|26| taman belakang

245 25 3
                                    

Setelah kejadian dimana Kisa terlambat berakibat terkena hukuman, Evan tak henti-hentinya meminta maaf pada Kisa. Kini dia berada tepat di depan kelas X IPA 2 meskipun waktu istirahat belum tiba, berhubung setelah pelajaran Penjaskes semua siswa diberi waktu setengah jam untuk beristirahat dan mengganti seragam sebelum akhirnya melanjutkan pelajaran, namun setelah pelajaran Penjaskes jadwal Evan adalah istirahat. Jadilah dia kini bertengger tepat di depan kelas adik kesayangannya, Kisa.

"Kisa, hey!" Panggil Evan setelah bel berbunyi pertanda istirahat dan Kisa keluar kelas bersama belalang sembah yang senantiasa digandengnya.

"LEPAS KISA!" Evan menyentak tangan Kisa kasar saat melihat adiknya bergandengan membuat sang empu menatap marah.

Demi Tuhan... Dia sedang marah dengan Evan dan sekarang abangnya ini dengan seenak jidat melepaskan pegangan tangannya dengan calon pacar pujaan hatinya.

"Apa sih, Bang?!" Ujarnya sewot sambil menatap Abangnya marah. Yang ditatap bukannya meminta maaf malah balik menatap garang.

"Abang gak suka kamu dekat dengan dia!" Tunjuk Evan pada Delan.

Semua murid yang melihat kejadian itu sontak saja menikmati drama yang dibuat oleh Evan ini.

Kisa mendengus.

"Apa peduli abang? Kisa aja tidur gak ada yang yang bangunin sampe terlambat datang kesekolah, terus dengan teganya kalian ninggalin Kisa sendirian di rumah tanpa adanya kendaraan. Kisa bingung Bang, tadi pagi mau berangkat naik apa, sama siapa?! Setelah sampe disekolah malah dihukum sama Abang Kisa sendiri yang dengan teganya ninggalin Kisa sendirian! Apa Abang peduli?!"  Ujar Kisa berapi-api diselingi air mata yang tumpah di pipinya dan langsung dihapus olehnya.

Evan terdiam. Bukan maksudnya menelantarkan adiknya. Demi Tuhan... Evan mengira Kisa akan berangkat bersama kembarannya seperti biasa. Dan memang yang membangunkan Kisa biasanya adalah Ethan, sedangkan Evan menyiapkan sarapan untuk mereka.

Delan yang melihat keributan itu berusaha menjauh. Namun, melihat Kisa yang menangis tiba-tiba saja dia merasa iba.

Ada apa dengan hatinya?

Mengapa juga dia mesti peduli pada gadis yang selalu merecokinya tiap hari?

Tapi entah dorongan dari mana, Delan memberanikan diri mengusap air mata Kisa, membuat sang empu tertegun dan seluruh pasang mata melongo serta melting akan kelakuan Delan. Berani sekali Delan menghapus air mata Kisa didepan Abangnya!

abangnya lho ini! Abangnya Kisa yang super duper posesif itu!! Delan merasa gila sekarang!

Tersadar akan apa yang dilakukannya, Delan menjauhkan tangannya dari wajah Kisa setelah air mata gadis itu telah hilang terhapus oleh tangannya.

Delan menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba merasa gatal, kemudian tanpa berkata lagi dia berjalan meninggalkan Kisa dan Abangnya.

"Kisa marah sama Abang!" Ujarnya final setelah itu meninggalkan Evan dengan segala kekalutannya.

×××

"Andai aja Kisa punya temen, pasti Kisa udah curhat deh ke temen Kisa. Tapi kenyataannya Kisa emang gak punya temen. Cuma mas ganteng yang mau temenan sama Kisa. Ya, mungkin sekarang sih temenan, kali aja besok-besok kita pacaran. Setuju gak tuh?" Curhat Kisa sambil menekan-nekan lengan kiri Delan.

"Sejak kapan kita temenan?"

JLEB!

BENER-BENER JLEB BANGET PEMIRSAH!

Yah, memang dasarnya Kisa si hati tahan banting, meskipun sudah dijatuhkan begitu saja, dia tetap tersenyum menatap pujaan hatinya.

"Mas ganteng kok gitu sih?" Kisa menggembungkan pipinya.

Delan diam tak menyahut. Bingung juga mesti membalas apa.

"Mas ganteng tau gak?—" ucapannya dipotong begitu saja oleh Delan yang kini menatap lurus kedepan.

"Gak,"

"Ih, kan belum dikasih tau!" Kisa memukul lengan Delan membuat sang empu mendengus sambil menatap Kisa tajam.

Yang ditatap justru nyengir-nyengir tidak jelas membuat Delan bergidik ngeri.

Selain cerewet Kisa juga gila. Rasanya Delan ingin menjauh saja dari spesies macam Kisa ini.

"Mas ganteng!"

Delan menatap malas Kisa.

"Kisa suka Mas ganteng hehe. Abisnya ganteng banget!" Jawabnya sambil nyengir kemudian dengan tanpa dosanya dia menyubit pipi Delan dan berlari.

Delan yang kesal segera mengejar Kisa. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara dua anak manusia, taman belakang sekolah menjadi saksi bisu kebersamaan mereka.

To be continue...

a/n :

Oh yuhuuuu!!! Gila aja aku nyengir sendiri pas ngetik bagian akhir part ini. Akhirnya mereka dekat juga ya haha.

Mana nih suaranya Tim Delan?

Gak papa kok aku strong meskipun tetep dikacangin kalian karena gak ada yang komen. Huhuhu sedih tapi bahagia karena udah sejauh ini aku ngetik. Sedih juga udah sejauh ini tapi gak ada yang komentar dilapak ku, masih sepi juga lapak ku. Eh, tolong dong promosiin ke temen-temen kalian biar pada baca cerita ini. Gimana? Setuju gak tuh???

Oke luvluv semuanya🖤🖤🖤

Xoxo,
Citra🦀

Kisa(h) Delan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang