Nisel turun dari bus di halte dekat rumah nya, mungkin dari halte menuju rumah nya di tempuh jalan kaki hanya memakan waktu lima menit tanpa harus menyebrang.
Dia berjalan menundukan kepala sambil mengamati sepatu yang ia kenakan, sepatu itu dari papa nya yang dulu sangat care dengan nya dan sekarang berbalik kasar tanpa peduli pada Nisel.
Nisel mengusap wajahnya berusaha menepis pikiran gusar yang bergelanyut di otak nya, dia enggan merusak mood nya sendiri. Dia lanjut berjalan mendekati gerbang rumah nya tertangkap dari mata nya ada seorang cowok berdiri di depan pagar rumah nya, hal itu memicu mood Nisel semakin rusak, siapa lagi kalau bukan Raihan.
"Gue ngak terima tamu!", ucap Nisel mendahului Raihan yang hendak mengatakan sesuatu.
" Sorry, gue emang salah tapi gue punya alesan untuk itu". Ujar Raihan sambil meraih tangan Nisel.
"Dan gue ngak butuh alesan sampah lo". Ketus Nisel sambil menepis tangan Raihan.
"Oke, mungkin lo belum bisa dengerin gue karena lo masih emosi, gue pamit jaga diri lo". Ucap Raihan tak ingin memperpanjang perdebatan dengan Nisel. Raihan melihat Nisel tampak lelah dan banyak fikiran dia tidak mau menambah beban untuk Nisel justru kalau bisa Raihan ingin membantu Nisel lepas dari ikatan masalah itu.
...
" Lo udah tahu gue benci Mora dan gue ngak suka liat lo deket sama Mora apapun itu alasan nya, karena gue anggap lo orang yang bisa gue percaya tapi nyatanya lo sama aja Rai".Nisel berbicara sendiri sambil menatap foto Raihan.
Tok Tok Tok!
Nisel kaget dengan ketukan pintu kamarnya, refleks dia menyimpan ponsel nya di bawah bantal dan melonjak menuju pintu nya.
"Papa!". Beo Nisel kaget. Mau apa papa nya naik ke kamarnya tumben amat, mau marah marah mungkin!
"Ini ada titipan dari Mora di makan awas kalau besok papa denger kamu nglabrak dia". Setelah memberikan kotak bergambar donat,papanya berlalu dengan mengakhiri percakapan singkat itu tanpa perhatian melainkan ancaman.
Nisel masuk kamar dan mengumpat kesal.
"Apa lagi sih mau lo jalang! Kesel deh gue lama lama sama lo, sok perhatian banget sama gue itu juga papa kenapa pulang segala!".
Mulut cewek itu tak henti henti nya ngedumal walau sambil membuka kotak donat itu tanpa ingin memakan nya. Tapi di dalam nya di temukan kertas kecil di lipat rapi, ya itu surat dari Mora untuknya.
Nisel membuka dan membacanya dengan malas.
Untuk Nisel.
Hai Sel:)
Donat yang aku kasih udah sampe kan? Udah kamu makan?gimana enak? Aku denger kamu suka donat makan nya aku kasih kamu donat.
Congrats ya kamu mau konser waw kamu hebat, surat aku ini ngak mau bahas apa apa kok cuma gue pengen ngucapin kesuksesan lo dan jangan khawatir papa lo udah tahu kalau lo bakal konser.
Dimakan ya donat nya salam sayang dari gue.
Mora!
"Hah? Bacot!! Pake segala ngucapin bilang ke papa lah salam sayang apaan, lo pikir gue butuh!", Nisel murka di dalam kamar sambil beranjak keluar ke balkon kamar nya membawa sekotak donat dari Mora, tanpa berpikir panjang donat beserta suratnya di lempar kebawah.
Nisel benar benar membenci hal yang berhubungan dengan perebut keluarganya. "Mati aja sana lo jalang!" . Umpatnya tiada henti.
...
" Aduh!".
"Gila, tu cewek gue di timpuk lagi!".
"Apaan nih?".
Raihan meringis kesakitan sekaligus kaget kepalanya tertimpuk sekotak donat yang untung nya donat itu tak jatuh berceceran, jadi tidak mengotori rambut nya. Raihan tersenyum setelah membaca surat yang di buang Nisel beserta donat nya itu.
" Pantes si es marah, gue samperin ah".
Dengan segenap keberanian nya, Raihan lagi lagi manjat agar tiba di balkon kamar Nisel. Dengan gesit seolah itu kebiasaan,cowok itu sampai di balkon Nisel selamat sentosa:), dia tersenyum melihat Nisel sedang berlatih dance untuk konser nya itu.
"Congrats!". Suara Raihan menghentikan aktivitas Nisel.
"Gue punya pintu kalau lo ngak tahu". Jawab Nisel tanpa mau memandang lawan bicaranya, dia tidak kaget Raihan bisa ada di kamar nya apalagi? Kalau bukan manjat.
" Mau apa lo?".
"Mau ketemu bidadari gue". Gombal Raihan mengekor di belakang Nisel ikut duduk di kursi balkon.
" Jangan bertele tele,cepet gue udah ngantuk!". Ketus Nisel.
"Oke gue tahu gue salah, udah kasar sama lo dan juga gue belain Mora but, gue minta maaf sama lo karena gue udah nyakitin perasaan lo!".Raihan mengakui kesalahan nya dengan benar benar tulus, semoga Nisel dapat percaya dengan ucapan nya yang sungguh sungguh itu.
" Apa yang gue bisa pegang dari omongan lo?, lo sekarang berulah besok bilang maaf seakan semua orang di sini ngegampangin perasaan gue. Lo, mama, papa ngak jauh beda!". Ujar Nisel lirih.
"Sorry,
Udah buat lo nyimpulin apa yang semua gue lakuin itu ngegampangin perasaan lo, gue cuma pengen lo tahu". Raihan kembali berucap sambil alih posisi di depan Nisel dengan berjongkok.
" Anjir! Ni cowok gak tahu jantung gue udah mau copot nih!".
"Tahu apa? Tahu kalau lo itu masih sayang Mora iyakan? Deng....
Cup!!
" Gue sayang lo"
"Iya gue sayang lo cewek es".
Raihan dengan tanpa aba aba mencium pipi Nisel sekilas membuat Nisel menghentikan ucapan nya, baru saja dia berusaha menetralkan jantung nya lagi dan lagi Raihan membuat nya berdetak cepat.
Dan, apa ucapan Raihan barusan? Dia menyayangi Nisel?.
Nisel seolag sadar dia menarik nafas dalam dalam dan....
Plakkk!
" Jangan kurang ajar lo! Gue tahu ngak akan ada yang bisa nerima gue tapi jangan anggap gue murahan ya?".
Tamparan dan kemarahan menimpa Raihan. Cowok itu hanya diam apa yang di lakukan cowok itu salah atau benar dia tidak tahu, entahlah Raihan hanya tak ingin melihat Nisel terus memelihara sikap tertutup, hanya itu tidak ada maksud lain.
"Kenapa diem? Mau bilang maaf lagi? Jangan hancurin gue Rai lo tahu gue berada di titik ini itu perlu perjuangan yang amat sulit, gue ngak butuh bantuan atau kehadiran lo tapi tolong hargain gue selayaknya cewek yang baik baik, hiks!!".
Nisel tersedu sedu dalam tangisan nya, Raihan tidak kuat melihat nya dia rengkuh tubuh mungil gadis itu seraya berucap maaf untuk kesekian kali nya.
" Sorry Gue udah kurang ajar, tolong buka hati lo buat gue jangan diemin gue jangan jauhin gue, gue tersiksa amat sangat tersiksa Sel". Ucap Raihan dengan bibir bergetar merasakan kepedihan luka yang tergores di hati Nisel yang semakin hari semakin bertambah.
" Tapi kenapa?". Pertanyaan sederhana itu lolos dari bibir Nisel yang sudah tertutup beberapa menit lalu, dia menikmati kenyamanan yang di berikan oleh rengkuhan Raihan.
Next chapter--
Thanks✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
BBS: MEANING HAPPY|END|.
Teen Fiction___ izinkan aku singgah di bagian hati mu walau aku sadar akan sangat sulit kau menganggap kehadiran ku__ ( Raihan)... Bercerita tentang Nisel gadis remaja yang duduk di bangku SMA,dengan sejuta cerita di hidupnya yang tidak semua orang tahu dan per...
