|43| kamu

187 19 0
                                    

"Jadi gimana?" Lorenzo bertanya pada semuanya kala semua anggota telah berkumpul.

"Seperti kemaren. Kita bakal kesana bawa senjata lalu ribut dan kalo misalnya ada polisi atau siapapun yang berpotensi kita kena masalah harus lari dan menghindar. Kabur sebisa mungkin."

"Tapi dengan kita tawuran aja udah menimbulkan masalah." Ujar Delan tiba-tiba membuat mereka menatap Delan secara langsung.

"Bener juga sih."

"Ya lo bener. Tapi solidaritas harus kita junjung!"

"Iya. Dua hari lagi kita perang. Lo semua siapin segala sesuatunya!" Ujar Rendy membuat seluruh anggotanya mengangguk.

"Yaudah. Rapat gue tutup selebihnya kita mbacot saja!"

Rendy memang the best dalam hal memimpin jadi tak heran bila anggotanya suka dan memilih Rendy sebagai ketua geng mereka.

"Lo gak nganter pacar lo itu? Yang imut-imut itu siapa si namanya?" Tanya Lorenzo pada Delan membuat lelaki itu menggeleng.

"Kisa woy Kisa. Adeknya si kembar, Ethan sama Evan." Ujar Ergi membenarkan

"Kok lo bisa ya dapetin dia? Gue aja yang kating lo gabisa loh!" Rendy bertanya-tanya

"Lo pake pelet apaan sih?"

"Pelet cinta!"

"Najis geli juga ya!"

"Lo tanya gue jawab lah ege!"

"Iya deh iya!"

"Eh terus gimana ceritanya lo bisa dapet restu?"

"Gatau, gue cuma nanya sama Ethan tau-tau dia nyetujuin. Yaudah. Rejeki anak sholeh kali ah."

"Bukannya lo anak Om Haris ya?"

Delan berdecak kala Ardi bertanya dengan polosnya.

"Emang! Maksud gue sholeh itu rajin beribadah dongooo!"

"Oh yaya. Ha? Emang lo bisa sholat?!" Tanya Ardi membuat Delan menggeleng.

"Lupa. Dah lama gak sholat."

"Lah sianjing!"

"Geblek!"

"SHOLEH DARI MANANYA COBA?!"

"Yaudah si anggep aja gue sholeh! Gini-gini gue pernah sholat. Apalagi kalo pake peci sama sarung, beuhh gantengnya gak ketulungan!"

Mereka semua tertawa. Seakan ini adalah hal langka kala Delan narsis didepan teman-temannya.

"Anjing narsis banget lo!"

"Lah si pea malah muji dewek!"

"Yaelah sian amat sih gak ada yang muji!"

"Heh. Ganteng mah diakui bukan mengakui geblek!"

Delan tersenyum saja mendengar gerutuan teman-temannya. Setidaknya sekarang dirinya merasa lebih bebas saja mengeluarkan apa yang dirasakannya.

×××

"Lo ngapain sih?" Tanya Delan pada gadis yang kini berkutat di dapur.

"Ya masaklah!"

"Maksud gue masak apa, ege?" Tanya Delan sembari memeluk Kisa dari belakang. Gadis yang sedang mengiris bawang itu mendesah kesal.

"Jangan gini Mas ganteng! Susah ini!"

"Yaelah, iya deh iya." Delan melepas pelukan mereka, "ada yang bisa gue bantu?" Lanjutnya bertanya

Kisa(h) Delan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang