|21| peran pengganti

254 23 0
                                    

"Adek gue mana, Van?" Tanya Ethan begitu dia sampai rumah sehabis mengantar pacar tercintanya.

Evan mendengus. Sebenarnya Evan tahu jika hubungan Ethan dengan Kisa sedang tidak baik-baik saja, dilihat dari Kisa yang lebih mengutamakan interaksi dengannya, yang pasti karena itu alasannya.

"Gue juga adek lo."

Jawaban Evan sontak membuat Ethan geram dan bedecak kesal. Memang bertanya pada saudara kembarnya benar-benar tak berfaedah karena pasti jawabannya ngawur alias tidak akurat, tajam dan terpercaya.

Buset, sudah mirip gosip saja.

"Bangke lo!" Umpat Ethan sebelum akhirnya berjalan menuju lantai dua, dimana kamar tiga saudara kandung itu berada.

Bukan pintu polos tempat dia tidur dimalam hari, tapi sebuah kamar dengan foto seorang gadis tersenyum didepan kamera yang terpajang didepan pintu pemilik kamar dan sebuah kalimat  'LADIES ROOM, LAKI-LAKI WAJIB KETUK SEBELUM MASUK!' ,Ethan tersenyum geli saat melihat itu.

Ethan mengetuk pintu, tak kunjung mendapatkan balasan Ethan perlahan membuka pintu kamar adik bungsunya, kemudian memasuki kamar Kisa.

Dilihatnya adik bungsunya yang tertidur masih menggunakan seragam sekolah dengan posisi tangan yang memegangi perut cukup membuat Ethan tahu bahwa adiknya sakit perut perihal tamu bulanan adiknya yang datang dilihat dari banyaknya stok pembalut tanpa sayap kesukaan adiknya dan tanggal yang memang Ethan hafal perihal tamu bulanan adiknya akan datang.

Ethan terdiam, merasa bersalah saat adiknya sakit begini dia malah tidak ada disampingnya, ditambah perihal hubungan mereka berdua yang sedang tidak akur akibat perseteruan kemarin.

Tangan Ethan menyentuh rambut adiknya, mencoba menyingkirkan rambut Kisa yang menutupi paras ayunya, kemudian mengelus dan membenarkan letak rambut adiknya yang sedikit berantakan, tak lupa juga dia memberikan sebuah kecupan di dahi adik tersayangnya.

Pergerakan itu membuat Kisa yang semula terpejam berusaha membuka mata saat merasakan ada sebuah bibir yang mendarat di dahinya.

Kisa mengerjap saat mendapati abang sulung-nya yang telah mencuri kecupan di dahinya saat dia tertidur. Bukankah abangnya juga ikut marah saat dirinya marah sejak pulang sekolah kemarin?

"Ad–aduh, maaf ya abang jadi ngebangunin kamu." Ujar Ethan tergagap saat adiknya mengetahui keberadaannya.

Kisa tersenyum simpul, bila sudah begini dapat dipastikan bahwa abangnya ingin berbaikan dengannya.

"Kenapa senyum?" Tak kunjung mendapatkan jawaban dari Kisa, Ethan bertanya saat dirinya melihat Kisa tersenyum kearahnya. Ada yang lucu memangnya? Pikir Ethan.

"Gak. Abang udah gak marah lagi?" Tanya Kisa kemudian merubah posisinya untuk duduk disebelah abangnya sambil tersenyum mengejek abang sulungnya itu.

"Bukannya kemaren kamu yang marah ya? Kamu yang tiba-tiba ninggalin abang di sofa terus banting pintu kamar sampe kedengeran suaranya dari bawah, saking kerasnya kamu banting. Abang jadi khawatir sama pintunya, takut engselnya lepas."  Ethan terbahak mengingat kejadian tempo kemarin saat Kisa membanting pintu saat dirinya dilanda kemarahan.

Kisa menampar keras lengan abangnya, tak urung juga dia ikut menertawakan kebiasaannya saat marah. Niatnya ingin mengejek abangnya, tapi malah dia yang diejek.

Benar-benar senjata makan tuan.

××

"Oh jadi udah baikan! Bagus bagus, abang dilupain gitu aja." Evan mendengus kala adik satu-satunya itu selalu saja melupakan eksistensinya sebagai manusia dan yang terpenting adalah melupakan statusnya sebagai abangnya juga, hanya karena sudah ada Ethan disampingnya.

Evan benar-benar merasa hanya sebagai pengganti saat peran utama tak ada. Seperti saat Kisa sedang bermusuhan dengan Ethan, Kisa senantiasa menjalani hari bersamanya namun seakan melupakan dirinya jika sudah ada Ethan disisinya.

Evan tersenyum miris. Ini benar-benar tak adil baginya, Evan juga kakak Kisa. Dia juga ingin diperhatikan, diprioritaskan oleh adiknya dan dia juga akan menerima dengan senang hati jika direpotkan oleh adik satu-satunya. Itu semua hanyalah Ethan seorang yang mendapatkannya, sedangkan dirinya seperti pemeran pengganti.

Dibutuhkan saat pemeran utama tiada.

Miris sekali hidupnya.

"Abang, gak gitu ih!!" Kisa cemberut, merasa bersalah juga. Kisa benar-benar tidak bermaksud melupakan abang keduanya, dia juga menyayangi abangnya setara dengan dirinya menyayangi abang sulungnya.

Tanpa tedeng aling-aling, Kisa melingkarkan lengannya pada punggung abangnya yang berniat pergi meninggalkan mereka berdua.

Evan tersenyum dalam hati kala adiknya menahan dia pergi.

"Selama ini Kisa gak pernah beda-bedain Bang Ethan sama Bang Evan, Kisa sayang kalian berdua. Abang jangan marah ya?"

Kisa melepas pelukannya kemudian membalikkan tubuh abangnya dan secepat kilat dia memeluk Evan erat. Berusaha menyalurkan kasih sayang yang dia punya.

Ethan yang melihat itu tak kalah harunya, dia tersenyum dan dengan gerakan super cepat dia menghampiri mereka berdua untuk ikut berpelukan.

"KOK UDAHAN SIH?"

Namun nahasnya setelah Ethan sampai, Kisa melepas pelukannya bersama Evan. Kisa yang tadi tak sengaja melihat Ethan mendekat untuk ikutan berpelukan, namun urung karena adiknya justru melepaskan pelukannya bersama Evan tadi.

Hilang sudah adegan teletubbies yang ingin Ethan realisasikan.

Dan terjadilah aksi adu bacot antara ketiga bersaudara itu.


To be continue....

a/n :

Whohohooo. Seru juga part ini. Kisah keromantisan kakak-adik ini yuhuuuuuuuu.

Kusenang bila kalian dengan senang hati menekan bintang dipojok kiri bawah

LOVE YOU, ALL🖤

Xoxo,

citrasa🦀

Kisa(h) Delan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang