37.) Mencoba Memperbaiki

8.6K 519 34
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Cukup bahagiakan aku dengan menekan sebuah bintang kecil di pojok kiri bagian bawah. Karena itu merupakan sebuah penghargaan terbesar untukku.

Selamat membaca. :)

***

Satu tahun kemudian....

Hari berganti kian menyisakan nestapa. Kesendirian kini telah menjadi teman sejatinya. Sedih? Tentu saja. Namun, air mata sudah tak mampu lagi menetes.

Akbar mencoba mengambil napasnya pelan. Ia melihat kedua bayi tengah duduk di baby box. Hari semkin siang, tetapi Akbar masih enggan beranjak. Pagi ini adalah hari kerja, namun pria itu akan berangkat lebih siang dari biasanya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, kesayangan Abati. Sudah bangun, Nak?" Akbar berbicara pada kedua anaknya. Walaupun balasan mereka hanya sekedar tawa. Percayalah.
itu saja membuat Akbar bahagia.

Satu tahun telah berlalu, setiap malam  tanpa lelah dirinya selalu melangitkan doa yang sama. Terlebih untuk istrinya, wanita yang begitu ia cintai.

Keadaan Shazia masih saja sama, entah kapan wanita itu kembali berjuang untuk hidupnya, dokter mengatakan bahwa tubuh Shazia masih berfungsi, hanya saja tak pernah memberikan respon apapun.

Apakah ini balasan untuknya?

Berjuta kata maaf dan memohon ampunan juga istigfar telah tak terhitung jumlahnya. Pernah suatu ketika dirinya sampai tak sadarkan diri karena tangisan penyesalan itu.

Selepas mendirikan Qiyamul Lail, Akbar selalu larut dalam doanya. Menceritakan semua yang ia rasakan pada Sang Pemilik alam semesta. Mencurahkan kegundahan hatinya, juga tak lupa menitipkan rindu untuk bidadarinya, Shazia.

Sementara Ibunya, kondisinya beberapa kali mengalami drop karena tak tega melihat kondisi dirinya. Akbar yang dulu selalu terlihat tampan, rapih, dan wangi. Kini tak ada lagi.

Yang tersisa hanyalah sosok Akbar yang hanya berbicara untuk sesuatu yang serius, dengan tampilan kurang rapih, dan juga keadaan tubuh yang lebih kurus.

Akbar memang kewalahan menjaga anak-anaknya sendiri. Ia harus membagi waktu untuk banyak hal. Mengurusi rumah makan miliknya dengan cabang yang tidak sedikit itu, menjaga anak-anaknya dengan baik, dan juga mengunjungi Shazia di Singapura.

Iya, selepas tiga bulan di rawat di Malaysia. Akbar memutuskan untuk membawa istrinya ke Singapura, dengan harapan perlatan yang lebih canggih di sana bisa membantu untuk mengembalikan istrinya.

Namun, hingga saat ini Akbar masih saja menunggu masa itu. Hingga tubuhnya tak jarang merasa lelah. Tetapi baginya itu tak akan menjadi alasan. Ia melakukan semuanya untuk kebaikan dirinya dan juga kebaikan orang-orang yang dicintainya.

***

Fania Ashalina Atmaja. Resmi sudah statusnya menjadi seorang janda. Ketukan palu dan juta keputusan hakim selalu saja menggema di telinganya. 

Hidupnya seakan berakhir. Perjuangannya mendapatkan Akbar tidaklah mudah. Namun, dengan mudahnya pernikahan itu berakhir.

Selepas kata talak itu terucap, tak ada lagi senyum apalagi tawa. Fania terlalu kecewa. Ia kecewa pada dirinya sendiri. Dalam hatinya ia menyesal, hanya saja menyesal saja tak mampu merubah keadaannya.

Ajari Aku Memohon - TERBIT DI DREAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang