BAB 3

841 47 0
                                    

Jangan lupa Vote!!!

>Happy Reading<

****

"A good day to start a strong relationship."

-Antonio's Mansion, Capital City –Paris | 11.00 pm-

Hari mulai menjelang siang, Alina tidak melakukan banyak aktivitas di hari pertamanya setelah menikah dengan pria itu. Kegiatan yang ia lakukan hanya di dalam kamar, melihat – lihat sekeliling mansion dan terakhir, disinilah dirinya, duduk bersantai menonton televisi di ruang tengah.

Ia sedikit memikirkan kegiatan apa saja yang akan ia lakukan setelah makan siang nanti. Sebenarnya, ia berencana untuk keluar berbelanja tetapi mungkin itu hal mustahil. Mengingat dirinya yang sudah menikah, itu artinya ia tidak boleh sembarangan keluar tanpa seijin pria itu. Jika ia meminta ijin pada pria itu, mungkin akan diijinkan.

Hanya saja yang membuat mendesahkan napasnya adalah ia lupa meminta nomer telepon pria itu. Suami istri macam apa mereka ini, bahkan nomer telefon ia tak punya. Ia harus memikirkan kegiatan yang lain, kegiatan yang tidak mengharuskan dirinya meminta ijin pria itu.

Come on Al, think what will you do today.

Ia mencoba memikirkan segala sesuatu. Sampai pada akhirnya, sebuah ide melintas di benaknya dan senyuman mulai terlihat di wajah cantiknya. Ia akan mencoba membuat makan siang untuk pria itu. Setidaknya, ia mencoba menjadi istri yang baik. Good wife for her husband. Pikirnya.

Lantas ia mematikan televisi yang entah menayangkan apa karena ia sama sekali tak memperhatikan, dan hanya sibuk melamun. Lalu beranjak menuju dapur membuat makan siang untuk suaminya.

Berjalan dengan riang dan sedikit bersenandung. Para pelayan yang melihat nyonya baru mereka ikut tersenyum dan bahagia. Mereka bahagia karena Tuan yang mereka layani sekian lama memiliki pendamping hidup yang cantik, baik hati, dan juga selalu membantu orang lain.

Alina sampai di dapur. Disana ia melihat, Emma, kepala pelayan itu sedang memilah bahan makanan. Mungkin bahan makanan untuk makan siang nanti. Kebetulan juga ia membutuhkan bahan itu untuk membuatnya. Jadi, dirinya tak perlu keluar atau meminta pelayan lain untuk membelikan bahan masakan.

"Bibi, apakah itu bahan – bahan masakan untuk makan siang nanti?" tanya Alina berjalan mendekat yang juga ikut membantu memilahnya.

"Oh... Nyonya. Tentu. Ini bahan masakan untuk makan siang nanti. Lalu, mengapa nyonya berada di dapur? Tidak sepantasnya, nyonya berada disini. Dapur tempat untuk pelayan, sedangkan nyonya adalah majikan kami. Jika Tuan melihat, kami akan dimarahi."

"Jika nyonya butuh sesuatu, panggil saya. Nanti saya akan menyiapkannya." Lanjut Emma.

Alina yang mendengarnya mengernyitkan dahi, lalu tak lama ia tersenyum. Tangannya sibuk memilih bahan masakan dan matanya selalu meneliti bahan – bahan tersebut.

"Bibi jangan khawatir. Dia tidak akan marah. Aku yang akan bertanggung jawab jika nanti Sua--, maksudku,Tuan kalian marah." Lidah Alina sedikit kelu ketika akan menyebutkan pria itu dengan kata ' suami'. Ia masih belum terbiasa dengan semua ini. Semua terjadi secara tiba – tiba.

Dimulai dengan pernikahan mereka yang mewah nan megah, lalu fasilitas yang lengkap, serta pelayanan yang memuaskan. Ia terbiasa hidup sederhana. Ia selalu mengerjakan semuanya sendiri. Jika ia mendapatkan semua ini secara mendadak, tentu saja ia terkejut. Untung saja, ia dapat mengendalikan diri.

"Bibi, aku ingin bertanya sesuatu. Dia makan tepat waktu atau tidak? Maksudku apakah ia orang yang disiplin?" tanya Alina sedikit ragu – ragu.

Kepala pelayan itu tersenyum mendengar penuturan majikan barunya yang ragu – ragu bertanya mengenai Tuan mereka. Nyonya mereka sangat polos dan lugu. Beruntungnya Tuan mereka mendapat gadis yang seperti ini.

Mysterious of Wedding (Completed) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang