|8| old friend

394 47 4
                                    

"Delan ya lo?" Delan berhenti melangkah kala ada seseorang yang memanggilnya kemudian berbalik menatapnya dari bawah sampai atas dengan pandangan menelisik, wajahnya nampak tak asing lagi.

Lama diam, Delan akhirnya mengangguk.

"Gue Ardi, man!"

Delan kembali diam tampak berpikir keras.

"Ardi Bramantyo?" Tanya Delan memastikan, berhubung Ardi sedang memakai seragam olahraga jadi tak ada tanda pengenal diseragamnya.

"Yoi mamen! Buset! Gak nyangka gue ketemu lo disini. Lo beneran pindah kesini?"

Delan mengangguk.

"Yaelah ngangguk mulu lo, gak pegel tuh leher?"

Kini Delan menggeleng.

"Perasaan dulu lo gak sependiem ini dah. Kok sekarang auranya beda banget ya? Serem banget anjir muka lo."

Ardi Bramantyo adalah teman semasa kecil Delan, lebih tepatnya teman saat berada dibangku Sekolah Dasar yang dulunya dekat sekali dengan Delan. Ada juga Erlangga yang dulunya satu geng dengan mereka namun bedanya tak sedekat Delan dan Ardi.

Dulu Delan merupakan sosok yang ceria, memiliki selera humor yang rendah dan suka sekali pada hal-hal yang membuatnya tertawa bukan pendiam seperti sekarang. Sosok cerianya hilang terbawa perceraian orang tuanya.

"Kelas mana lo?" Ardi bertanya pada Delan yang tampak tersentak kaget karena pertanyaan tiba-tiba.

"X IPA 2. Lo?"

"X IPA 3 bareng sama Erlan, ohya nanti setiap istirahat kumpul aja bro. Lo belum punya temen kan pasti?"

"Belum."

"Sip. Nanti gue kenalin sama temen-temen gue yang baru, gue jamin lo bakal seneng."

"Oke."

"Yaudahlah gue cabut dulu mau ke lapangan." Pamit Ardi sembari menepuk bahu Delan dua kali lalu meninggalkan Delan yang kini tersenyum tipis.

Dia yakin masa SMA-nya tak akan biasa-biasa saja setelah bertemu teman lamanya yang sesama brandal pada zaman seragam merah putihnya.


×××


"Dari mana aja sih, mas ganteng?" Bisik Kisa saat Delan duduk disebelahnya mengingat Bu Gil sedang menjelaskan materi di depan sana.

Delan diam memilih mengabaikan pertanyaan gadis bermulut mercon yang kini akan selalu dia temui setiap berada dikelas. Pandangannya mengarah ke papan tulis, namun pikirannya berkelana saat dia memiliki geng baru di sekolah yang baru juga. Pasti menyenangkan. Tanpa sadar, bibirnya melengkung membentuk senyuman yang membuat Kisa meremas buku di hadapannya. Benar-benar pemandangan yang menenangkan hati dan pikirannya.

Satu lagi yang Kisa tau, Delan memiliki senyum yang menawan dan mampu menarik perhatian banyak orang. Demi Tuhan... Kisa dibuat melting hanya dengan melihat senyumannya.

"Sinting lo." Ketus Delan saat menyadari Kisa tersenyum tak jelas sambil meremasnya, bahkan Delan bisa melihat rona merah dipipi gadis yang sedang tersenyum sinting itu.

"Manis." Hanya satu kata yang mampu keluar dari mulut Kisa untuk mendeskripsikan senyum Delan

"Ha?" Delan melongo. Apanya yang manis coba? Apa sebelum tersenyum gadis disebelahnya ini habis memakan coklat? Atau minimal permen mungkin? Tapi memangnya efek makan permen atau coklat bisa membuat orang sampai tersipu sambil meremas kertas juga?

"SENYUM KAMU MANIS BANGET DELAN!" Tanpa sadar suara Kisa meninggi membuat Bu Gil yang sedang fokus menjelaskan kini menatap Kisa dan Delan secara bergantian disusul teman satu kelasnya yang menatap nanar keduanya

Kisa(h) Delan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang