengan malas, terbayang di benak Nisel andai papa nya kembali easy going pada siapapun terutama pada nya yang notaben nya anak kandung nya!.

"Papa kamu seru ya? Pengetahuan nya luas banget bikin betah di rumah". Ucap Raihan membuka obrolan, sebenarnya Raihan tidak suka yang namanya keadaan hening dan awkard seperti itu,makanya dia membuka suara walau terlihat wajah tak bersahabat dari Nisel.
" Oh", jawab Nisel datar sambil terus berjalan.

" Kok oh sih? Katanya papa kamu keras ngak tuh dia asyik malah". Lagi lagi Raihan membahas yang tidak di inginkan Nisel.

"Lo ngajakin gue jalan cuma mau bahas privasi gue? Denger ya gue ngak suka orang muji muji bokap gue sebelum tahu dia seperti apa". Jawab Nisel dengan raut wajah marah kemudian beranjak pergi meninggalkan Raihan yang merasa bersalah di tempat.

"Salah kan gue". Ujar Raihan pada dirinya sendiri sambil menepuk jidatnya. Lantas cowok itu mengejar Nisel.

" Siapa dia?". Tanya Raihan pada Nisel yang di dekati seorang cowok sebaya mereka.

" Temen".

" Oke kenalin gue Arya, mantan nya Nisel dulu pas di SMA sebelum dia pindah". Ucap cowok yang bernama Arya sambil menjulurkan tangan pada Raihan. Sementara Nisel tersenyum kecut mendengar kalimat perkenalan Arya yang membawa masalalu mereka dulu.
Raihan melirik Nisel sekilas lalu kemudian tersenyum kecil, kemudian membalas jabatan tangan dari Arya dan berkata..

"Hey, kenalin gue Raihan lo mantanya kan? Sekarang gue pacarnya". Ujar Raihan santai tapi mengena lantas Raihan merangkul pundak Nisel.

" Gimana cocokan kita? Udah couple goals belom?". Tanya Raihan menggoda Arya yang wajah nya sudah merah seperti tomat.

"Ja..jadi lo pacar nya sorry". Didengar dari perkataan Arya yang terbata bata cowok itu malu dan langsung memutuskan pergi.

"Daa sob sampai jumpa". Teriak Raihan lagi membuat Nisel geli sendiri.

" Jahat banget sih". Cibir Nisel sambil mencubit perut Raihan.

"Lagian siapa suruh punya mantan modelan tukang batagor depan rumah gue". Cibir Raihan.

"Iya deh cakep Mora kemana mana". goda Nisel sambil mencoba melepas  pelukan Raihan, tapi Raihan malah memperat pelukan nya.

" Rai,malu di liatin banyak orang". Cicit Nisel lirih namun di abaikan oleh Raihan.

"Bilang apa coba lagi? Gue ngak suka ya kalau kita lagi barengan kek gini lo ngomongin orang laim". Ujar Raihan memasang wajah kusut yang jelas sekali itu di buat buat.

" Hahaha geli bang gue dengernya".

...

Nisel dan Raihan duduk di sebuah gaseboo mini sambil menikmati suara ombak yang bergemuruh terpaan angin yang kencang, mereka memutuskan berteduh karena tengah hari seperti ini cuaca panas sangat menyengat sekali.

"Gue mau ngomong". Ujar Raihan tiba tiba serius.

" Ngomong aja".

"Gue suka lo, lo maukan jadi pacar gue". Ucap Raihan to the point, membuat Nisel tersedak air kelapa.

" Jangan lebay deh, dulu aja di tembak tukang batagor tadi biasa aja".Cibir Raihan namun tetap mengusap punggung cewek itu.

" Sok tahu,
Kenapa suka gue?". Pertanyaan tak bermutu keluar dari mulut Nisel.

" Gue ngak suka tapi gue sayang, gue ngak bisa romantis gue cuma bisa ngungkapin apa yang gue rasain".

Otak Nisel seolah jadi berhenti berfikir secara otomatis, dia delima menurutnya lebih mudah mengerjakan matematika yang jika tidak ada jawaban nya tinggal mengisi seadanya entah itu bohong atau ngasal. Tapi, untuk kali ini tidak mungkin dia berbohong atau ngasal ini menyangkut perasaan seseorang yang tidak layak di permainkan.

"Gue pikirin, kasih gue waktu". Putus Nisel mantap.

Auto penasaran kan?
Part selanjutnya✨✨

BBS: MEANING HAPPY|END|.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang