BAB 31

476 22 0
                                    

Jangan Lupa Vote and Comment!!!

>Happy Reading<

****

"When did the fear of losing you come? I tried my best to deny it, but to no avail. If that day ever comes, I'll hold your hand tight. Remember that!"

-The Antonio's Hotel, Branch at Maldives, Maldives | 07.00 pm-

Brum Brum!

Suara deru mobil yang datang memasuki kawasan hotel terdengar. Alina yang awalnya sedang terlentang di atas ranjang seketika bangkit. Pendengarannya mendengar suara mobil yang tak asing di telinganya.

Mike?

Dengan buru-buru, ia turun dari ranjang dan berlari menuju balkon hotel. Kebetulan sekali, arah balkon kamar hotelnya mengarah pada bagian depan gedung hotel tersebut.

Tercetak senyuman yang lebar saat melihat Mike keluar dari mobilnya. Alina menatapnya tanpa ingin berpaling. Pria itu terlihat semakin tampan meski tengah-tengah suasana malam. Bahkan mata tajam Mike pun, Alina masih bisa melihatnya. Seperti mata kucing berkilat saat malam hari dan tatapan tajam seperti elang. Perumpamaan yang bagus.

Kedua tangan Alina ia senderkan pada bagian atas balkon. Mengamati Mike dari atas. Sungguh beruntung dirinya mendapat pria seperti Mike.

Lihat! Bahkan saat keadaan malam yang remang - remang seperti itu saja, masih terlihat tampan. Anugerah yang tidak boleh disia-siakan.

Tepat ketika masih sibuk mengamati Mike dari atas, tiba-tiba pria itu mendongak ke atas karena merasa diperhatikan. Matanya langsung menatap ke arah balkon kamar hotel miliknya - ternyata Alina sedang menatapnya. Pria itu tersenyum miring. Istrinya menyambutnya.

Mike meninggalkan mobilnya di parkiran luar - bukan parkiran khusus dan melangkah masuk ke dalam hotel. Matanya menatap lurus dengan pikirannya yang melayang akan pernyataan Thomas beberapa saat lalu mengenai keberadaan Caleb dan wanita jalangnya. Ia berdecih karena lagi - lagi pria itu selalu mengganggunya.

Playing games with me, huh?

Dan bersamaan dengan itu - melihat Mike yang mulai memasuki hotel, Alina kembali masuk meninggalkan balkon. Ia akan menyambut Mike di kamar mereka. Senyuman lebar di bibirnya menjadi saksi akan kebahagiaannya.

Alina memutuskan untuk duduk di atas ranjang - menunggu Mike. Bibir bawahnya ia gigit. Oh astaga, mengapa ini sangat membuatnya gugup? Padahal ia sudah terbiasa dengan kedatangan pria itu.... Huh, semoga saja ia bisa mengendalikannya.

Ceklek!

Benar saja. Tak lama Alina memikirkan Mike, pria itu sudah ada didepannya. Memperhatikannya dengan.... entahlah, pandangan Mike kali ini membuat Alina sedikit bingung. Pria ini memang sulit ditebak.

"Masih terjaga?"

"Ya." Balas Alina. "Aku...menunggumu."

Mike mengangkat sebelah alisnya, tak urung berjalan mendekati Alina. "Untuk apa?"

Alina memperhatikan Mike yang sudah berdiri menjulang di depannya. Alina tak ada niat untuk berdiri, "Aku ingin makan malam. Awalnya aku ingin memesan setelah kau pergi, tapi aku membatalkannya."

"Menungguku untuk makan malam bersama?" Tanya Mike dan diangguki mantap Alina. Gadis itu bergeser ke sisi lainnya ketika Mike akan duduk disampingnya.

"Kemari." Ujar Mike dengan tangan kanan menepuk pahanya.

Alina mengerutkan dahi, "Tidak."

Penolakan Alina - Mike hiraukan. Ia tak menerima penolakan yang pada akhirnya berujung Alina yang sudah duduk di atas pangkuannya. Meski harus mendengar pekikan terkejut dari gadis itu.

Mysterious of Wedding (Completed) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang