BAB 43

391 19 0
                                    

Vote and Comment!

>Happy Reading<

****

"This heart always here. Never go anywhere."

- Antonio's Mansion, Capital City, Paris | 12.00 pm -

Sudah dari satu jam yang lalu Alina dan Mike mendarat dengan selamat di bandara. Perjalanan jauh dari Maldives kembali ke Perancis, sangat membuatnya kelelahan. Ditambah, pikirannya selalu tertuju pada aksi yang dilakukan oleh wanita itu, Victoria Christine. Alhasil, dirinya jatuh sakit.

Tubuhnya terasa lemas dan kepalanya berat. Sesekali, ia meringis untuk menahan rasa sakit.

"Ssshh..." Ringisnya. Pusing sekali.

Ia ditinggal sendiri di dalam kamar tersebut. Dan Mike, kembali ke aktivitasnya. Pria itu memang tak kenal lelah. Mengetahui bahwa dirinya sakit setelah turun dari pesawat, tanpa berkata-kata - Mike segera membawanya pulang. Bahkan ia menyetir mobilnya. Thomas - mereka tinggal. Pria kejam, memang dirinya.

Mungkin itu sudah kebiasaan bagi mereka. Mike pergi, dan meninggalkan Thomas. Thomas pun tak mempermasalahkannya, itu sudah menjadi tugasnya. Ia penasaran, bagaimana Thomas bisa bekerja dengan Mike dan berakhir menjadi tangan kanannya? Kedua pria itu sama. Dingin, datar, dan... menakutkan.

"Aku butuh minum..." Lirihnya. Mencoba untuk bangun dan mengambil air di meja samping ranjang, "Aku benci sakit." Gumamnya kesal.

Satu gelas air penuh ia minum hingga tandas. Kini rasa lapar yang melanda perutnya. Jam sudah menunjukkan waktu lewat makan siang, dan sudah sepantasnya ia makan. Namun, tak ada makanan yang tersaji mengingat, tak ada seorangpun yang diijinkan masuk ke dalam kamar utama Mike. Bahkan kepala pelayan pun - Emma - takkan mungkin melakukannya.

Sakit baginya adalah salah satu hal yang tidak ia sukai. Karena sakit, akan menghambatnya untuk melakukan segala aktivitas. Terutama aktivitas memasak. Ingatkan dia untuk minum vitamin penguat tubuh agar jika bepergian jauh, tubuhnya tidak melemah.

Atau mungkin - bisa dikatakan, ini perjalanan jauh pertama yang pernah ia lakukan. Mengingat dulu ia hanya memiliki keluarga sederhana, meski mampu tapi hanya bisa membiayai satu orang jika menggunakan pesawat. Sekarang sudah berbeda. Ia sebatang kara dan menikah dengan seorang penguasa daratan Eropa. Haruskah ia berbangga diri dan sombong?

Tentu tidak! Alina bukan orang seperti itu.

Entahlah pikiran itu darinya. Sekalipun ia menikah dengannya, ia takkan menyombongkan diri. Semua yang ia miliki - dari ujung kepala hingga ujung kaki, semua pemberiannya. Uang yang ia pegang pun, darinya. Jika diingat kembali, ia masih memiliki sedikit tabungan sebelum menikah dengan Mike. Tabungan itu akan tetap ia simpan. Akan ia gunakan jika terjadi hal mendesak suatu saat. Hanya... berjaga-jaga saja.

Tetapi, setelah dipikir-pikir - ia hanya menggunakan sedikit saja. Mungkin untuk membeli makanan ketika ia ingin saja.

"Dimana dia...?" Alina melarikan pandangan ke sekeliling - mencari keberadaan Mike, namun kosong. "Sepertinya, dia sedang di ruang kerja. Aku akan menyusulnya."

Alina berusaha bangkit dari tidurnya dan turun. Sebelum berdiri, ia ambil napasnya. Kepalanya, sakit bukan main. Bahkan, matanya terpejam guna menetralkan rasa sakit di kepala. Setelah lebih siap dan mantap, ia buka matanya perlahan-lahan, kepalanya ia dongakan mengarah ke depan dengan kedua tangan menopang pada sisi kanan dan kiri ranjang. Ia siap untuk berjalan.

"Okay. Do it, slowly." Gumamnya.

Satu per satu langkah ia lakukan. Tujuannya adalah kamar mandi lalu pergi keluar mencari makanan dan menyusul ke ruang kerja menemui Mike.

Mysterious of Wedding (Completed) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang