“Besok Kisa boleh ke mall gak bang?” Pertanyaan Kisa sontak saja membuat kedua abangnya mendelik tajam masih dengan mulut penuh. Mereka memang sedang makan malam. Dan kebetulan sekali, di malam Minggu ini, Kisa bisa merasakan apa yang dinamakan keluar pada saat malming. Meski hanya sekedar makan malam sih.
Kalau boleh jujur, Kisa memang jarang keluar rumah karena memang kedua abangnya yang melarang keras Kisa keluar rumah jika tidak bersama abangnya, sementara kedua abangnya itu selalu saja sibuk.
“Gak!” jawab saudara kembar bersamaan membuat Kisa mencebikkan bibirmya
“Ih, kok gitu sih?! Kisa kan juga pengen kayak remaja lainnya yang bisa keluar di hari Minggu tanpa abang! Lagian bang Ethan bukannya ada janji sama kak Friska yah?! Terus bang Evan kan gak suka kalo ke Mall! Jadi, Kisa bisa kok kesana sendiri.”
“Iya abang gak suka ke Mall!” jawaban Evan membuat Ethan refleks menepuk kepala kembarannya.
“Sakit bego!” pekik Evan
“Lo yang bego!”
“Kok gue?”
“Ya elo lah. Siapa lagi? Masa gue?”
Perdebatan mereka sontak saja membuat pengunjung lainnya yang berada di restoran cepat saji ini menatap mereka dengan pandangan tak suka.
“Bang malu!!!” pekikan Kisa membuat keduanya bungkam.
“Kenapa sih?”
“Kenapa apanya sih bang?!” ujarnya kesal
“Kenapa kamu malu sayang?” tanya Evan lembut
“Kalian adu bacotnya keras bange—”
“Siapa yang ngajarin kamu ngomong kasar gitu, Kisa?!” Bentak Ethan membuat Kisa bungkam
Hening menyelimuti meja mereka.
“Maaf bang,” ujar Kisa takut-takut abangnya akan marah
Wajahnya yang keras sedikit-demi sedikit kian melunak membuat Kisa bernapas lega selega-leganya.
“Jangan ngomong kasar gitu!” sekali lagi, Kisa merasa beruntung abangnya tak terlalu marah padanya karena detik berikutnya dia justru mengelus puncak kepala adik tersayangnya dengan senyum tulus yang menghiasi wajahnya, menampilkan lesung pipit yang jarang muncul tertutup oleh sikap dinginnya.
“Iya.” Kisa tersenyum menatap abangnya, tak dipungkiri kini Evan juga ikut tersenyum. Ketiganya tersenyum sebelum berpandangan kemudian tertawa menyadari tingkah mereka yang absurd itu.
××
Ardi : besok jalan kuy:)
Delan yang membaca chat tersebut hanya bisa bergidik ngeri. Ardi mengiriminya pesan seakan dia sedang mengajak pacar perempuannya.
Delan : kmna?
Ardi : yaelah bro. Gak di dunia nyata gak di dunia maya, lo tuh hobinya yang singkat-singkat ya? Ngmng singkat, ngetik juga singkat. Gue kasih julukan juga lo mr.singkat
Delan : bct. Bsk kmna?
Ardi : selo dong elah. Mall
Delan : udah kek cewe aja nge-mall
Ardi : lgi pengen ke mall. Liat cecan-cecan njay. Duh cuci mata semudah itu emang.
Delan : serah.
Ardi : ikut gak lo? Ikut aja dah biar rame njir
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisa(h) Delan [END]
Teen FictionDua kutub berbeda yang saling tarik-menarik. Delan, cowok dingin dengan sejuta misteri yang bertemu dengan gadis bermulut mercon dengan segala sikap absurd-nya yang membuat hidup Delan yang semula abu menjadi berwarna. Bukan hanya kisah Delan dan ke...