"Bang Evan, Kisa pulang sama abang ya?" Ujarnya sembari menampilkan puppy eyes andalannya.
"Duh Kisa, gimana ya? Abang hari ini ada rapat OSIS mengenai calon pengurus dan calon kandidat yang akan menggantikan abang. Kamu pulang sama Ethan aja ya? Abang telponi—"
"Jangan! Gak usah Bang, Kisa pulang sendiri aja deh. Kayaknya Abang sibuk, Bang Ethan juga nganterin pacarnya hehe." Ujarnya sembari tersenyum masam.
Dia merasa benar-benar dicampakkan oleh kedua abangnya. Ethan terlalu sibuk dengan pacarnya akhir-akhir ini, sementara Evan juga sibuk menjelang pergantian calon-calon pengurus OSIS yang baru.
Harusnya Kisa senang karena kedua abangnya sibuk dan mengabaikan dirinya. Harusnya dia juga senang karena kesibukan abangnya membuat dia bisa berdekatan dengan pujaan hatinya. Harusnya dia senang bisa memanfaatkan keadaan ini dengan melakukan apapun yang dia inginkan dulu seperti pergi-pergi sendiri, kemana-mana sendiri tanpa didampingi abangnya.
Tapi yang dia rasakan sekarang adalah kehilangan sosok mereka berdua yang selalu ada. Entahlah, rasa-rasanya dia lebih memilih keposesifan abangnya daripada diabaikan begitu saja. Dia merasa... Tidak ada yang menginginkan kehadirannya, lagi.
"Terus kamu pulang sama siapa? Abang pesenin ojek online ya biar kamu selamat sampai tujuan? Atau kamu ikut temen abang aja ya? Aduh, kalo aja gak ada rapat, udah pasti abang anterin kamu. Maaf ya, sayang..."
Evan mengelus puncak kepala adiknya dengan sayang.
"Ini Kisa mau pesen ojol. Udah abang masuk aja, bentar lagi mulai kan?" Ucap Kisa sembari tersenyum miris
"Abang tungguin kamu deh. Eh- tapi bentar lagi rapatnya mulai. Duh gima—"
"Udah abang masuk aja. Kisa gakpapa kok. Udah pesen ojol juga. Tinggal nunggu, gak akan diculik. Abang masuk aja, abang kan pimpinan jadi harus mencontoh yang baik. Oke gak tuh?" Potong Kisa berusaha meyakinkan Evan meski hatinya berkata ingin Evan menunggunya sampai Ojol pesanannya datang.
"Bener juga ya. Kamu hati-hati, Abang masuk dulu ya." Pamitnya pada Kisa, tak lupa juga memberikan kecupan di dahi sang adik kemudian secepat kilat dia berlari menjauh meninggalkan Kisa sendiri.
Kisa tersenyum masam. Jadi ini yang namanya diabaikan? Meskipun seringkali diabaikan oleh sang pujaan hati, tapi ini lebih sakit dari saat Delan mengabaikannya.
Rasanya lebih menyakitkan dari patah hati.
×××
Setelah sampai rumah, Kisa bisa merasakan rumah ini yang dulunya dengan kehangatan perlahan terkikis. Semuanya sibuk mengurusi urusan masing-masing. Harusnya Kisa senang, setelah sekian lama dia dikurung bagai burung dalam sangkar, kini waktunya bebas akhirnya tiba. Tapi bukan senang yang dia rasa, hanya rasa sakit karena terabaikan yang kini dirasakannya.
Setelah berganti baju, Kisa melangkah turun menggunakan hoodie putih, hotpants, disertai sepatu putih yang melekat dikakinya dan jangan lupakan sling bag yang dipakainya.
Dia berniat menghabiskan waktu untuk keluar rumah dengan mengunjungi Mall disaat kedua abangnya sibuk.
Dia harus memanfaatkan kesibukan kedua abangnya juga berusaha menghapus rasa sesak dalam dada saat dia merasa diabaikan oleh kedua abangnya sekaligus.
Setelah turun dari taxi yang ditumpanginya, ia melangkah layaknya narapidana yang terbebas dalam jeruji besi. Menghirup udara kebebasan sebanyak-banyaknya serta senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya.
"Lho, Kisa kan?" Kisa memandang lelaki di depannya dengan kenyernyitan dahinya.
"Siapa ya?" Bukannya menjawab, Kisa malah balik bertanya pada lelaki yang memakai seragam SMA yang dia samarkan dengan hoodie hitam yang sama dengannya disertai celana abu-abu khas anak SMA serta sepatu converse yang melekat di kaki jenjangnya. Wajahnya agak kebule-bulean dan Kisa juga tak menampik kalau lelaki didepannya ini tampan. Tapi tetap saja, Mas ganteng Delan is number one!
"Gue temennya abang lo, Ethan."
Temannya Ethan ya? Brandal dong berarti? Kisa sedikit takut. Tak kunjung mendapatkan jawaban lelaki itu berniat mengajaknya ngobrol.
"Lo sendirian? Gila, berani banget lo! Nanti kalo bodyguard lo marah gimana?"
Kisa mengernyit. Selama ini abangnya tak menyewa bodyguard untuk menjaganya.
"Bodyguard?"
"Iya. Kedua abang lo."
Oh. Kisa mengerti. Hah?! Tapi tadi dia bilang apa? Bodyguard?! Abangnya bukan bodyguard! Siapa sih dia ini? Sok kenal sok dekat banget!
"Abang-abang Kisa bukan bodyguard!" Ujar Kisa disertai dengusan.
"Iya iya maap. Oh iya btw, nama gue Kenzo Julian. Lo bisa panggil gue Kenzo." Ucapnya sembari mengulurkan tangan, Kisa membalas uluran tangannya, kasihan bila dianggurin. Meskipun polos begitu, Kisa juga suka sama yang ganteng-ganteng. Haha.
"Kisa Orlinda. Kisa aja, hehe." Kemudian Kisa melepaskan jabatan tangannya
"Udah kenal kali. Lo kan terkenal banget sepenjuru sekolah." Ujar Kenzo membuat Kisa terkekeh, "Lo beneran sendirian?" Lanjutnya.
"Iya hehe."
"Yaudah. Gue temenin, gakpapa? Takutnya abang lo juga nyariin."
Kisa berpikir sebentar, tak ada ruginya juga dia berjalan bersama teman abangnya. Jadi dia tak seperti jomblo ngenes di Mall.
"Boleh, Bang."
Setelah mendapat persetujuan, mereka berjalan menuju pintu utama Mall terbesar di Ibu Kota Jawa Tengah ini.
To be continue...
a/n :
Lagi seneng update aja aku. Kalian seneng nggak?
Btw, siapa ya kira-kira si Kenzo ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisa(h) Delan [END]
Teen FictionDua kutub berbeda yang saling tarik-menarik. Delan, cowok dingin dengan sejuta misteri yang bertemu dengan gadis bermulut mercon dengan segala sikap absurd-nya yang membuat hidup Delan yang semula abu menjadi berwarna. Bukan hanya kisah Delan dan ke...