|16| budak sekolah

289 29 0
                                    

Setelah sampai disekolahan, sudah dapat dipastikan bahwa suasana sekolah masih begitu sepi. Sangat sepi bahkan. Dan untuk pertama kalinya dia berangkat sepagi ini bersama abangnya, Evan. Kisa jadi berpikir, untuk apa Evan datang pagi-pagi begini jika disekolah saja masih sepi layaknya tempat tak berpenghuni.

"Bang, sepi banget ya?" Tanya Kisa setelah turun dia berhasil turun dari kuda besi tinggi milik abangnya itu.

"Ya iyalah, Kisa. Ini masih terlalu pagi." Jawab Evan sembari membenarkan tatanan rambutnya

"Kalo ternyata dikelas Kisa masih sepi, Kisa ikut abang dulu ya? Kisa takut bang." Ujar Kisa dengan nada merengek yang membuat Evan tersenyum geli

"Iya," jawabnya singkat sembari mengelus rambut adik manisnya, "yuk," lanjutnya sembari menggandeng tangan mungil Kisa.

"Eh, bukannya kamu ada tugas yang belum? Mana coba abang liat,"

Gawat!

Tamat sudah riwayat Kisa bila Evan tahu bahwa dia membohonginya. Bisa-bisa abangnya itu marah dan mendiamkan dirinya, nanti Kisa berangkat dan pulang naik apa dong kalau Evan marah terhadapnya? Ethan? Kisa juga sedang bermusuhan dengan abang sulungnya yang super duper annoying itu.

"Oh itu, Kisa lupa bang kalo sebenernya tugasnya udah Kisa kerjain semua. Semuanya tanpa sisa hehe."

"Kamu bohong sama abang ya?"

Kisa gelapan.

Demi Tuhan... Dia tak siap jika harus bermusuhan dengan kedua abangnya, selama ini dia terlalu bergantung pada mereka berdua, hingga jika berjauhan apapun tanpa mereka rasanya benar-benar mustahil dilakukan.

"Gak bang. Kisa gak bohong."

"Yasudahlah. Abang antar kamu ke kelas." Ujar Evan kemudian membawa adiknya menaiki tangga, karena dilantai dua-lah kelas Kisa berada.

Setelah sampai di kelas Kisa yang ternyata masih sepi, kini dia menatap abangnya dengan tampang memelas andalannya yang dilakukan saat sedang dalam keadaan seperti sekarang ini contohnya.

"Bang, Kisa ikut bang Evan dulu, ya?"

Evan menatap adiknya yang menampilkan tampang memelas dan sialnya selalu berhasil membuat Evan luluh.

Sedetik kemudian Evan menganggukkan kepala dan berjalan bersama Kisa menuju ruang OSIS.

"Kapan abang lepas jabatan?" Tanya Kisa sembari menatap abangnya yang kini juga menatapnya.

Evan memang telah menjabat menjadi Wakil Ketua OSIS selama satu tahun ini. Dan selama satu tahun itu pula dia lebih sering menghabiskan waktu di sekolah karena banyaknya tugas maupun kegiatan OSIS.

"Bulan depan. Kenapa memangnya?"

"Kisa kangen abang. Satu tahun ini kan abang sok sibuk banget. Gak ada waktu buat Kisa," ucap Kisa mengeluarkan uneg-uneg-nya

Sebenarnya saat Evan mendaftarkan diri menjadi pengurus OSIS, Kisa sudah melarangnya, bukan melarang lebih tepatnya memberitahukan hal buruk yang berkaitan tentang OSIS, menurut Kisa juga, OSIS itu semacam kata lain dari pembantu sekolah. Dan dari Kisa menginjakkan kaki di SMP pun, dia tak pernah minat mengikuti organisasi semacam itu.

Malas disuruh-suruh katanya.

"Abang bukan sok sibuk, Kisa. Abang beneran sibuk."

"Ah persetan. Kisa marah sama abang!"

"Siapa yang ngajarin kamu ngomong kasar begitu?"

Kisa terdiam, menyadari ucapannya yang terlalu tak sopan jika berhadapan dengan abangnya.

"Maaf, bang." Kisa menunduk, merasa bersalah juga.

Abang-abangnya memang terlalu menyeramkan jika marah. Apalagi Ethan. Huh Ethan, menyebut namanya membuat Kisa semakin sebal saja. Dasar annoying people!

"Jangan diulangi lagi!" Ujarnya tegas sembari mengangkat dagu adiknya agar tak menunduk lagi.

Tak terasa mereka telah sampai di depan ruang OSIS, kemudian secepat kilat Evan membuka pintu dengan menggunakan kunci yang ia bawa.

Sekarang Kisa tau!

Sekarang Kisa tau mengapa abangnya selalu berangkat sepagi ini, karena ternyata abangnyalah yang memegang kunci OSIS.

"Jadi ini alesan abang berangkat sepagi ini?" Evan mengernyitkan dahi bingung saat adiknya melontarkan pertanyaan ambigu yang sulit diterima otaknya

"Maksudnya?"

"Jadi abang berangkat sepagi ini karena abang yang megang kunci ruang OSIS?" Kisa bertanya dengan tampang polosnya, sementara Evan, abangnya itu malah terbahak

Huh yang benar saja, memangnya ada yang lucu?

"Abang!" Panggilan Kisa membuat Evan menghentikan tawanya

"Kamu lucu, abang berangkat pagi ya karena sebagai Waketos harus disiplin bukan karena megang kunci ruang OSIS. Lagian Keenan juga pegang kunci ini juga." Jelas Evan, Keenan adalah Ketua OSIS alias patnernya Evan dalam kepengurusan OSIS.

"Oh, gitu. Kirain karena abang yang megang kunci ruang OSIS hehe." Ujarnya sambil menyengir kuda menyadari tebakannya yang terlanjur konyol.

Satu persatu anggota OSIS yang berkepentingan memasuki ruang OSIS yang kini sudah tak sepi lagi.

Heran. Kisa sebenarnya heran. Kenapa juga para anggota OSIS rela berangkat pagi kemudian langsung menuju ke ruang OSIS padahal bisa saja mereka ke kantin untuk mengisi perut bila belum sarapan.

"Kisa, mendingan kamu balik ke kelas karena udah mulai banyak murid yang berangkat, kemungkinan temen kelas kamu pun udah berangkat."

Kisa mendengus, jadi secara tidak langsung abangnya ini mengusirnya, begitu?

"Abang ngusir Kisa?"

"Gak gitu—"

"Yaudah, lagian juga Kisa mau balik ke kelas, disini risih diliatin mulu. Kisa berasa jadi artis."

Memang semenjak ruang OSIS mulai ramai, semua mata seakan memandang Kisa, mencibir bahwa dirinya manja dan lain sebagainya.

Dasar, budak sekolah aja sok-sokan!

To be continue....

a/n :

Haduh soal OSIS diatas aku minta maap. Bukannya mencibir kalian ya, aku cuma mengungkapkan apa Kisa rasakan. Jadi maap maap saja bila menyakiti kalian.

 Jadi maap maap saja bila menyakiti kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini dia bang Evan yuhuuu...

Jangan lupa vomment🖤

Xoxo,
Citra❣️

Kisa(h) Delan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang