Sampai di rumah, Taehyung benar-benar menjaga dan merawat Runa dengan sepenuh hatinya seperti biasa dan memang benar-benar tidak ada yang berubah sedikitpun dari t
Taehyung meski kini Yerin juga ada di hidupnya. Mulai dari menemani Runa dan terus memandanginya saat runa hingga tertidur, bahkan seharian ini perut Taehyung tak terisi apapun karna dia enggan meninggalkan Runa meski hanya sedetik saja. Hingga langit menghitam menggantikan si biru yang indah itu, Taehyung masih terus menggenggam tangan Runa dan berada di sampingnya. Ah .. dia tertidur dalam genggaman itu. Runa yang kini mulai memasuki alam sadarnya, sedikit mumbuka matanya, kali ini kepalanya tiba-tiba terasa begitu pusing dan berat, mungkin karna efek tidur terlalu lama, dan perutnya terasa sangat kosong hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras dan membuat Taehyung yang tertidur di samping perutnya terbangun dan menatap Runa yang tersenyum malu kepadanya."Kau lapar ?" tanya Taehyung dengan suara serak khas bangun tidur
"Emm .." Runa menganggukan kepalanya.
Tak lama setelah itu Taehyung beranjak dan mulai melepaskan genggaman tangan Runa, tapi sebelum sepenuhnya terlepas, Runa menahan tangan Taehyung dan menggelengkan kepalanya.
"Kenapa" kata Raehyung yang kini menghentikan langkahnya.
"Aku ikut denganmu" Runa melepaskan genggamannya dan berusaha untuk duduk.
"Ey .. apa yang kau lakukan?" Taehyung kini menahan Runa untuk tetap diam di tempat."kau belum sepenuhnya pulih, sebaikanya kau tetap diam disini dan biarkan aku yang menyiapkan semuanya" Taehyung kini duduk di ujung ranjang di samping Runa dan mengusap kepala Runa berkali-kali, seperti seekor anak anjing.
"Tidak,aku sangat ingin menghirup udara segar, malam ini bisakah kita melihat bintang ?" Dengan segala cara kini Runa meyakinkan Taehyung agar mengabulkan permintaannya.
Taehyung tersenyum, menatapnya yang kini dengan mata berbinar juga menatap dirinya, kini dia beranjak dan membuka jendela kamar. Benar, udara malam ini begitu segar. Tapi, wajah pucat itu kini terlihat begitu kecewa setelah melihat hamparan luas di atas sana.
"Ckk .. tidak ada bintang malam ini, langit sedikit berwarna abu-abu dan udara di luar sangat dingin" jelas Taehyung sambil kembali mendekati Runa "jangan coba-coba mamaksaku untuk menuruti permintaanmu yang satu ini, diam disini dan tunggu aku kembali, aku akan mencari makanan hangat untukmu" Taehyung melanjutkan langkahnya setelah mengintimidasi Runa dengan kata-katanya barusan,bersamaan dengan hal itu, Runa turun dari ranjangnya dan memeluk Taehyung dari belakang yang sontak membuat Taehyung menghentikan langkahnya.
"Aku takut" ucapnya sambil terus memeluk Taehyung dan menyandarkan kepalanya pada punggung Taehyung.
Teahyung menghela nafas dan mengusap tangangan Runa yang memeluk erat di perutnya "apa kau mulai mencemaskan hal-hal kecil lagi ? Sudah kubilang untuk tak mencemaskan apapun, kenapa kau keras kepala sekali ?"
Runa melepas pelukannya dan menundukkan kepalanya "aku bisa menahan rasa lapar hingga berhari-hari, tapi aku tidak bisa menahan rasa takutku karna kehilanganmu atau terjadi sesuatu kepadamu"
Mendengar kata-kata itu Taehyung membalikkan badannya dan menarik dagu Runa agar dia bisa leluasa menatap Runa "yha .. sampai kapan kau takut pada hal semacam ini? Aku bahkan baik-baik saja saat kau bersamaku! kau hanya perlu di sampingku, maka aku tidak akan pernah meninggalkanmu dan kau tidak akan pernah kehilanganku" Taehyung menarik tangan Runa dan membiarkannya mendarat di dada bidangnya itu, mengusap lembut kepala Runa dan membiarkan Runa tenang dalam pelukannya "Runa-ya .. apa kau ingin aku diam disini bersamamu dan tak melanjutkan hidupku ?" tanya Taehyung yang masih terus mengusap lembut kepala Runa.
"Tidak" kini Runa menggelengkan kepalanya
"Lalu kenapa kau menjerat hidupku ?"
Sontak Runa mendongak menatap Taehyung yang sorot matanya terlihat kosong "apa aku menjeratmu ?" raut wajah Runa benar-benar terlihat begitu sedih dan pandangannya sedikit kabur karna genangan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGULARITY
FantasySINGULARITY ( REVISI ) " dimana dia harus hidup dengan kepura-puraan dan menghilangkan jati dirinya "