"Kamu makin kesini makin bandel ya Kisa. Pulang sekolah bukannya langsung pulang malah kelayapan bareng belalang sembah. Abang beri dia kesempatan karena Abang percaya dia bisa bahagiain kamu tapi bukan berarti dia bisa bersikap seenaknya!" Ujar Ethan panjang kali lebar kali alas kala Kisa baru sampai dirumah pada malam hari.
"Iya Bang maaf, tapi Kisa yang maksa ikut Mas ganteng bukan Mas ganteng yang ajak Kisa."
"Apapun alasannya kamu gak diperbolehkan pulang sekolah keluyuran tanpa pulang ke rumah!" Evan menimpali membuat Kisa kini dirundung kekesalan. Kata Ethan, dia bebas. Kok sekarang dikekang lagi sih?!
"Katanya Kisa bebas?! Kok gini?!"
"Bebasmu bukan berarti melanggar peraturan!" Evan yang selalu mematuhi peraturan kembali berujar.
"Hilih bacot!" Kisa mengumpat pelan.
"KAMU NGELAWAN?!"
Kisa terperanjat, tak menyangka Abangnya kembali membentak Kisa keberapa kalinya. Atau mungkin dirinya memang telah berubah hingga membuat Ethan emosi?
"Maaf," cicitnya sembari menunduk dalam kala Ethan menatapnya tajam disertai desisan membuat gadis itu dilanda ketakutan yang mendalam.
"Kamu tuh ya, diberitahu malah ngeyel! Mau jadi apa kamu?!"
Kisa diam, masih menunduk.
"Lain kali pulang sebelum keluyuran!"
Kisa mengangguk kemudian berpamitan untuk masuk kedalam kamarnya guna membersihkan dirinya.
×××
"Kenapa lo?" Tanya Delan saat Kisa keluar dari rumahnya, pagi ini Delan seperti biasa menjemput calon pacar sebelum direstui oleh kedua Abang Kisa.
"Gakpapa." Ini nih, satu kata beribu makna. Kenapa sih betina selalu bilang gakpapa padahal sedang kenapa-napa?
"Serius lo?" Delan mengulang pertanyaannya, karena dilihat dari mata Kisa saja Delan tahu bahwa semalam gadisnya itu menangis karena sesuatu, matanya nampak sembab, pagi ini pun hidungnya nampak memerah tak seperti biasanya.
"Iya, ayok Mas ganteng. Nanti telat!" Ujar Kisa sambil menepuk punggung Delan membuat lelaki itu dengan segera memberikan helm polkadot hitam kepada gadis didepannya.
"Yaudah ayokkk!"
Kisa segera menaiki motor Delan, duduk dibelakang sambil memeluk perut lelaki itu tanpa tekanan.
"Udah sarapan?" Tanya Delan memecah keheningan, hari ini Kisa nampak murung. Biasanya diperjalanan menuju sekolah, gadis itu senantiasa berceloteh panjang lebar guna memecah keheningan.
"Belom!" Jawab Kisa membuat Delan berpikir terlebih dahulu.
"Yaudah nanti kita mampir ke kantin ya?" Tawar Delan sambil membelokkan stir motornya.
"Asal sama Mas ganteng!" Jawab Kisa lesu, sebenarnya dia malas makan karena tidak bernafsu.
"Iyalah, kan gue yang ngajak lo!"
"Iya,"
Tuhkan. Biasanya Kisa akan menjawab dengan panjang, rasa-rasanya Delan menjadi merasa kehilangan sosok Kisa yang cerewet.
Setelah sampai disekolah, mereka berdua berjalan menuju kantin diiringi tatapan dari berbagai siswa-siswi GHS.
"Jadi nyumbang baju gak lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisa(h) Delan [END]
Teen FictionDua kutub berbeda yang saling tarik-menarik. Delan, cowok dingin dengan sejuta misteri yang bertemu dengan gadis bermulut mercon dengan segala sikap absurd-nya yang membuat hidup Delan yang semula abu menjadi berwarna. Bukan hanya kisah Delan dan ke...