BAB 6

722 33 2
                                    

>Happy Reading<

****

"Trying something new. But, this is the beginning of a tragedy "

-Antonio's Mansion, Capital City – Paris | 06.30 pm-

Pikiran Alina seketika buntu ketika mendengar penuturan suaminya. Sang suami memintanya untuk memanggil dirinya. Hal itu membuat Alina berpikir dengan keras. Selama ini setelah pernikahan mereka, Alina sama sekali belum pernah memanggil pria itu dengan namanya, malahan ia hanya menggunakan kata pengandaian 'dia'. Ia sendiri lupa nama pria itu.

"Aku.. Aku lupa namamu." Lirih Alina yang tentu masih didengar oleh Mike.

Mike terkekeh dan mengusap lembut kepala Alina. "Baiklah. Dengar baik – baik. Aku hanya akan mengucapkannya sekali." Ujar Mike.

Alina mengerutkan keningnya dan hendak protes. Namun sebelum itu, Mike sudah menyelanya dengan cepat. "Jonathan Mike Antonio." Ujar Mike singkat dan cepat.

Alina mendengarkan apa yang pria itu katakan, hanya saja itu sangat cepat. Itu semakin membuat dirinya bingung dan kesal. Tak bisakah ia sedikit memberikan kelonggaran padaku, istrinya sendiri?

"Bagaimana?" Ujar Mike disertai seringai di sudut bibirnya. Ia berhasil membuat istri kecilnya terintimidasi dengan penuturan. Mike masih menunggu. Dengan sabar ia tetap menunggu kata panggilan yang akan istri kecilnya panggil untuk dirinya.

Alina gugup. Kegugupannya membuat dirinya memilin jari jemari lentiknya. Ia berusaha untuk menormalkan detak jantungnya dan mengingat – ingat nama pria itu. Ia melirik kesamping dimana pria itu duduk dengan masih menatap dirinya dan menunggu tuturan yang keluar dari mulutnya.

Alina menghembuskan napas dan menoleh pada Mike. Ia memberanikan diri untuk menatap pria itu. Mike mengangkat alisnya melihat apa yang dilakukan istri kecilnya. "M..Mike." lirih Alina. Suaranya sangat lirih. Sehingga hanya dirinya yang dapat mendengarnya.

Mike mendengarnya walaupun suara Alina sangat lirih. Mirip seperti bisikan. "Ulangi. Lebih keras." Ujar Mike. Mata tajamnya menatap Alina. Tatapan itu semakin membuat Alina gugup setengah mati.

Lagi – lagi berusaha memberanikan diri dan mengeluarkan suaranya yang lebih keras. "Mike." Ujar Alina.

Senyum Mike berkembang ketika ia mendengar dengan jelas panggilan Alina untuknya. Walau di awal, harus dia paksa terlebih dahulu. Jika tidak dipaksa, maka selamanya gadis itu tidak akan memanggilnya.

"Bagus. Mulai sekarang panggil aku dengan sebutan itu. Kau bisa juga memanggilku dengan sebutan lain." Jelas Mike. Alina masih mendengarkan pria itu saat berbicara.

"Mungkin dengan sebutan honey, baby, atau sweetheart. Kedengaran sangat romantis." Lanjut Mike.

Mendengar itu, sontak saja Alina kaget dan malu. Ia menundukan wajahnya. Ia merasa pipi memerah dan panas. Entah mengapa, mendengar pria itu berbicara tentang panggilan, Alina merasa malu. Selama ini ia tidak pernah memanggil seseorang seperti itu. Terutama lawan jenis.

Namun ini berbeda. Pria yang disampingnya sekarang ini adalah suaminya. Mau tidak mau ia harus memanggilnya.

"Tidak mau." Lirih Alina. Ia masih dalam keadaan wajah yang menunduk.

Mike mengernyitkan dahi. "Kenapa?"

Alina bingung harus menjawabnya. Ia memilih diam saja. Tak mau menyahut ucapan pria itu.

"Apa kau malu?" ujar Mike. Alina sedikit kaget dan sedetik kemudian ia dapat mengendalikan diri. Namun itu terlambat, Mike melihatnya. Dan itu membuat Mike tertawa. Tawa Mike membuat Alina mendongakan wajahnya dan melihat pria itu tertawa.

Mysterious of Wedding (Completed) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang