Cairan bening itu terus menerus menetes dari mata gadis yang kini duduk di bangku taman belakang sekolah, sendirian. Tanpa ditemani siapapun, dia menangis sesenggukan perihal ucapan lelaki yang berhasil membuatnya jatuh cinta dan dengan teganya kini membuatnya sakit hati.
Cinta memang sekejam itu.
Dia baru tahu bahwa yang namanya cinta pasti tak jauh-jauh dari yang namanya luka. Sebagai seorang gadis yang baru merasakan cinta, Kisa baru tahu bahwa ucapan seseorang yang disukai akan begitu terdengar menyakitkan meski kenyataannya tak seburuk itu.
"Hiks... Hiks..." Tangisnya tak kunjung reda malah semakin deras saja.
"Nih, kayaknya lo butuh sapu tangan ini." Ujar seseorang seraya menyodorkan sapu tangan berwarna biru itu padanya.
Kisa mendongak, menatap manik seseorang yang memberikannya sebuah sapu tangan. Sepasang mata berwarna hitam itu menatapnya dengan tajam, membuatnya segera mengambil sapu tangan itu dan dengan kecepatan kilat dia menyapukan kain itu pada wajahnya yang basah oleh air mata.
Setelah dirasa bersih, Kisa mendongak untuk kembali menatap lelaki yang telah memberinya sapu tangan itu, tapi nahasnya lelaki tadi sudah melenggang pergi tanpa meninggalkan jejak apapun sebelum Kisa mengucapkan terimakasih.
×××
Delan menatap pantulan dirinya di cermin, bayangan gadis berpipi chubby yang matanya berkaca-kaca tadi menghantui pikirannya. Perasaan bersalah terus-menerus menyergapnya.
Demi Tuhan... Dia baru tahu bahwa efek mata berkaca-kaca seorang gadis sepolos Kisa bisa membuatnya uring-uringan seperti sekarang ini.
Delan membuka kran, menengadahkan kedua tangannya untuk membuat air terkumpul dalam telapak tangannya kemudian meratakannya pada wajah Delan yang terlihat frustasi.
"Kenapa lo, Man?" Seorang menepuk bahu Delan membuatnya mendongak menatap laki-laki yang menghiasi wajahnya dengan senyuman. Ardi.
"Gue bingung."
Untuk pertama kalinya, dia baru mau menceritakan sesuatu yang dirasakannya setelah sekian lama dia selalu memendamnya sendirian. Yang Delan tahu, seorang yang bertanya keadaanya belum tentu peduli, bisa saja dia hanya ingin tahu kemudian berlalu tanpa mau membantu.
Ardi mengerutkan dahinya, bingung.
"Bingung kenapa? Siapa tau aja gue bisa bantu."
"Cewek itu nangis gara-gara ucapan gue."
Ardi mengernyitkan dahi bingung. Cewek itu? Siapa? Semenit kemudian, dia tersadar siapa yang dimaksud Delan perihal 'cewek itu'
Sebelum menjawab Ardi terbahak terlebih dahulu, membuat Delan mendengus kesal.
Percuma saja dia menceritakan apa yang dia rasa. Buktinya seseorang telah menertawakan apa yang kini dia rasakan. Rasa bersalah yang terus membayangi dirinya meskipun ini hanya hal sepele saja.
Delan juga tak tahu kenapa mesti seuring-uringan ini melihat Kisa berkaca-kaca kemudian berlari meninggalkannya. Ini baru berkaca-kaca belum menangis.
Mengapa juga Delan jadi selebay dan merasa bersalah yang sebesar ini?
"Yang gue tau lo peduli sama tuh cewek dan sekarang lo mending minta maaf deh daripada sefrustasi ini. Ngeri gue liatnya."
See? Setelah memberi saran Ardi malah meledeknya.
Tak buruk juga menceritakan apa yang Delan rasakan pada seseorang yang benar-benar peduli terhadapnya. Dari dulu sampai sekarang –meskipun sempat berpisah tiga tahun– Ardi masih tahu apapun tentangnya –kecuali perceraian orang tuanya–mungkin.
Entah sampai kapan dia akan menceritakan perubahan dirinya yang diakibatkan oleh perceraian kedua orang tuanya.
Yang jelas sekarang dirinya bingung mau berbuat apa untuk masalahnya yang sekarang.
Masalah tentang Kisa yang membuatnya... Sefrustasi ini meskipun hanya perihal masalah sesepele itu.
To be continue....
a/n :
Cut dulu deh. Bingung aku mau bikin part ini digimanain lagi. Yang jelas part ini selesai dan akan berlanjut di part-part selanjutnya.
Muka frustasinya mas ganteng. Pusing sampe-sampe gak kuat nahan beban kepalanya. Haha.
Ada yang merindukan Bang Ethan tidak? Next part bakalan muncul ya untuk mengobati rasa rindu kalian. Aciyeeee.
Aku masih berharap vote dan comment-nya dari kalian. Lovyu so muchhh🖤
Xei-xei:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisa(h) Delan [END]
Teen FictionDua kutub berbeda yang saling tarik-menarik. Delan, cowok dingin dengan sejuta misteri yang bertemu dengan gadis bermulut mercon dengan segala sikap absurd-nya yang membuat hidup Delan yang semula abu menjadi berwarna. Bukan hanya kisah Delan dan ke...