35.// Terakhir Kalinya.

23 8 0
                                    

Update:)

Selamat Membaca✨

Setelah sesi tangis menangis Nisel berpamitan pada papanya dan juga Mora dengan alasan besok harus pergi ke sekolah tidak bisa menunggu acara sampai selesai, pada kenyataannya Nisel hanya butuh ketenangan sejenak.

" Kita ke taman aja yuk,aku pengen kesana ". Ajak Raihan pada Nisel yang berpura-pura baik baik saja.

" Boleh lagian mamah juga belum balik".

" Ada syaratnya". Ujar Raihan membuat Nisel memutar bola mata malas.

" Kebiasaan deh".

" Senyum dulu, sayang itu make up nya berantakan". Ucap Raihan seraya membetulkan riasan pada rambut Nisel.

" Gue lemah ya?". Tanya Nisel sendu membiarkan Raihan melanjutkan kegiatan nya membenahi rambut nya.

" Kata siapa?".

" Kata gue".

" Sini peluk". Raihan merengkuh tubuh Nisel yang kembali bergetar.
" Tadikan kamu udah bilang kamu mau ikhlasin semua nya kenapa sekarang nangis lagi? Ayo fokus ke mimpi kamu dan menata bahagia sama tante Nadia oke?". Raihan mengusap lembut punggung Nisel.

" Iya kamu bener, yang terpenting mama, dia harus bahagia".

" Nah gitu dong. Yuk kita ke taman". Nisel mengangguk.

...

Suasana di acara pertunangan papa Nisel belum terlalu lenggang meskipun sudah ada satu dua orang mulai meninggalkan rumah mewah bergaya eropa itu.

" Mas Dipta?".

" Nadia, kamu juga datang?". Tanya papa Nisel melihat mantan istri nya dengan sedia hadir di hari bahagia nya, entah bahagia atau tidak dirinya nanti!.

" Iya setelah kamu menceraikan aku bukan kah kita sepakat untuk akur? Akur dalam artian tidak saling melarang dalam menguras Nisel". Ucap Nadia membuka obrolan.

Dipta mengangguk.
" Benar terima kasih mau datang ke acara ku".

" Iya mas. Selamat ya semoga kelak kamu bahagia dengan pilihan mu, semoga dia lebih baik dariku mau menjaga dan merawat mu bahkan tidak membangkang seperti aku mas. Aku turut senang karena ini sudah menjadi jalan hidup kita benar bukan?". Tidak ada aura kesedihan tepancar dalam mata Nadia, namun sesungguhnya jauh di lubuk hati nya paling dalam hati itu remuk redam.

" Sudah Nadia jangan kamu ingat kejadian itu, aku minta maaf juga selama kita bersama dalam ikatan rumah tangga belum pernah membahagiakan mu". Balas Dipta mengelus pundak Nadia dengan pelan seakan wanita di depan nya boneka porselen, jika tersentuh sedikit keras akan hancur.

Mora hanya diam memandang kedua mantan pasangan itu dengan perasaan penuh dosa, rasa bersalah menjalar hebat di jiwa nya. Usia nya yang harus nya masih menikmati masa remaja nya justru malah menjadi penghancur keluarga orang, dia hanya tinggal menunggu karma yang membalas dirinya suatu saat nanti.

" Temui Nisel sesering mungkin mas, doakan dan dukung mimpinya karena dia sangat menyayangi kamu sebagai papa nya".

" Pasti Nadia, izinkan Nisel juga menginap di sini kapan kapan ya?".

BBS: MEANING HAPPY|END|.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang