Kisa kira setelah dia pulang dari Mall tanpa mengabarkan kedua abangnya akan membuat mereka panik, setidaknya menghubungi dan berusaha bertanya bagaimana keadaannya? Tapi yang dia dapatkan hanya ke kosongan rumah yang nampak sepi.
Kisa menghela napas panjang. Sesakit inikah diabaikan oleh abang-abang yang dulu bahkan enggan melepaskannya sendirian?
Setelah mandi dan berganti baju, Kisa kini duduk diatas ranjang sembari melihat-lihat fotonya tadi bersama Kenzo, lelaki yang mengaku sohib abangnya, Ethan.
"Kisa," suara itu membuat Kisa segera beranjak dari kasur kemudian secepat kilat dia menghampiri seseorang yang membuatnya sakit hati hari ini.
"Baik-baik kan dirumah?" Tanya Ethan begitu Kisa membukakan pintu kamarnya
Kisa mengangguk. Ingin menceritakan perihal bertemunya dengan teman abangnya itu, tapi ia urungkan mengingat nanti dia yang akan dimarahi.
Ethan menggiring adiknya masuk kedalam kamar.
"Bang," panggil Kisa saat mereka telah duduk tepat di tepi kasur
"Hmm,"
"Temen abang ada yang namanya Kenzo, ya?" Tanya Kisa hati-hati, kali saja abangnya marah perihal dirinya yang menanyakan cowok.
"Ada. Kenapa?"
"Gak, tanya aja."
"Kamu jangan deket-deket sama dia. Dia itu playboy, abang gak mau ya kamu jadi korban selanjutnya!" Ethan kembali posesif pada dirinya. Sedikit mengobati rasa sakit hatinya perihal diabaikan abangnya tadi, "Lagian memangnya kamu kenal?" Lanjutnya memincingkan matanya menatap Kisa intens.
"Kenal aja sih, tadi ketemu pas mau balik." Ujarnya bohong. Pertama kali bertemu bertemu Kenzo di Mall. Di sekolah pun tak pernah melihat Kenzo.
Ethan mengangguk tanpa curiga, "udah malem kamu tidur gih, besok kan sekolah. Abang gak bisa nganter besok. Maaf ya?"
Kisa menatap abangnya sendu. Sebenarnya dia itu salah apa sih? Mengapa abangnya terkesan menghindarinya?
"Iya. Yaudah abang juga tidur ya. Good night." Kisa mengecup pipi abangnya kemudian segera menaikkan selimut sebatas perutnya.
Setelah Ethan pergi, tangisnya pecah. Abang-abangnya kenapa? Apa dia telah berbuat salah?
×××
"KYAAAA!!! JAM SETENGAH 7!!!" Teriaknya pada diri sendiri. Gawat! Dia kesiangan! Bisa dipastikan Evan telah berangkat sejak lima belas menit yang lalu dan Ethan sudah janji tidak bisa mengantarnya, pasti Ethan baru berangkat sekarang.
Kenapa sih abangnya tega tidak membangunkan dirinya?
Kalau begini ceritanya. Dia ingin melanjutkan tangisnya saja.
Dengan kecepatan super, Kisa mandi kemudian memakai seragam dan bercermin menata rambutnya. Setelah selesai, barulah dia berlari menuju ke depan untuk menunggu bus di halte. Rasa-rasanya akan terlalu lama bila Kisa menggunakan Ojol.
For God Sake! Rasanya, Kisa ingin menangis saja kalau begini ceritanya. Rasanya, Kisa belum sanggup untuk terbiasa hidup tanpa abangnya. Tapi, Ya Tuhan... Setelah ini Kisa akan janji untuk mandiri, Kisa harus ingat, bahwa cepat atau lambat abangnya akan membebaskannya dan mereka akan segera memasuki dunia perkuliahan. Jadi, Kisa harus terbiasa untuk hidup tanpa bergantung pada abang-abangnya.
"Demi Tuhan! Ini mana sih bus-nya?!!" Ujarnya panik. Kalau begini ceritanya, Kisa bisa terlambat.
Tak lama setelah itu, bus berhenti tepat di halte. Berbondong-bondong orang masuk kedalam bus, termasuk Kisa yang ikut tersenggol-senggol karena badannya yang mungil.
Di dalam bus mengharuskan Kisa berdiri karena tidak ada lagi bangku kosong.
Dua puluh lima menit kemudian, akhirnya Kisa bisa bernapas lega karena melihat sekolahnya, meskipun gerbangnya telah ditutup. Kisa mendesah, apa lagi ini?
Setelah kesiangan, tak ada yang mengantarkan sekolah, kini dia juga harus menerima hukuman karena keterlambatannya?
Ya Tuhan... Tahu begitu Kisa bolos saja hari ini. Ah, tapi nanti dia tidak bisa bertemu lelaki pujaan hatinya.
"KAMU YANG TERLAMBAT!"
Kisa mengerjap kaget, menatap abangnya yang telah membentaknya, membuat Kisa menunduk takut disertai langkah kaki yang kian mendekati abangnya.
Jadi, selama ini Evan yang menghukum siswa-siswi terlambat? Itu juga alasannya berangkat pagi-pagi? Agar tidak terlambat?
For God Sake! Jadi Kisa terlambat dan yang akan menghukumnya adalah abangnya sendiri?
Ya Tuhan...
"Kenapa terlambat?" Tanya Evan dengan nada super duper tegas membuat Kisa berdiri kaku didepan abangnya.
Murid lain yang terlambat ikut memandangnya prihatin.
"Gak ada yang bangunin, Kisa. Dan tadi nunggu bus-nya lama." Evan membelalakkan matanya.
Demi Tuhan... Evan tidak tahu bahwa Kisa naik bus, Evan kira Ethan yang akan mengantar Kisa karena biasanya memang begitu.
Tersadar akan sikapnya yang tidak profesional, Evan berdehem kemudian melanjutkan sesi pertanyaan pada murid lain yang juga terlambat dan sedikit memberikan petuah.
Setelahnya, dia menyuruh semua murid terlambat, tak terkecuali Kisa untuk membersihkan toilet sesuai gender.
Kisa yang akan melaksanakan tugasnya menghentikan langkah saat suara mengintrupsinya.
"Maafin Abang Kisa..."
To be continue...
a/n :
Niatnya mau ku up kemaren, tapi kemaren udah kebanyakan up jadi yaudah buat hari ini aja ya wkwk.
Kok aku ngerasa kasian ya sama si Kisa?
Sampe sini, ada yang kangen Delan tidak? Kalau tidak ada yang komen, ya sudahlah. Tetep ku up juga haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisa(h) Delan [END]
Teen FictionDua kutub berbeda yang saling tarik-menarik. Delan, cowok dingin dengan sejuta misteri yang bertemu dengan gadis bermulut mercon dengan segala sikap absurd-nya yang membuat hidup Delan yang semula abu menjadi berwarna. Bukan hanya kisah Delan dan ke...