15.//Pengakuan Guntur

44 20 0
                                    

Setelah perform Nisel duduk di kursi panjang depan ruang ganti dia sedang menunggu mamanya yang tak kunjung selesai meeting. Malam ini sudah larut, acara peresmaian kantor itu sudah selesai para tamu berangsur sepi karena banyak dari mereka sudah pulang. Dengan sabar Nisel menanti mamanya, berharap mama nya akan menjelaskan sesuatu yang membuat Nisel sedikit tenang.

" Sel?". Panggil seseorang padanya. Dia yang tadinya menunduk sekarang mengangkat kepalanya melihat siapa yang memanggilnya.

" Guntur, lo ngapain di sini malem malem?".

" Jemput mama".

" Oh, lo marah ya sama gue?". Tanya Nisel ragu ragu pada Guntur yang duduk di sebelahnya.
Jujur Nisel merasa Guntur tidak seperti dulu lagi dia tidak seramah,se humble dan seperhatian dulu. Bahkan cowok itu dengan terang terangan menghindari Nisel, seperti sekarang cowok itu hanya fokus pada ponselnya. Mungkin tadi Guntur hanya sekedar menyapa seolah agar tidak terlalu terlihat buruk.

" Ha? Kata siapa?". Guntur balik bertanya tanpa mau memandang Nisel.

" Kata gue"--
" Apa karena gue care sama....

" Silahkan gue ngak larang, bukan hak gue nglarang lo deket bahkan jadian sama kakak gue. Dan gue ngak minta buat lo care ke gue,lupain gombalan absurd gue dan maaf gue sering buat lo kesel". Guntur dengan sengaja memotong pembicaraan Nisel karena, dia tahu arah pembicaraan Nisel.

" Tur lo ngak ganggu gue kok, kok lo ngomongnya gitu sih?".Hati Nisel tersentuh dia merasa jahat dengan sikap nya yang lalu pada Guntur. Padahal siapa yang membantunya mewujudkan mimpinya menjadi dancer, memang bukan Guntur seluruhnya tapi seenggaknya Guntur mau memberi jalan untuk ini.

" Ck! Gue ngak bodoh Sel, tapi gue seolah bodoh di depan lo. Kebaikan gue yang gue kasih ke lo ngak akan ada artinya apa apa di banding kakak gue yang buat lo bisa ngomong panjang kayak gini. Lo inget? Bahkan ngomong kayak gini aja lo ogah lo dingin Sel, dan entah cara apa kakak gue bisa cair in sifat lo. Gue enggak tahu apa lo juga suka sama kakak gue atau emang kakak gue terlalu hebat".

"Harusnya gue ngak buka hati gue buat cewek kaya lo Sel, kalau ujung ujungnya semua kaya gini!". Guntur berdecih sambil mengatakan isi hatinya panjang lebar. Tampak rasa sakit,rasa kecewa dan terluka terukir dalam diri cowok itu.

" Hiks! Tur maafin gue. Apa lo baru aja bilang lo suka gue?". Percayalah seorang Nisel menangis mendengar keluhan Guntur. Kali itu Nisel benar benar merasa jahat sangat jahat.

" Kenapa nangis lo kuatkan? Di sini ngak ada Raihan yang ngrengkuh lo yang nyalurin kekuatan buat lo". Sinis Guntur namun terdengar lemah. Cowok itu sesungguhnya ingin memeluk Nisel, tapi dia tidak ingin melukai hatinya sendiri terlalu dalam.

" Ya gue udah jatuh cinta sama lo. Tapi dengan perlakuan lo yang tempo hari kasar ketus itu artinya lo ngak menginginkan gue, gue udah berhenti dan jangan khwatir lo keganggu sama gue lagi. Sorry and thanks for all. Gue pamit semoga lo bahagia sama kakak gue". Dengan keyakinan Guntur mengakui perasaan nya sekaligus mengakhiri rasanya pula. Cowok itu lantas beranjak pergi membiarkan Nisel yang menangis di kursi panjang itu.

" Tur maafin gue, cinta ngak bisa di paksa hiks hiks!!". lirih Nisel  yang menatap kepergian Guntur yang kian menjauh.

Mata Nisel terbuka yang tadi nya ia pejamkan merasakan ketidaknyamanan di hatinya, pertama kali ia lihat sosok mamanya yang tersenyum hangat mengelus pipinya yang masih ada sisa air matanya tadi.
"Kenapa nangis?". Tanya mamanya lembut.

"Enggak ma", bohong Nisel seraya menggelengkan kepalanya.
" Yaudah ayok pulang".

" Mama ngak mau jelasin apa apa ke Nisel?". Tanya Nisel kecewa.

" Ini udah malem sayang, besok ya?".

Nisel menghembuskan nafasnya kasar mendengar penolakan mamanya. Dia memilih bungkam dan berlalu begitu saja.

" Kamu mau pulang ke rumah atau ikut mama?". Tanya mamanya lembut.

" Aku mau pulang aja!".

" Yaudah besok jam 15:00 kita ketemuan ya nak, mama tunggu kamu di...

" Hubungi nomer ini!". Potong Nisel cepat seraya menyodorkan ponsel nya agar mamanya menyalin nomor telfon milik nya.

" Baiklah. Ini sudah, kalau gitu mama duluan ya? Kamu hati hati jangan begadang!".

Seperginya mama Nisel, cewek itu tiba tiba merasakan tidak rela di tinggalkan oleh mamanya. Walaupun esok mereka sudah membuat janji tetap saja cewek itu menginginkan malam panjang nya di habiskan bersama ibunda tercinta nya.

" Capek gue!".--

...

" Senang kamu?, setelah berhasil menjadi penari murahan yang tidak ada harganya sama sekali!". Ujar papa Nisel tiba tiba dengan nada yang tinggi, membuat Nisel menutup mata menahan emosi yang sudah meluap luap di dadanya.

" Saya capek!". Ucap Nisel singkat, bagaimana tidak Nisel baru pulang lewat tengah malam sampai di rumah malah mendapat cibiran menyakitkan bukan kata selamat atas apa yang di raihnya.

" Kamu beranjak dari situ saya pastikan kamu...

" Saya sudah menyesal! Saya menyesal lahir di dunia ini dan sudah durhaka pada anda walau sejatinya andalah yang memancing saya agar saya membrontak!". Potong Nisel sambil berteriak lepas karena sudah tidak dapat menahan amarah nya.

" Apalagi yang dapat saya harapkan dari hidup saya? kecuali pasrah, saya jadi anak broken home! Silahkan urusi hidup anda sendiri dan saya pun begitu, sampai saya menemukan siapa perusak dari keluarga ini!". Ujar nya di ikuti dengan ambruk badan Nisel ke lantai.

Percaya lah saat ini dia merasa lelah semua nya, namun hebat nya meski hancur tak ada satu tetes air mata nya jatuh menandakan dirinya kuat secara lahir dan batin.

" Sudah tuan, non Nisel lelah jangan teruskan!". Teriak asisten rumah tangga Nisel seraya merengkuh majikan muda nya yang hancur pada malam itu.

"Maafkan saya tuan, untuk kali ini saya harus lancang!". Lanjut nya lagi sambil berusaha memapah Nisel bangun dan membawa nya ke kamar  nya.

Sudah habis air mata kehancuran yang di miliki Nisel, sudah ia tumpahkan sedari dulu. Nisel yang kini Nisel yang rapuh hancur berkeping keping, tapi mencoba menutup diri agar kuat di mata dunia.

Sedangkan papanya hanya diam tanpa kata memandang ke depan melihat anak satu satunya sangat rapuh, jauh di hati terdalam nya ada rasa iba dan rasa bersalah. Percayalah rasa itu meskipun hanya sedikit, namun itu adalah rasa hubungan batin antara ayah dan anak. Yang sampai kapanpun sampai di mana pun hubungan itu tidak akan ada kata MANTAN AYAH.

Thanks ❤

BBS: MEANING HAPPY|END|.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang