BAB 25

527 29 0
                                    

Vote and Comment!

>Happy Reading<

****

"Effort is in vain due to continued ignorance."

-The Antonio's Hotel, Branch at Maldives, Maldives | 04.00 pm-

Selanjutnya setelah acara Lovey Dovey mereka di Esjehi Galery, Mike dan Alina memutuskan untuk kembali lagi ke hotel. Seharusnya mereka tetap melanjutkan acara perjalanan mereka mengunjungi tempat-tempat yang sudah direncanakan, tetapi mendadak Mike mendapat telepon dari Thomas bahwa ada sesuatu yang harus mereka diskusikan.

Alina awalnya sedikit kecewa karena harus membatalkan acara mereka, namun karena mendengar penjelasan Mike, akhirnya ia paham. Pria itu mendapat panggilan dari Thomas untuk perihal sesuatu. Toh, mereka masih memiliki waktu beberapa hari ke depan.

Sepulangnya mereka, Alina diantar oleh Mike kembali ke hotel. Mike langsung pergi meluncur meninggalkan Alina tanpa mengatakan apapun. Hal itu justru membuat Alina bertanya - tanya. Taj ingin terlalu memikirkannya, ia memilih untuk kembali ke kamar mereka.

"Aku lapar." Gumamnya. Keterdiamannya di dalam kamar hotel tersebut membuatnya bosan. Dan rasa bosan itu membuatnya lapar. Jika dilihat, memang sudah waktunya untuk makan malam. Tapi sebelum itu, ia harus menanyakan Mike apakah pria itu pulang cepat atau tidak.

Ia berdiri dan berjalan ke arah meja nakas samping tempat tidur. Mengambil telepon yang disediakan oleh hotel.

Mendadak, dirinya berhenti. Ia lupa jika dirinya tak hafal dengan nomer telepon Mike. Seketika, Alina menepuk jidatnya.

Astaga, bagaimana aku bisa lupa dengan nomer telepon Mike? Aku memang istri yang buruk. Hah!

Ia letakkan kembali telepon itu. Ia mendesah dengan kepala tertunduk. Tangannya terangkat ke arah perutnya. Ia sangat lapar. Masa bodoh, lebih baik jika ia makan terlebih dahulu lalu menunggu Mike. Yah, sudah Alina putuskan untuk makan terlebih dahulu.

Ia berjalan keluar dan mencari food court yang ada di hotel ini. Mengapa tidak memanggil pelayan? Ia sedang malas. Lagipula, ia bukan tipe orang yang berdiam diri dan suka memerintah. Ia lebih senang melakukannya atas keinginan sendiri. Dan juga, ia ingin melihat - lihat bagian hotel yang mewah itu. Saat sampai dirinya belum sempat untuk melihat - lihat. Bukankah ini kesempatan emas untuknya? Seumur hidup, baru kali ini ia dapat melakukannya. Terlebih, ia bukan keluarga yang berada. Haruskah ia bersyukur karena telah menikah dengan Mike?

****

-Food Court Hotel, The Antonio's Hotel, Branch at Maldives, Maldives | 04.10 pm-

Alina sampai pada tempat yang ia tuju. Matanya memandang sekeliling. Ia berdecak akan keramaian yang di depan matanya. Tak heran memang, karena hotel yang mereka tempati sangat mewah - tentu akan banyak yang menginap dan menikmati fasilitas di sini. Langkah kakinya berjalan perlahan - lahan untuk mencari tempat yang kosong.

Sayangnya, tak ada yang kosong. Ia mendesah. Astaga, padahal dirinya sangat lapar. Apa yang dilakukan Alina, tak luput dari pandangan seseorang. Orang tersebut berdiri dan menghampirinya.

"Hi, Miss. Sepertinya, kau membutuhkan tempat yang kosong?"

Alina menoleh kaget. Seorang pria muda mengajaknya berbicara, "emm, ya. Aku sedang mencari tempat kosong. Tapi sepertinya semua sudah penuh."

Pria itu tersenyum. "Well, jika kau tak keberatan, bergabunglah denganku. Kebetulan aku hanya duduk seorang diri. Disebelah sana." Tunjuk pria itu memberitahu tempatnya.

Mysterious of Wedding (Completed) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang