26.// Undangan.

39 10 0
                                    

Vote+comment:)

Happy reading:✨✨

Kepercayaanku Telah
Rapuh!!!.

Nisel berjalan menuju kelasnya. Dia sangat kacau tidak fresh seperti biasanya tatapan tajam menusuk bagi siapa saja yang berani menatap nya. Dingin, sifat asli itu kembali lagi padanya. Menjadi gadis tidak tersentuh dan anti sosial mungkin akan membuat nya lebih bahagia, hidup kesendirian tanpa cinta yang palsu membuat dia lebih kuat bertahan daripada di sayangi namun menyimpan kebohongan akan lebih menyakitkan.

" Sel, lo baik baik aja kan?". Tanya Yola yang duduk di samping Nisel.

" Hmm".

" Gue entar nginep rumah lo bolehkan?".

Nisel menoleh menatap datar Yola, membuat Yola sedikit takut.
" Boleh, bareng gue aja".

" Beneran?". Sangat lega Yola mendengar nya.

" Iya".

" Oh iya tadi Raihan titip ini sama gue, katanya lo suka roti selai coklat sama donat". Ucap Yola sambil menyodorkan kresek yang di bawanya.

Nisel terdiam. Apa tidak salah dengar tadi dari Raihan? Pecundang! Memberi sesuatu padanya di titipkan. Dia geram kenapa cowok itu bisa tahu kalau dia suka donat setahu nya hanya mama dan papa ditambah Mora, pasti cowok itu bertanya kepada Mora.

" Lo makan aja gue udah".

" Kenap...

" Please, gue harap lo udah tahu". Potong Nisel lirih, terlihat gadis itu sangat lelah.

" Lo anggep gue sahabat kan?
Ayo cerita ke gue sandarin kepala lo di bahu gue tumpahin ke gue Sel. Hidup gue terlalu bahagia daripada lo yang terus menerus nangis dalam senyuman palsu lo itu". Seru Yola pada Nisel.

" Siniin kepala lo, nangis lagi sampai lo ngerasa tenang". Paksa Yola seraya menarik kepala Nisel ke bahunya. Mau tidak mau Nisel menyenderkan kepalanya.

" Hiks, hiks kenapa sih lo kok baik banget sama gue? Sedangkan gue no respect sama lo". Nisel terisak.

Yola diam, dia membiarkan sahabat nya menangis mengeluarkan beban nya agar sedikit merasa ringan.

" Yah tidur lama lama nih bocah". Yola terkekeh setelah beberapa saat melihat Nisel tidur di pundaknya.

...

Nisel masih tidur di pundak Yola dengan wajah damai dan polos, bahkan seisi kelasnya menatap Nisel sangat iba. Mereka sangat bersyukur hidup mereka jauh lebih beruntung dari gadis itu.

" Nisel mana?". Tanya Mora dari ambang pintu kelas Nisel yang sedang jam kosong.

" Mau apa lo? Mau nyari anak tiri lo?". Sindir Roby sarkatis.

" Jangan sok tahu".

" Dasar sok polos". Cibir Dita.

" Hidup Nisel enggak semenderita gue, kalau kalian enggak tahu apa apa mending diem". Peringat Mora tajam.
" Awas minggir".

BBS: MEANING HAPPY|END|.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang