Sejak semalam runa memutuskan tak kembali ke rumahnya meski hera telah memohon dan begitu juga dengan taehyung. Runa hanya ingin menetralkan hatinya agar tak lagi berharap apapun kepada siapapun termasuk hera dan taehyung. Memang benar, masa depannya telah terenggut, tapi runa tak ingin membebani hidupnya dengan pemikiran yang seperti itu. Lagi .... runa hanya ingin membuat dirinya senyaman mungkin dalam menjalani kehidupannya yang sudah berantakan itu.
" selamat pagi " sapa petugas hotel kepada runa yang baru saja keluar dari kamarnya. Udah bukan hal yang asing lagi jika runa berada di hotel milik keluarga daehan itu. Pasalnya, runa adalah tamu vip disana dan semua pegawai hotel tau tentang hubungan daehan dan runa.
" pagi ... " jawab runa sambil terus tersenyum dan berjalan melewati lorong hotel. Sampai di lobi hotel, rupanya taehyung telah menuggu disana dan terlihat gelisah sambil terus memperhatikan jam di tangannya. " ckk ... kenapa dia harus repot-repot kemari " gumam runa sambil terus berjalan kearah taehyung
" o .. geum runa " sapa taehyung yang menyadari kedatangan runa dan langsung memeluknya " kenapa kau tidak pulang semalam ? Nuna kan sudah berusaha menjemputmu, kenapa kau tidak ikut dengannya " taehyung terus memeluk dengan erat, runa yang masih tercengang melihat reaksi taehyung, bahkan tak terfikir untuk membalas pelukan itu " apa kau baik-baik saja ? Bagaimana dengan anak kita ? " taehyung melepas pelukannya dan mengusap perut runa
" aishh ... " kata runa kesal sambil mendorong kepala taehyung dan menepis tangannya yang masih terus mengusap perut ratanya itu " anak kita katamu ? Aku bahkan tidak ingin membayangkan memiliki anak denganmu ! " ucap runa sambil berlalu meninggalkan taehyung, tapi taehyung terus mengikuti runa yang terus bergumam menyumpahinya.
" kenapa kau selalu marah saat aku mengatakan sebuah kenyataan ? " ucap taehyung yang terus mengikuti runa dan bertingkah bodoh
" kenyataan apanya ? Sudahlah jangan membual hal yang tidak penting "
" apanya yang tidak penting ? Kau dan anak kita tentu saja penting "
" ckk ! " runa menghentikan langkahnya dan menatap taehyung " berhenti mengatakan hal itu, anak kita apa maksudmu ? Orang lain akan mengira aku benar-benar mengandung anakmu ! Jangan bercanda dengan hal seperti itu ! " ucap runa sambil terus menatap taehyung dengan kesal
" ahh .. kau ini " taehyung bergelayutan di lengan runa dengan manja "jika kau marah saat aku mengatakan hal ini kepadamu, itu semakin menguatkanku bahwa kau benar2 mengandung anakku dan kau berusaha menutupinya "
" ya! " runa meninggikan suaranya dan membuat semua orang yang ada di lobi menatapnya " berhenti mengatakan hal itu !" Runa berbisik kepada taehyung dan berlalu meninggalkannya lagi.
Di dalam mobil selama perjalanan menuju sekolah, taehyung terus tersenyum dan kadang menyenandungkan lagu. Tapi berbeda dengan runa yang terus menatap jalan dan tak memperhatikan taehyung sedikitpun. Runa menghela nafasnya sebelum akhirnya membuka kaca mobilnya dan mengeluarkan sedikit kepalanya, membiarkan angin menembus wajah ayunya, menerbangkan rambut panjang miliknya dan runa terus menikmati alam yang mulai menyapanya.
" hhh ... " runa kembali menghela nafasnya dan tersenyum menatap langit " apa kau melihatku sekarang ? Aku sedikit tertekan, tapi aku baik-baik saja, kau yakin kan ? bahwa aku bisa melewati ini semua, daehan-ah ... sampai saat ini aku masih tetap mencintaimu meski tak ada satupun yang tau bahwa rasa yang ku miliki masih tetap sama untukmu " gumam runa dalam hati sambil terus menatap langit dan tersenyum.
Baginya, menyapa daehan di setiap dia melihat langit adalah sebuah rutinitas baru dalam hidupnya. Terkadang, hanya dengan memandang langit, bebannya sedikit berkurang. Mungkin hanya halusinasinya saja, tapi percayalah, runa benar2 merasakan hal demikian.

KAMU SEDANG MEMBACA
SINGULARITY
FantasySINGULARITY ( REVISI ) " dimana dia harus hidup dengan kepura-puraan dan menghilangkan jati dirinya "