“Perkenalkan nama saya Delan Johansyah. Biasa dipanggil Delan,”
“Sudah?” tanya Bu Gilani, biasa dipanggil Bu Gil, guru matematika yang sedang mengajar di kelas X IPA 2
Delan mengangguk.
“Ada yang mau ditanyakan?” pertanyaan Bu Gil membuat seluruh kelas menjadi gaduh seperti pasar burung, suaranya saling bersahut-sahutan
“Dulu sekolah dimana, Delan?”
“Udah punya pacar belum?”
“Bagi nomornya dong!”
“Ganteng banget!!”
“Heh! Sudah-sudah diam semuanya! Tidak jadi diadakan sesi tanya jawab! Delan, kamu boleh duduk dengan Kisa. Kisa, angkat tanganmu!” perintah Bu Gil membuat gadis berpipi chubby yang sedari tadi tak mendengarkan ocehan di depan karena sedang fokus pada layar ponsel kini mengangkat tangan.
Kisa memang selalu duduk sendirian, karena abangnya yang terlalu posesif itu membuat semua orang enggan untuk mendekatinya dan semua hal yang berkaitan dengannya.
“Yasudah. Delan kamu duduk dengan Kisa.”
Delan mengangguk, kemudian berjalan kearah pojok dimana gadis yang duduk sendirian dengan pandangan fokus pada layar ponsel yang dia sembunyikan dibalik buku tugasnya.
Setelah menyadari adanya seseorang yang duduk dibangku sebelahnya, Kisa mendongak, menatap sang empu yang kini bersiap untuk duduk.
“WAH! MAS GANTENG! KITA KETEMU LAGI!!” Teriaknya kegirangan membuat seisi kelas tak terkecuali Bu Gil memandang Kisa
Delan berdecak pelan, dari sekian banyak sekolah di kota ini kenapa dia harus satu sekolahan dengan gadis yang telah menginjak sepatu converse-nya menggunakan sepatu roda bututnya itu? Dan lagi, dari sekian banyak kelas X IPA, mengapa dia harus satu kelas bahkan satu bangku dengan gadis bermulut mercon ini?
Demi tuhan... gue pastikan hidup gue gak akan tenang lagi...
××
"Mau ke kantin gak mas? Yuk Kisa temenin." Kisa mengajak Delan sambil menarik lengan cogan yang kini akan menghabiskan hari-harinya bersama Kisa.
"Berhenti manggil gue mas!"
"Oke jadi Kisa manggilnya apa?"
"Delan."
"Akhirnya mas ganteng mau kenalan sama Kisa hihihi..." Kisa ketawa-ketawa tidak jelas menampilkan lesung pipi-nya yang menawan
"Ck." Delan berdecak kemudian bangkit dari duduknya, dia berjalan tak tentu arah karena memang dirinya belum mengetahui tata letak sekolah ini.
"Mas ganteng tungguin!!" Teriak Kisa diiringi langkah kakinya
"Ini bukan jalan mau kekantin, ayo follow Kisa, Kisa tunjukkan arah yang benar." Ujar Kisa saat berada di samping Delan, kemudian meraih tangan Delan untuk digandengnya sampai kantin.
Sesampainya di kantin, tatapan siswa-siswi tak lepas dari Kisa yang menggandeng tangan cowok tampan yang belum mereka kenali. Banyak tatapan kagum yang memandang mereka dan ada juga yang memandang mereka dengan pelototan tak terkecuali Ethan dan Evan yang langsung mengambil langkah seribu.
"Mas ganteng, mau makan apa?" Tanya Kisa pada Delan yang masih saja menampilkan wajah datarnya
"Baks—"
"JAGA JARAK MINIMAL SATU METER KISA!" Suara Ethan yang tegas membuat seluruh penghuni kantin menatap drama gratis yang sangat disayangkan bila tidak ditonton.
Kisa mengerjap kaget, matanya membulat saat diketahui kedua abangnya kini menatapnya murka. Delan mengambil kesempatan untuk melepas tautan jarinya pada jemari Kisa.
"Siapa lo berani-beraninya gandeng tangan adek gue?!!" Evan tak kalah emosi menanyai Delan yang memandang mereka dengan raut datarnya
"Bang jangan disini, malu diliatin.." cicit Kisa saat menyadari bahwa seluruh penghuni kantin kini sedang menatap mereka
"Diam Kisa! Abang gak memberikan kamu kesempatan untuk bicara!" Evan berkata tegas, jika kedua abangnya sudah begini yang dilakukan Kisa hanyalah menghela napas kemudian menghembuskannya kasar
"Siapa lo?" Ethan mengulangi pertanyaannya lagi
"Delan." Jawabnya singkat dengan wajah datarnya
"Apa hubungan lo sama adek gue sampai lo berani-beraninya gandeng tangan adek gue?!" Ujarnya sambil memberikan tatapan menusuknya pada Delan yang hanya membalas dengan memutar bola mata malas sambil berdecak keras
"Bang... dia pacar baru Kisa." Ucapnya takut-takut
"Apa?!" Sontak saja Delan dan kedua abang Kisa berseru kompak.
Semua siswa-siswi mulai berbisik-bisik setelah mendengar bahwa Kisa yang memiliki kedua abang yang super duper protective akhirnya memiliki pacar. Sempat ada yang pernah menembak Kisa didepan seluruh siswa siswi SMA Gloria dan berakhir adu bacok. Ralat, adu bacot dan dikerjai habis-habisan oleh kedua abang Kisa. Kejadian itu pula yang membuat Kisa dikenal seluruh kalangan disekolah ini. Dan setelah kejadian itu, tak ada lagi yang berani menyatakan cintanya pada Kisa.
"Siapa yang ngijinin kamu pacaran hah?!" Ethan berteriak lantang pada Kisa yang kini menatap abangnya dengan putaran bola mata, malas sekali meladeni drama yang abangnya buat, apalagi ini semua membuang waktu istirahatnya.
"Bang. Kisa udah gede jadi pliss jangan larang ini larang itu mulu!" Kisa mengeluarkan unek-uneknya
"Kisa diam! Berapa kali abang bilang kamu diam aja Kisa!" Evan menyela ucapan Kisa yang kini mengerucutkan bibirnya
"Lo siapanya adek gue?" Tanya Ethan dengan tatapan menusuk
"Bukan siapa-siapa." Jawabnya acuh tak acuh sambil mengendikkan bahu
"Jawab jujur belalang sembah!" Evan menggentak dan dengan enaknya mengubah nama Delan tanpa persetujuan membuat Delan mendengus keras
Semua siswa masih menyaksikan perdebatan mereka yang kian panas.
"Gue.bukan.siapa-siapanya." Ucapnya penuh penekanan kemudian berbalik meninggalkan mereka
"Heh! Jangan kabur lo kutil badak!!!" Evan menghadang jalannya Delan hingga membuat lelaki itu memutar bola mata
Delan masih tetap diam dan memandang jengah kedua abang-abang Kisa ini.
"Lo ada hubungan apa sama adek gue?!" Ethan kembali mengulang pertanyaan yang sama
"Ada apa ini ribut-ribut?!"
To be continue...
a/n :
halo halo semuanya. Pada kangen gak sama gue? Hehe canda. Kangen Delan atau kangen Kisa?
Abang-abang Kisa ini.... Yang pake sepatu item itu Ethan dan yang pake sepatu putih jelas Evan yaaa...
Oke. See you next chapter!
Publish : 25 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisa(h) Delan [END]
Teen FictionDua kutub berbeda yang saling tarik-menarik. Delan, cowok dingin dengan sejuta misteri yang bertemu dengan gadis bermulut mercon dengan segala sikap absurd-nya yang membuat hidup Delan yang semula abu menjadi berwarna. Bukan hanya kisah Delan dan ke...