"Ayok buruan naik. Gue ada urusan abis ini," ujar Delan sambil memakaikan helm di kepala Kisa.
Kisa mengerjap.
"Urusan apaan?"
Delan berpikir sejenak sembari membenarkan tatanan rambut gadis didepannya.
"Adalah intinya. Lo gak perlu tau," ujarnya kemudian bersiap memakai helm untuknya sendiri.
"Ih Mas ganteng, jawab!" Kisa memukul kepala Delan yang terhalang oleh helm fullface lelaki itu.
"Ih sakit bego!" Delan duduk diatas motornya, "cepetan naik!" Ujarnya tak santai disusul gerutuan gadis itu sambil menaiki motor gede milik lelaki jangkung.
"Ih Mas ganteng mah. Urusan apa?" Kisa berteriak agar Delan mendengarnya berbicara.
"Adalah intinya!"
"Ikutttt!" Rengeknya pada Delan sambil mendekap lelaki itu.
"Gak usah, bahaya!"
"Ih Mas gantengg... Kisa ikut ya?"
"Jangan heh! Bahaya. Tempatnya gak cocok buat lo!" Delan menjawab sambil memencet tombol send untuk berbelok menuju perumahan Kisa.
Setelah sampai gadis itu sama sekali tak mau turun.
"Kisa gak mau turun! Kisa mau ikuttt!" Rengeknya pada Delan dan semakin mengencangkan pelukan mereka.
"Kisa gak bisa. Bahaya buat lo!" Ujarnya sambil berusaha melepas pelukan mereka.
"Ih, atau jangan-jangan Mas ganteng mau tawuran ya?!" Kisa makin mengeratkan pelukannya membuat Delan sedikit susah untuk bernapas.
"Nggak, apaan sih? Lepas, gua gak bisa napas!" Sentaknya membuat Kisa terkejut
"Ih yaudah Kisa ikut tapii...." Rengeknya sekali lagi membuat Delan tak tega dan berniat mengajak gadisnya itu ke base camp tempatnya akan menyusun strategi.
"Iya lo ikut. Kita berangkat, lepas jangan erat-erat. Gue gak bisa napas ege!"
Kisa melepas pelukan kemudian duduk diatas motor seperti biasa.
"Iya iya ih bawel!" Kisa menabok kepala Delan yang terlindung helm membuat lelaki itu lagi-lagi mengaduh
"Jangan gitu Kisa!"
"Iya ih bawel banget!"
×××
"Tempat apa ini, Mas ganteng?" Kisa memegang erat lengan Delan saat memasuki sebuah pemukiman penduduk yang bisa dibilang cukup kumuh.
"Tapi kok serem juga sih?" Kisa merinding. Makin mengencangkan pegangan tangannya pada lengan Delan
"Nggak, lo tenang aja. Ada gue." Lelaki itu memberikan sebuah kata yang sedikit membuat Kisa tenang.
Gadis itu sedikit rileks sekarang. Mulai terbiasa saat sepatunya menginjak sebuah tanah basah akibat hujan semalam.
"Mas ganteng!" Teriaknya saat tanpa sengaja indra penglihatannya menangkap sebuah kecoa didekat sepatunya.
Delan berjengit kaget menatap Kisa khawatir.
"Kenapa?"
"Itu- itu ada KECOA IHHHH! TAKUTTTT!" Tunjuknya pada kecoa di bawah kakinya.
Delan menghembuskan napas. Delan harus mulai terbiasa dengan sikap absurd gadis disebelahnya. Sudah tahu kecoa dibawah dan dekat sekali dengan sepatunya, kenapa tidak diinjak saja sih?
KENAPA BETINA SELALU REPOT DIBUAT SENDIRIIII?
"Ck, Kisa lo bisa injek tuh kecoa, kenapa mesti teriak-teriak sihh?" Ujar Delan sambil menginjak kecoa itu.
"Kisa kan takut, Mas ganteng!"
"Yaudah ayok jalan!"
"Iya," mereka berjalan menyusuri rumah penduduk yang bisa dibilang kalangan bawah.
Kisa tidak jijik sebenarnya, hanya merinding takut kali aja ada kecoa seperti tadi. Dia jadi miris melihat anak-anak bermain didepan rumah kumuh mereka dengan pakaian yang sebenarnya tak layak pakai. Mungkin kalau kesini lagi dia akan menyumbangkan sedikit baju untuk mereka. Rasanya Kisa bersyukur telah lahir dari keluarga yang cukup berada tak kekurangan seperti mereka.
"Mas ganteng." Panggil Kisa membuat Delan menoleh pada gadis mungil yang kini menatap miris anak-anak didepannya.
"Kenapa?"
"Nanti anterin Kisa kesini lagi ya."
"Ngapain?"
"Mau nyumbang baju buat mereka, kurang layak banget dipake tuh."
Delan terdiam. Agak terkejut namun juga kagum mendengarnya. Gadis yang ia cintai benar-benar luar biasanya, rasanya Delan tak salah pilih. Gadis itu memang beda dari gadis lainnya atau gadis yang pernah mencoba mendekati Delan yang hobinya shopping dan buang duit orang tua.
"Boleh banget, nanti gue juga deh nyumbang sekalian. Banyak baju yang udah kekecilan, tapi nanti lo bantuin gue ya." Ujar Delan sepanjang itu membuat Kisa terpengarah menatap Delan tanpa kedip.
"Kenapa?!"
"Mas ganteng ngomongnya panjang bener. Seneng deh Kisanya."
Kisa tersenyum membuat lelaki itu tertular oleh senyum manisnya.
"Jadi, lo mau gak?"
"Mau," jawabnya cepat padahal tak tahu apa yang Delan inginkan.
"Mau apa coba?"
"Ehm- gak tau hehe." Jawabny cengegesan.
Delan menoyor kepala gadis itu membuat Kisa tertawa ngakak.
"Bantuin gue milihin baju yang kekecilan buat disumbangin!" Ujarnya sambil membenarkan rambut Kisa yang tampang acak-acakan.
"Siap bos!" Hormat Kisa pada Delan membuat lelaki itu tertawa untuk keberapa kalinya bersama Kisa.
Sungguh senang Kisa mendengar lantunan suara tawa Delan Johansyah.
Lelaki yang dicintainya.
To be continue...
a/n : jadi sebelum cerita ini tamat, aku bakal banyakin adegan delan sama kisa yang berduaan manjah tapi gak bikin puasa kalian batal. Oke sayangku?
Delan pake baju harry potter wkwk
Vote dan komen citra tunggu wkwk💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisa(h) Delan [END]
Teen FictionDua kutub berbeda yang saling tarik-menarik. Delan, cowok dingin dengan sejuta misteri yang bertemu dengan gadis bermulut mercon dengan segala sikap absurd-nya yang membuat hidup Delan yang semula abu menjadi berwarna. Bukan hanya kisah Delan dan ke...