BAB 9

636 34 3
                                    

Vote and Comment!

>Happy Reading<

****

"It is natural for a worry to be present without permission in the heart"

-Antonio's Mansion, Capital City – Paris | 05.00 pm-

Mike dan Alina telah sampai di Mansion mereka. Setelah acara yang 'sangat romantis' itu, Alina tak henti - hentinya tersenyum. Ia bahkan tak menyadari bahwa Mike melihatnya dan tersenyum geli.

Bagi Mike, apa yang ia lakukan pada istrinya itu bukanlah apa-apa. Ia bisa saja memberikan hal yang lebih. Bahkan, isi dunia bisa ia berikan pada istrinya. Beda hal dengan Alina, menurutnya yang dilakukan oleh Mike sangatlah romantis. Ia merasa diistimewakan. Tentu saja. Ia adalah istri sahnya. Dalam hukum dan agama.

"Aku suka." Gumam Alina. Mike menoleh. Ia mengangkat sebelah alisnya bermaksud menanyakan apa maksud istrinya.

Alina juga menoleh pada Mike dan tersenyum. Ia berhenti berjalan yg diikuti juga oleh Mike. Kini, mereka berdiri saling berhadapan dan berada di ruang tengah Mansion tersebut.

"Thank you so much. I'm so happy today. It's an amazing day." Ucap Alina pada Mike. Mike tersenyum lalu mengangkat tangannya dan mengelus pipi kiri Alina pelan. "You're welcome. Anytime, Sweetheart." Balas Mike.

Alina semakin melebarkan senyuman kala mendengar Mike juga menyetujuinya. Alina masih memandang wajah tampan suaminya. Begitu juga Mike yang masih terpaku pada wajah cantik istrinya.

"Lain kali, aku akan membawamu ke tempat – tempat yang lebih menarik dan, tentunya tak pernah kau kunjungi." Alina mengernyit, "Apa itu sebuah tempat rahasia?" Mike tersenyum tipis – mengangguk singkat sebelum membalas, "Yah, katakan saja seperti itu."

"Well, if it's like that, I can't wait anymore." Ujar Alina dengan senyumnya. Pandangannya menerawang ke depan – membayangkan hal itu benar – benar terjadi.

Tangan Mike masih mengelus pipi lembut nan halus milik Alina. Setelahnya, Mike menurunkan tangannya dan berganti menggenggam tangan Alina.

"Istirahatlah dikamar. Aku ada urusan. Aku akan segera kembali." Ujar Mike. Sejujurnya, ia tidak ingin pergi meninggalkan istrinya di Mansionnya yang besar itu, walau di setiap sudut Mansion terdapat pengawal tak membuat rasa khawatir Mike berkurang. Rasanya, ia ingin setiap detik Alina berada di dalam pandangannya.

Tangan Alina yang tidak digenggam Mike, kini menggenggam tangan mereka yang bertautan. Ia tersenyum mencoba memahami suaminya. Walau pun, entah perasaan apa yang hinggap dihatinya namun ia berusaha untuk menepisnya. "Pergilah. Aku tidak apa - apa. Aku akan baik - baik saja. Bukankah disini banyak pengawal yang akan menjagaku?" Mike mengangguk.

"So, don't worry, okay?" Lanjut Alina. Mike mengalihkan pandangannya pada sekeliling dan menghembuskan nafas kasar. Berusaha meredakan rasa gusar dalam hatinya. Lalu, kembali menatap pada Alina yang masih tersenyum. Pada akhirnya, Mike mengangguk. Tak tahan dengan tatapan wajah istrinya itu.

"Baiklah. Sekarang, masuk ke kamar. Jangan tunggu aku. Aku akan pulang larut malam." Alina mengangguk dan membalikkan badannya menuju lantai atas. Tepatnya kearah kamar mereka.

Mike tersenyum memandang istrinya yang berlalu menuju ke kamar mereka. Setelah sang istri menghilang dari pandangannya, Mike berbalik. Dan saat itu juga senyuman yang ada di wajahnya seketika tergantikan dengan raut wajah dingin.

Mike melangkahkan kakinya keluar menuju parkiran mobil. Ia mengendarai mobil yang ia gunakan bersama istrinya. Mike akan pergi ke suatu tempat untuk menyelesaikan sedikit urusan. Urusan yang menyangkut hidup dan mati.

Mysterious of Wedding (Completed) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang