23.//Anting Itu?

27 14 0
                                    

Nisel kini sudah sampai di apartemen, dia masuk kedalam. Terlihat mamanya menunggu nya di ruang tengah sambil bersantai.

" Baru pulang sayang? Loh Raihan nya enggak mampir". Tanya mamanya yang duduk di sofa santai sambil membaca majalah.

" Iya mah, dia udah pulang". Bohong Nisel padahal dia pulang sendiri.

Nisel tampak murung membuat mamanya bertanya tanya, langsung di letekan majalah itu di meja.
" Kamu ada masalah, kok keliatan nya bete gitu?".

" Enggak. Yaudah mah Nisel capek mau ke kamar". Ucapnya datar. Dia langsung meninggalkan mamanya yang bingung dengan sikap nya yang aneh.

Semasa remaja Nisel sudah tidak lagi deket dengan orang tuanya, kedua nya sibuk dengan urusan masing masing tidak memperhatikan dia. Jadi sekarang pun dia punya masalah pun tidak bisa menggambar kan dengan jelas perasaan nya. Hanya bisa diam dan memendam sendiri.

" Firasat mama enggak enak nak". Ada rasa bersalah selama ini tidak memperhatikan anaknya.

Sedangkan Nisel di kamar sudah menenggelamkan wajah nya di bantal, tidak dia tidak menangis. Airmata nya tidak bisa keluar hanya menyisakan sesak dan berat di hati.

Secepat itukah dia tersenyum kemarin dan terhapus oleh masalah yang kembali datang. Ucapan Raihan dan Mora bersamaan memutari kepalanya, otaknya merekam jelas kejadian tadi siang dan malam ini membuat nya ingin benar benar menyerah saja.

Dia beranjak mengambil kotak yang isinya anting pemberian dari Raihan di laci tepi ranjang nya.

" Belum juga sempet gue pake, lo nya udah marah sama gue Rai". Hembusan nafas kasar dari Nisel menuntun nya agar dia memakai anting dari Raihan.

"Gila! Anjir sakit banget ni". Pekik nya tertahan. Tidak apalah sakit yang penting anting itu sudah terpasang cantik di telinga nya.

Dia tersenyum tipis kemudian memilih tidur, Nisel sudah sangat lelah dengan hari ini.

...
Pagi sudah menyapa seperti biasa, Nisel sudah bersiap dengan seragam nya. Hari ini dia sangat berbeda rambutnya dia kucir kuda agar memperlihatkan anting nya, jujur dia tidak ingin masalah nya dengan Raihan berkepanjangan. Cantik! Dia hari ini sangat cantik.

" Anak mama udah siap, yuk makan".

" Iya ma".

" Aduh anak mama cantik, anting dari pacar ya?". Goda mamanya sambil menuangkan susu kedalam gelas Nisel.

" Iya, bagus enggak ma?".

" Bagus kok, cantik kamu nak". Puji mamanya tulus.

Nisel hanya tersenyum tipis, tiba tiba terbesit di benak nya untuk menanyakan perihal papa nya yang akan tunangan dengan Mora. Diliriknya arloji di tangan nya masih pagi jadi ada waktu untuk membahas ini.

" Mama udah tahu papa mau tunangan?".

" Udah kok". Diluar dugaan mamanya menjawab santai.

" Terus mama gimana?".

" Ya gimana lagi, mama udah di gugat cerai sama papa. Mama iklasin semua Sel". Ucap mamanya tetap tersenyum walaupun Nisel tahu mamanya terluka.

" Mah?, maaf Nisel enggak bermaksud..

" Enggak papa sayang, kamu berhak tahu karena kamu anak mama. Tidak ada mantan anak dalam hubungan ayah dan ibu. Jadi mama harap kamu tetap menghormati papa kamu ya nak". Sela mamanya menasehati Nisel dengan bijak.

Nisel mengenggam tangan mamanya dengan erat.
" Kita cari kebahagiaan kita yang sesungguhnya ya ma? Mulai dari sekarang".

" Iya sayang, mama sayang kamu".

" Aku lebih sayang mama". Jawab Nisel sambil memeluk mamanya.

Siapa yang tidak terluka, saat pernikahan di harapkan menjadi tonggak awal mamulai cinta yang nyata harus hancur dengan mudah nya, mungkin papa Nisel hanya berjodoh dengan mamanya sampai saat ini. Jika di lanjutkan hanya saling menyakiti lebih baik berhenti dengan cara yang baik baik.

" Udah sana berangkat ya nanti terlambat ". Titah mamanya lembut di angguki oleh Nisel.

Dan sekarang Nisel sudah sampai di sekolah 10 menit sebelum bel di bunyikan oleh penjaga sekolah. Dia sedih semarah itukah Raihan sampai dia tidak mengabari jika cowok itu tidak menjemputnya. Padahal dia sudah berniat memamerkan anting yang ia pakai pagi itu.

" Sel lo tumben bener udah nyampe?". Tanya Yola keheranan.

" Salah mulu gue, terus maunya gue berangkat kalau lo pada pulang gitu?". Balas Nisel kesal. Yang jelas dia sudah mulai sedikit berubah kepada Yola yang di anggapnya sahabat itu. Namun tetap saja Nisel masih menutupi bahwa dia ada masalah yang di pukul sendiri.

" Ye si eneng sensi amat kan gue cuma nanya". Runtuk Yola gemas.

" Apaan dah, yok ke kelas".

Baru saja dua sahabat itu hendak berjalan meninggalkan halaman suara Mora menghentikan langakah mereka.

" Nisel?". Teriak nya sambil berlari kecil. Tidak salah kah Mora turun dari mobil mewah berwarna silver yang di yakini milik ayahnya. Apa mereka sudah tinggal bersama? Tanya nya dalam hati.

" Apa!". Jawab Nisel ketus setelah Mora tepat di depan nya.

" Sel gue duluan ya PR gue belum beres". Alibi Yola padahal dia tahu dua cewek ini sedang bersitegang dan dia tidak mau ikut campur.

" Iya lo duluan aja". Jawab Nisel ramah.

" Ini dari papa lo". Mora menyodorkan kotak nasi berwarna biru tua kepadanya, kotak nasi kesayangan nya sewaktu SD.

Dia hanya diam matanya hanya memandang kotak nasi itu, dan setelah nya tersenyum miris.
" Isinya apa?".

" Sarapan, dia sayang sama...

" Sini!". Nisel menerima kotak nasi itu dengan kasar dan tanpa diduga dia membuka langsung menumpahkan isinya. Senyum yang tadi terbit di bibir Mora kini berubah dengan wajah terkejut.

Bahkan sekarang mereka berdua jadi pusat perhatian, murid murid yang tadinya ingin ke kelas urung karena ada tontonan geratis di pagi hari.

" Kok lo buang sel?". Tanya Mora lemah.

Nisel tidak bergeming justru dia membalikan badan nya melanjutkan langkahnya menuju kelas. Tidak lupa kotak nasi itu pun di jatuhakan nya dengan kasar.

" Lo jahat Sel!". Pekik Mora dengan air mata yang jatuh ke pipinya.
" Lo jahat, lo pikir gue mau di posisi ini. Kita sama sama terluka Sel, gue juga hancur enggak cuma lo Sel. Gue juga rela mengorbankan perasaan gue untuk tidak mencintai orang yang gue suka demi orang orang yang gue sayang gue juga pengen egois Sel. Apa lo enggak bisa pahami itu Sel, apa lo enggak bisa ngerti sebagai sama sama korban Sel....

" Cukup bangsat!". Sentak Nisel dengan keras.
" Apa lo enggak malu di liatin satu sekolah sama omong kosong lo itu?". Potong Nisel menahan tangis nya juga.

Bisikan bisikan penasaran dari anak anak di sana membuat Nisel semakin pusing dan menambah emosinya meletup letup.

" Kenapa? Jangan lo ngerasa jadi orang yang paling menderita Sel. Faktanya gue jauh lebih terluka dari lo. Dan jangan pula lo ngrasa hebat di sayangi Raihan karena faktanya gue lah cewek pertama di hati Raihan. Maaf untuk kali ini gue jahat! Biar lo juga tahu lo juga jahat Sel. Lo tahu anting yang lo pakai saat ini adalah pasangan dari kalung gue, kalung yang di kasih Raihan buat gue!. Tetep aja lo itu murahan Sel".

Perkataan Mora dengan kalung berbandul sama persis seperti anting yang di pakai nya berhasil membuatnya malu. Gadis kalem seperti Mora mempermalukan Nisel pagi itu. Sakit sekali rasanya di ulu hati Nisel, tega sekali Raihan padanya!. Itu yang ada di pikiran nya.

Tidak ada jawaban dari Nisel dia kacau dia memilih pergi dengan lagi lagi kecaman jahat terlontar dari mulut mulut penggosip.

" Brengsek". Umpat nya pelan.

Hot hot!!! Nisel murka gaes:v

Makin kesini masalah semakin memanas!!!
Yuk buruan voment+follow biar cepet update!!!

Salam sayang
Author 💚

BBS: MEANING HAPPY|END|.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang