9.//Nyaman.

57 27 0
                                    

Nisel masuk ke kamar langsung menangis sejadi jadinya, tamparan papanya seolah jadi bahan pengingat yang lalu lalu, luka hati yang sepenuhnya belum mengering di tambah luka kembali. Dia menghela nafas kasar dan beranjak ke balkon kamarnya.

"Jelek kalau nangis!". Seperti nya ada suara, Nisel mendengar nya samar samar karena dia sibuk menangis dengan posisi kepala di tenggelamkan di tekukan lututnya.

" Sttttt!! Jangan nangis ya?". Suara itu semakin jelas dan nampak tak asing baginya, dia pun mengangkat kepalanya yang berdenyut pusing.

"Rai...

" Sttt! Iya gue disini. Sini gue peluk ceritain sama gue apa yang bikin lo kaya gini?". Potong Raihan dengan meletakan jarinya di depan mulut Nisel, Raihan hadir di saat Nisel butuh support seperti ini. Itu benar benar Raihan bukan halusinasinya Nisel.
"Apa Guntur nyakitin lo?". Tanyanya dengan lembut.

Nisel menggeleng di pelukan Raihan yang lagi lagi membuatnya Nyaman.
" Lo lewat mana?" .Tanya Nisel heran bagaimana Raihan bisa naik ke balkon kamarnya.

"Manjat". Memang benar adanya dia manjat dengan susah payah dengan tekadnya kalaupun jatuh paling kakinya patah ya kali cuma patah kalau mati, sejak Nisel pulang perasaan Raihan cemas akhirnya dia memutuskan pergi kerumah cewek dingin itu yang berhasil membuatnya susah tidur berhari hari. Dan benar Nisel dalam keadaan tidak baik.

"Cerita ke gue ada apa? Sampe lo kaya gini!". Titahnya lembut dengan tangan mengusap kepala Nisel sayang seolah menyalurkan kekuatan.
Nisel masih diam dia masih enggan buka suara membuat Raihan semakin cemas.
" Yaudah kalau belum siap, tapi di obatin dulu itu bibirnya ya?". Ucap Raihan sambil beranjak mencari kotak P3K.

Saat sedang sibuk mencari kotak tersebut Raihan kaget Nisel memeluknya dari belakang dan menangis lagi.
"Kenapa?". Tanya nya lembut sambil memutar badan nya menghadap Nisel.

" Jangan pergi Rai". Lirihnya membuat Raihan semakin yakin Nisel sangat terluka tapi apa penyebabnya.

"Enggak gue di sini lo tenang ya?". tukas Raihan sambil membantu Nisel duduk di kasurnya.

" Sini gue obatin dulu, lo cerita pelan pelan ya". Ucap Raihan lembut di susul anggukan dari Nisel.

Lebih dari 2 jam Nisel menangis sambil bercerita, Raihan iba mendengar penuturan Nisel. Setelah dia mengobati sudut bibir Nisel dia mengusap kepala Nisel sambil terus mendengar keluh kesah Nisel.

"Akan ada saatnya itu berakhir Sel, roda berputar kebahagiaan sejati lo sedang menanti". Kata kata sederhana dari Raihan itu mampu menenangkan Nisel, yang tadinya dia bercerita panjang lebar seakan rasa takut nya lenyap.

" Thanks, selalu ada buat gue!". Ucap Nisel sambil terus memeluk Raihan yang tersenyum tampan.

" Lo masih utang penjelasan sama gue". Perkataan Raihan membuat Nisel bingung.

" Penjelasan apa?". Nisel bertanya sambil mengingat ingat.

"Tentang lo sama adek gue!". Jawab nya datar menunjukan rasa cemburunya membuat Nisel tertawa meledak.

" Hahaha lo cemburu ya?"
goda Nisel sambil menaik turunkan alisnya.

"Mana ada gue cemburu enggak". Elak Raihan membuat Nisel semakin menggodanya.

" Yaudah sih kalau enggak, ngak penting juga gue jawab!". Tukas Nisel dengan nada santainya.
Tapi Nisel diam mematung saat Raihan menatap wajah nya intens sambil mendekatkan duduknya.
"Rai...

" Sttttt!!" Potong Raihan cepat.
1 detik
2 detik
Nisel memejamkan matanya.
3 detik
4 detik
Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Raihan
5 detik dan.......

"Wuahahaha, ngarep gue cium!". Ucap Raihan kemenangan sambil terbahak bahak melihat Nisel, apalagi ekspresi wajahnya sekarang nampak seperti kepiting rebus.

" Sialan lo!". Umpat Nisel dengan rasa malunya yang luar biasa, dia terlalu percaya diri kalau Raihan bakal mencium nya.

"Apaan sih terus aja ketawa". Ucap nya kesal melihat Raihan masih mentertawakan dirinya.

" Ya lagian lo di tanya baik baik eh malah gak mau jawab!". Lirih Raihan.

"Lagian penting amat sih, gue sama Guntur cuma temen jadi ngak usah dengerin mulut adek lo yang ngak waras!". Ucapan Nisel membuat perasaan Raihan menghangat.

" Makasih! Jangan nangis lagi jangan nyaman sama yang lain karena gue mau lanjut yang tadi". Tukas Raihan melembuat dan tulus sambil memeluk Nisel erat. Nisel membeku seperti es dia berusaha menetralkan jantungnya dan hendak menjawab Raihan.

"Dasar deh mesum! Harusnya gue yang bilang makasih udah bikin gue sedikit nyaman dan tenang. Harus gue akuin baru kali ini ada cowok bikin gue ngak betah cuek yaitu lo Rai". Nisel mengungkapkan hatinya sejujurnya dengan begitu ia merasa tak ada yang membebani pikiran nya.

" Kalau gitu izinin gue buat bikin nyaman lo yang sedikit itu jadi seutuhnya". Tukas Raihan lagi dan mengharuskan Nisel menatap mata tajam nya itu.

"Hmm!". Deheman Nisel membuat Raihan kesal pasalnya dia sudah menatap Nisel dalam berharap Nisel mengungkapkan lebih dalam lagi eh malah cuma berdehem.

" Apaan sih Sel?".Runtuknya kesal.

"Hehe iya terserah lo, tapi awas lo kalau bikin gue nangis gue ngak mau kenal lo lagi". Jawabnya sambil mengacak rambut Raihan gemas dan diam diam Raihan menyukai Nisel yang hangat seperti ini. Dia merasa sangat tersiksa jika melihat Nisel menangis seperti yang lalu. Entah perasaan apa itu Raihan belum bisa menyimpulkan.

" Kita jalani aja ya? Sama sama bikin nyaman seutuhnya jangan hanya di antara salah satu kita oke?". Ujar Raihan lagi di angguki oleh Nisel, benar benar luar biasa power of Raihan membuat Nisel seolah lupa  dengan masalah nya.

...

Raihan enggan mengalihkan pandangan nya dari gadis yang terlelap di hadapanya dengan mata yang masih sedikit sembab.
Semalam Nisel tidur di temani Raihan pasalnya Nisel membutuhkan sandaran sampai akhirnya Raihan ketiduran. Eitsss!! Jangan berfikir aneh dulu Raihan masih tahu diri dia tak satu ranjang dengan Nisel melainkan dia tidur di sofa.

"Morning". Ucap Raihan sambil tersenyum.

" Ha lo masih disini gila lo?". Mata Nisel membulat sempurna mendapati Raihan masih di kamarnya, ya walaupun dia tahu Raihan semalam tidur di sofa.

" Apa?  gue balik dulu mau sekolah. Lo istirahat dulu aja ya?". Kata Raihan lembut sambil berlalu hendak turun dari balkon kamar Nisel.

" Rai, jangan lewat situ!". Ujar Nisel memperingatkan.

"kenapa? Khawatir?". Goda Raihan membuat Nisel mencebik kesal.

"Yaudah terserah deh hati hati, sampe rumah kabarin ya?". Ucap Nisel hangat membuat Raihan tersenyum dan mengacak rambut Nisel gemas.

Nisel duduk diam di kamar, dia masih enggan untuk keluar sampai makan pun belum. Hatinya masih kalut bahkan sulit untuk menerima kenyataan kehancuran keluarganya.

" Ma? Mama lagi apa? Aku terluka ma". Lirih Nisel dalam batin menahan sesak di dadanya.
Saat sedang melamun tiba tiba ponselnya bunyi.

Hallo? Siapa?.
Sapa Nisel datar tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Sel? Gue Guntur kenapa lo ngak masuk lo sakit?". Tanya Guntur bertubi tubi membuat Nisel tambah pening.

Gue gak papa kok cuma ngak enak badan aja. Tenang dance nya udah siap kok tinggal nyempurnain aja.
Jelas Nisel malas benar malas, pasalnya moodnya kurang mendukung.

"Itu ngak penting Sel yang penting kese...
Thutt!!! .

Panggilan di putus sepihak oleh Nisel karena tidak tahan dengan cerocosan Guntur. Sedangkan Guntur mengehela nafas kasar dengan sikap Nisel dia beranjak pergi ingin menemui Nisel.

Mohon maap diksi bertebaran;)
Jangan lupa vote dan kome;)

Makasih;))

          

BBS: MEANING HAPPY|END|.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang