24.//Lupakan Masalalu

31 12 0
                                    

Nisel masuk kelas dengan keadaan kacau, Yola yang duduk membaca buku terkejut dengan kedatangan sahabatnya dengan kondisi awut awutan.

" Loh Sel lo...

" Gue hari ini izin enggak masuk tolong lo izinin gue". Potong Nisel tidak ingin di tanya apapun.

"Oke gue paham lo hati hati ya?". Yola paham dengan keadaan Nisel. Seperginya Nisel, Yola berniat mencari tahu apa penyebab dia sekacau itu setelah bertemu dengan Mora pagi tadi.

" Lo ada yang tahu dia kenapa?". Tanya Yola pada satu kelasnya, yang sedari tadi memperhatikan Nisel iba.

" Dia tadi adu mulut hebat banget sama Mora, terus Mora ngasih tahu kalau anting yang di pakai Nisel pasangan kalung Mora, kalung yang pernah di kasih Raihan". Ucap Roby yang memang tadi melihat semua itu.

" Iya kasihan Nisel". Timpal Dila.

" Bangsat! ". Umpat Yola lirih, sebisa mungkin cewek itu menahan amarah nya. Jujur dia tidak rela sahabat nya di perlakuan seperti itu, lebih tepat nya tidak rela karena merasa sesama perempuan.

" Udah Yol, itu bukan urusan kita yang penting kita enggak ikut ikutan ngejauhin Nisel". Roby menenangkan Yola dengan bijak, maklum ketua kelas harus tetap menjaga kelas dengan kondusif.

Sementara itu,Nisel berjalan dengan tergesa-gesa melewati koridor kelas kelas, rasanya dia berjalan berpuluh puluh meter untuk sampai di pintu pagar yang sebentar lagi di tutup. Telinga nya panas, berjalan melewati koridor dengan hujatan pedas semakin dia mengambil langkah seribunya.

" Mau kemana neng?". Tanya satpam yang menjaga di gerbang.

" Anu pak bentar ngambil buku saya di fotocopy an depan pak". Bohong Nisel yang sempurna membuat satpam itu percaya.

" Yaudah buruan neng!".

Nisel mengangguk sesegara mungkin dia meninggalkan area sekolah, entah kemana yang penting dia bisa menenangkan dirinya saat ini. Belum siap kembali menghadapi ini sendirian. Orang yang di harapkan menjadi sandaran saat dia rapuh justru melenyapkan kepercayaan yang sudah kokoh terbangun.

" Kecewa Rai gue sama lo". Ujar Nisel sambil mengusap air mata nya dengan kasar.

...

" Rai lo udah tahu belum, ada trending topic nih!". Ujar Ciko pada Raihan yang baru datang 3 menit sebelum bel, cowok itu hampir terlambat karena mamanya yang menitipkan pukis untuk Nisel. Hampir pukul 7 kurang 10 menit pukis yang di buatnya baru matang. Jika tidak dosa ingin dia meruntuki mamanya habis habisan.

" Enggak lah bego, kan gue baru nyampe. Cerdas dikit kek lo". Keluh Raihan malas seraya meletakan tasnya di atas meja.

" Ini nyangkut cewek lo".

Raihan bingung dan menoleh menatap Ciko.
" Cewek gue? Nisel kenapa? Dia bikin masalah?". Tanya Raihan bertubi tubi.

" Lebih dari itu Rai, cewek lo berantem sama Mora. Mora mantan lo bikin dia malu abis abisan". Ujar Ciko serius sangat serius tidak seperti biasa nya obrolan nya tidak bermutu.

" Enggak mungkin, Mora kaya gitu". Jawab Raihan ragu dengan ucapan Ciko.

Ciko melotot.
" Lo ya di bilangin! Noh tanya sama yang lain kalau enggak percaya, lagian lo jangan liat orang dari depan nya aja. Nisel kayanya rapuh banget dan itu juga karena lo". Desis Ciko sebal kemudian memilih pergi.

Raihan terdiam. Dia di landa antara percaya dan tidak, Mora mempermalukan Nisel? Rasanya tidak mungkin.Ah itu nanti dulu rasa khawatir dan cemas merasuki nya, tidak menghiraukan jika ini sudah bel cowok itu berlari menuju kelas Nisel.

" Nisel mana?". Teriak Raihan dari ambang pintu membuat seisi kelas memusatkan pandangan mereka pada Raihan.

" Mau apalagi lo nyari dia? Lo kurang ajar Rai!". Jawab Yola sarkastis sambil berjalan mendekati Raihan.

" Iya Rai lo tega bener sama cewek lo, sampe dia mutusin buat pulang enggak masuk, dia kacau!". Timpal Roby seraya menggelengkan kepala nya heran.

" Lo denger kan!. Mantan lo sana urusin biar kerjaan nya enggak nyusahin orang lain". Maki Yola jengkel.

Raihan bingung apa yang dilakukan Mora sampai sampai gadisnya pulang, pasti dia sangat hancur. Bahkan sejak dia berlari dari kelasnya menuju kelas Nisel samar samar mendengar cibiran untuk Nisel. Arghhh!! Sial kenapa dia tidak datang lebih awal, sekarang malah runyam seperti ini.

"Lo apain pacar gue?". Tanya Raihan tajam pada Mora yang kebetulan mereka berpapasan di depan laboratorium.

Mora berhenti.
" Gue cuma kasih tahu dia aja kalau gue juga bisa jahat". Jawab nya santai.

"Maksud lo apa?". Raihan berjalan mendekat dia memojokan Mora di dinding laboratorium.

Mora terkejut, perlakuan Raihan membuat jantung nya berdetak tidak beraturan dan mungkin Raihan mendengar nya. Hati Mora seakan mencolos saat matanya terkunci oleh tatapan Raihan yang mengingatkan memori di saat mereka pernah saling sayang.
" Rai jangan gini". Ucap Mora lirih.

" Kenapa lo takut? Gue enggak apa apain lo Mor". Raihan tidak bergeser justru wajah nya di semakin di dekatkan dengan wajah Mora.

Plak!
Sudah Morah tidak tahan. Dengan berani dia menampar cowok itu. Dadanya bergemuruh menahan sesak yang luar bisa.
" Cukup Rai. Apa lo enggak tahu perbuatan lo kaya gini cuma bikin gue inget sama kita yang dulu". Sentak Mora dengan air mata yang sudah meluruh.

" Kita? Lo bilang kita hah?. Lo jahat Mora. Lo tinggalin gue disaat gue mau bener bener nyatain perasaan gue dengan serius. Setiap hari perasaan gue ke lo bertambah dan tidak peduli nya lo ninggalin gue tanpa alasan". Raihan lemah dia menyenderkan tubuh nya di dinding berhadapan persis dengan Mora.

Matanya terpejam, mencoba menepis bayangan cewek di depan nya cewek pertama yang mampu meruntuhkan pertahanan hatinya.
" Dan sekarang gue udah tahu alasan lo pergi dari gue". Lirih nya lagi.

Mora segugkan karena tangisnya sudah pecah.
" Maafin gue Rai gue egois, gue cuma enggak mau nyusahin lo".

" Lo selalu jadi cewek yang baik Mor, lo selalu jadi cewek yang kuat di mata gue bahkan sampai saat ini. Tapi gue mohon lupain gue, lepasin gue buat Nisel. Mati matian gue move on dari lo. Karena gue masih ingin melanjutkan hidup gue yang masih panjang". Pinta Raihan seraya mengenggam tangan Mora, tangan kecil yang selalu pas di genggaman nya bahkan sampai kini.

" Rai, gue sayang lo. Tapi gue enggak akan egois buat merebut lo dari Nisel gue lepas lo". Ujar Mora lirih.

Raihan merengkuh tubuh Mora dengan erat, mereka sama sama bernostalgia dengan perasaan yang sudah tidak sama dengan rasa kepedihan yang menjalar di hati mereka.

" Gue jaga sayang lo sebagai sahabat dan nantinya bakal jadi mama tiri pacar gue Mor. Gue harap lo bahagia dengan pilihan lo, pesen gue udah jangan lagi lo ngurusak rumah tangga orang lagi. Lupain gue lepasin gue. Gue bukan bahagia lo Mor".

Mora tidak menjawab, air matanya sudah melukiskan perasaan nya saat itu. Berada di dekapan Raihan menumbuhkan ketegaran dan semangat untuk melanjutkan hidup yang lebih baik. Dari banyak manusia yang membencinya ternyata masih ada yang peduli dengan nya.

" Jangan nangis, gue enggak bakal benci lo Mora". Raihan melepas pelukan nya dengan perlahan. Di hapus jejak air mata cewek cantik di depan nya.
" Gue pamit".

Punggung Raihan masih di dalam pandangan Mora yang belum menghentikan tangisan nya.
Dia merosot kan badanya sungguh jahat dunia ini, dunia ini benar benar keras.
" Apa gue bisa lupain lo Rai, sementara perasaan gue masih sama ke lo sampai sekarang".

Kesel apa kasihan sama Mora nih?---

Buruan voment+follow:)
Biar tambah menggebu nih next chapter nya!!

Salam sayang
Author 💙

BBS: MEANING HAPPY|END|.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang