BAB 49

378 16 2
                                    

Vote and Comment!

>Happy Reading<

****

"Only with the word 'Love' can we all endure and keep fighting until the end."

- The Antonio's Mansion, Capital City - Paris | 14.00 pm -

"Huh...huh...M-mike..." Lenguhnya. Mike hanya menggeram tertahan. Lidahnya masih asik bergerilya di leher putih nan mulus Alina. Tangannya tak tinggal diam menjelajahi setiap inci tubuhnya.

Napas Alina terengah-engah, gemuruh dadanya semakin meletup-letup. Bahkan - entah sejak kapan, tangannya juga turut andil untuk meremas rambut halus milik Mike. Menyalurkan setiap gairah yang sudah terangsang.

Mata Mike mendongak melihat ekspresi Alina yang penuh dengan keringat. Sesekali, ciuman ia berikan pada rahang dan bibirnya.

"So sweet. Your lips so sweet." Bisik Mike di depan bibirnya. Nafas mint tercium olehnya. "Want more? Hm?"

Pasrah, Alina hanya mengangguk pasrah saja. Entah mengapa, dia begitu menginginkan Mike. Sangat ingin. Ia menggeram dalam hati - meruntuki dirinya yang sudah kepalang basah. Mata sayunya bertubrukan dengan mata berkabut Mike. "Yes, please. I want more."

"But, how about our story? It's not finish yet." Lirih Mike. Kembali lagi mencium lehernya lalu turun menuju dada Alina. "Kau harus mendengarnya sekarang. Jika nanti, aku takut kau berubah pikiran." Bukan. Bukan itu yang Mike takutkan. Ia takut jika Alina mendengarnya dari orang lain.

"Ba-baiklah. Tapi, menyingkirlah terlebih dahulu, Mike." Ujar Alina, dengan susah payah mengumpulkan kesadaran akibat teringat dengan pembicaraan mereka. Jika tidak diingatkan oleh Mike, sudah jelas mereka akan berakhir dengan keadaan yang berantakan.

Cup!

"Sebentar." Bisik Mike. Mulutnya dan lidahnya masih asik mengulum dan menjilati sekitar area dada Alina. Pun, tangannya tak tinggal diam.

Dalam keadaan seperti ini - keduanya yang sudah sama-sama hampir telanjang, ralat, hanya Alina karena Mike masih mengenakan celana panjang bahannya. Dress beserta bra dan celana dalam Alina sudah tergeletak sembarang karena Mike yang sudah tak sabar.

"M-mike, sudah. Ayolah." Lagi, Alina hampir kehilangan kesadarannya. Matanya sayu, "Kau yang mengatakan ingin berhenti." Sungutnya. Dan Mike, dia mendengarkan apa yang dikatakannya, hanya saja insting prianya terlalu kuat.

"Mike!" Sentak Alina pada akhirnya.

Mike berhenti sejenak, mendongak ke atas, matanya menyorot pada Alina yang pandangannya sayu. "Ini terlalu nikmat untuk ditinggalkan, tetapi-" jedanya, lidahnya menjilat bibirnya sensual. Dan Alina yang melihatnya menjadi tergoda. Ia ingin bibir itu! "...kita harus menyelesaikan cerita kita. Agar tak ada kesalahpahaman lagi nantinya."

Meneguk ludahnya, Alina mencoba fokus kembali pada titik awal permasalahan mereka. Mengangguk dan mengulur tangannya untuk menggapai wajah Mike. Membawanya ke arah wajahnya - ke bibirnya untuk ia cium. Alina sudah sangat menginginkan bibir tebal nan seksi Mike.

"Hmmmpp.." gumamnya di sela-sela ciuman. Mata Alina terpejam, sementara Mike masih membuka matanya. Melihat bagaimana Alina yang sangat menginginkannya. Hasil yang bagus, menurutnya.

"Hah...sudah." sahutnya setelah melepas ciuman, "Bisa kita mulai?"

Mike mengangkat alisnya, "Lalu?"

"Kau masih harus bercerita Mike. Masih tentang dirimu. Lalu, tentang bagaimana kau bisa mengenal wanita itu - Victoria, dengan pria yang bernama Caleb." Alina mencebikkan bibirnya. Merasa Mike tarik ulur waktu dan suasana.

Mysterious of Wedding (Completed) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang