27

125 11 0
                                    

Daegu, 07.00 Am

Runa bersiap untuk melanjutkan hidupnya hari ini. Tak ingin lagi memendam terlalu banyak kesedihan di hatinya dan membiarkan waktunya terhenti begitu saja. Pagi ini dengan tekat yang kuat, ruma memberanikan diri untuk keluar dari segala penderitaan yang dia rasakan. Menghela nafasnya lalu kemudian berjalan keluar rumah dan di depan sana taehyung telah menunggunya. Berdiri di samping sepedanya dan matanya masih terus tertuju pada layar ponsel sebelum menyadari akan kedatangan runa.

" o .. taehyung-ah ... " runa menyapa taehyung yang kini memalingkan pandangannya dari layar ponsel

" runa-ya ... annyeong " taehyung tersenyum dan menunggu runa sampai di hadapannya

" apa yang kau lakukan disini ? Dan ini ? " runa menunjuk sepeda yang taehyung bawa

" ah .. ige ... emm ... kajja ... kita berangkat bersama hari ini " taehyung menaiki sepedanya dan menatap runa yang masih terpaku di hadapannya. Pada awalnya runa tersenyum melihat taehyungnya telah kembali, tapi seketika senyum itu luntur saat mengingat kejadian dua hari lalu. 

" taehyung-ah .. mianhae "

" wae ? Kajja .. " taehyung terus terus tersenyum dan bertingkah bodoh di atas sepedanya

" aniyo .. pergilah dulu, aku masih ingin sendiri" jawab runa sambil menarik sedikit ujung bibirnya

" yha ... apa kau masih ... "

" taehyung-ah .. mianhae .. aku harus pergi sekarang " runa memotong kata2 taehyung dan kemudian berlalu meninggalkan taehyung yang masih terus menatap runa dari atas sepedanya.

Sepanjang perjalanan menuju halte runa benar2 kecewa dengan apa yang dia lakukan kepada taehyung. Menolak niat baik taehyung dan bahkan tidak memberi taehyung kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi padanya 2 hari lalu sehingga dia tidak bisa berada di sisinya saat runa membutuhkannya. Bus telah datang dan runa masuk kedalam bus dengan tatapan kosong dan memasang headsetnya. Terus melihat kearah jalan dan berusaha menikmati hari-harinya yang sekarang penuh dengan kejutan.  Beberapa menit berlalu dan akhirnya runa sampai di halte sekolahnya. Mengatur nafasnya dalam2 dan kemudian melangkahkan kakinya menuju kelas. Di parkiran depan tak terlihat sepeda milik taehyung, tapi runa bisa melihat mobil milik taehyung dan daehan yang bersebalahan. Runa mendekat dan memeriksa mobil milik taehyung.

" masih panas, spertinya dia juga baru sampai" ucapnya sambil menyentuh bagian depan mobil taehyung.

Menarik nafasnya dan kemudian melanjutkan langkahnya lagi. Hampir seluruh siswa menatapnya dengan tatapan iba, tapi runa tak bergeming sedikitpun. Runa terus memasang headset di telinganya dan memasukkan jari2 tangannya di saku coat hitam miliknya. Saat sampai di kelas, suasana kelas yang semula ramai kini menjadi begitu hening dan hanya memandang runa yang baru saja sampai. Runa dengan tanpa memperdulikan siapapun langsung duduk di bangkunya dan membuka laptopnya. Mulai menyibukkan diri lagi dengan pekerjaan yang tertunda. Runa tau, taehyung terus memperhatikannya tapi runa tak ingin menatap taehyung saat ini.

" runa-ya .. " kini yerin memberanikan diri untuk mendekat kearah runa yang masih sibuk dengan laptopnya

" hmm .. " runa terus menatap layar laptopnya

" aku turut berduka atas meninggalnya kedua orang tuamu, aku harap kau bisa melewati semua ini dengan baik " yerin membungkuk memberi penghormatan bela sungkawa kepada runa

Runa menarik nafasnya dan menatap yerin " gomawo " ucap runa sambil mengusap lengan yerin yang masih membungkuk

Yerin memeluk runa dengan erat dan mulai meneteskan airmatanya " runa-ya .. mianhae .. karna ku taehyung tak bisa menemanimu menjemput amma dan appamu, jika bukan karna hari itu aku memintanya untuk menemaniku menonton pertunjukan musik, mungkin taehyung bisa bersamamu di saat2 terburukmu "

SINGULARITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang