BAB 41

409 16 0
                                    

Vote and Comment!

>Happy Reading<

****

"Just standing by my side, then you'll have my world."

- The Antonio's Plane, road to France, France | 03.00 am -

"Enghh..." Lenguhan Alina terdengar. Gadis itu sedikit menggerakkan badannya ketika akan berbalik. Mengernyit ketika susah untuk bergerak.

Mike?

Pria yang kini tidur satu ranjang dengannya ini tengah memeluknya erat. Ia mencoba untuk melepaskan lengan pria itu, sia-sia, karena Mike semakin mengeratkan pelukannya. Ia menghela nafasnya. Memutuskan untuk kembali berbaring dengan posisi terlentang. Membiarkan pria itu tetap memeluknya.

Alina melirik pria itu yang masih memejamkan matanya. Ia terpaku dengan wajah tampannya. Ciptaan Tuhan yang sangat mempesona. Ia sendiri tak dapat memungkiri bahwa, sudah jatuh ke dalam pesona pria itu. Matanya kembali, menatap langit-langit kamar - di dalam pesawat itu.

Membetulkan letak selimut yang menutupi tubuh mereka, Alina pun melirik jam yang terpasang tak jauh dari tempat mereka tidur. Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Helaan nafasnya berhembus. Pikirannya menerawang ke beberapa jam lalu ketika ia tak sengaja mendengar pembicaraan Mike dan Thomas.

Niat awal ingin mengajak pria itu makan, namun terhenti ketika mendengar beberapa kalimat ultimatum yang membuat dadanya bergemuruh. Penasaran, akhirnya ia memilih untuk mendengarkan lebih lanjut. Hal tak ia duga, suaminya - Mike - merupakan salah satu orang yang terlibat di masa lalunya. Hampir saja ia menyela, masuk untuk bertanya maksud dari pria itu, namun memilih untuk diam dan bersembunyi.

Ia menjadi berpikir apakah alasan pria itu menikahinya karena kejadian masa lalu atau bukan. Jika memang iya, apa yang harus ia lakukan. Terlebih, pria itu telah mengatakan cinta padanya, pun dirinya juga mulai mencintai Mike meski tak sempat mengatakan.

Pilihan sulit yang harus ia hadapi saat ini. Semenjak menikah dengan Mike, banyak sekali masalah-masalah yang datang. Dimulai dari Raphael, Victoria - wanita yang melabraknya di toilet, bahkan kini bertambah dengan kenyataan jika Mike merupakan bagian dari masa lalunya.

Semua seperti puzzle. Ia...terlalu bingung harus seperti apa. Belum selesai masalah satu, muncul lagi masalah yang lain. Semakin lama semakin membuatnya tak karuan.

"Apa yang kau pikirkan?" Alina menoleh dan mendapati Mike sedang menatapnya tajam. Mata pria itu, sangat menusuk. Jika diibaratkan dengan ­laser, sudah jelas matanya akan berlubang akibat tatapan itu. Ia jadi memikirkan posisi Thomas yang setiap harinya berhadapan dengan tatapan mata itu. Patut dia acungi jempol dengan keberanian Thomas.

"Ti-dak ada." Alina gelagapan. Mengapa ia menjadi gugup seperti ini?

Mike mengeratkan pelukannya pada Alina, semakin mendekatkan tubuh mereka. Menipiskan jarak keduanya, "Tidak ada tapi kau gugup." Jelas Mike.

Alina memilih diam daripada menyahut. Mendadak ia menjadi tidak nyaman dan tenang, apa karena masih kepikiran tentang apa yang ia dengar. Ingin bertanya, takut jika jawaban itu justru membuatnya semakin takut.

"Bebe?" Nada dingin Mike menyentaknya. Mau tak mau, ia menoleh, "Ya?"

Tak sadar, sahutan yang Alina berikan pada Mike, membuat pria itu memindahkan posisinya. Ia menindih Alina yang menatapnya terkejut dan gugup.

"Katakan apa yang mengganjal dalam pikiran dan hatimu." Ucap Mike. Mata gelap dan tajamnya menghunus jauh ke dalam mata Alina. Menembus hingga ke bagian terdalam dari dirinya. "A-aku tidak memikirkan apapun. Hanya...sedikit kelelahan."

Mysterious of Wedding (Completed) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang