" aku pulang " ucap taehyung saat baru saja sampai di rumahnya. Semua terasa begitu sepi dan menyeramkan. Ya .. satu persatu jati dirinya terlihat, satu persatu topeng yang selama ini dia pertahankan dengan begitu kuat dan rapi kini mulai mencul retakan kecil di setiap sudut topeng itu. Ketakutan akan kesendirian dan ruang yang hampa. Kini mulai dia rasakan sejak saat runa tak lagi berada di sampingnya. Taehyung terus menghela nafasnya dan berjalan menuju kamarnya. Berdiri di depan cermin besar di sudut kamarnya, dan ingatan akan runa yang biasanya berbicara sendiri dengan dirinya lewat pantulan cermin itu mulai teringat dalam benak taehyung. " aku merindukanmu " ucapnya sambil terus memandangi pantulan dirinya dari cermin besar itu. Rindu ? Bukankah itu sudah cukup basi untuk di ungkapkan?. Perlahan tetesan butiran bening itu jatuh membasahi pipinya, tapi dia masih tetap terpaku disana memandangi dirinya. Isi hatinya tumpah seketika itu juga, kepura-puraan yang selama berbulan-bulan dia tutupi dengan rapi, pada akhirnya kini terkuak sudah. Hatinya hancur, jiwanya seakan tak lagi menerima raganya. Semua seperti bukan dirinya, berjalan tanpa memiliki arah dan hanya mengikuti alurnya saja. " runa-ya ... aku sangat ingin membencimu, aku sangat ingin melupakanmu, tapi setiap aku melangkah lebih jauh darimu, rasanya semua menjadi semakin dekat denganmu, runa-ya ... jika memang mungkin mari kita perbaiki semuanya bersama tapi jika memang tidak enyahlah dari hidupku selamanya " gumamnya sambil terus menangis sesegukan memandangi dirinya.
" apa yang kau lakukan ? "
Kata-kata itu sontak membuat taehyung menghentikan tangisannya dan memandang sumber suara tersebut.
" aniyo .. " jawabnya sambil menghapus sisa air mata yang ada di ujung matanya " wae ? " sambung taehyung sambil berjalan menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya
" lakukan hal yang biasa kau lakukan kepadaku setiap kali kita pulang sekolah " runa melepas tasnya dan berbaring di ranjang milik taehyung
Taehyung yang semula berada di dalam kamar mandi kini keluar dan menatap runa yang telah berbaring di ranjangnya seperti yang biasa mereka lakukan dulu.
" wae ? Palli ... !!! " ucap runa yang kini menatap taehyung yang masih tercengang dengan respon taehyung, dengan sigap taehyung mengambil sebaskom air dan meletakkannya di meja samping ranjangnya. Mengangkat kepala runa dan membiarkan pahanya menjadi bantalannya dan mulai membersihkan wajah ayu milik runa.
" apa kau menangis ? " tanya runa sambil terus memejamkan matanya menikmati pijatan di wajahnya
" aniya .. " jawab taehyung sedikit gugup sambil menarik sisa ingusnya
" jangan berbohong ! Apa kau menangis karnaku ? "
Taehyung menghentikan aktifitasnya dan membuat mata runa terbuka lebar menatap taehyung.
" sebenarnya apa yang kau inginkan ? " tanya taehyung sambil menatap runa yang berada tepat di bawah wajahnya
Runa menarik nafas panjang dan bangun dari tidurnya " kau cepat tanggap rupanya" jawab runa sambil mengikat rambutnya kebelakang " taehyung-ah .. boleh aku bertanya kepadamu ? "
" wae ? "
" apa kau benar-benar tidak mencintaiku ?"
Seketika taehyung terbelalak dan menatap runa dengan tatapan tajam " yha .. geum runa ! " nadanya sedikit meninggi
" wae ? Apa ada yang salah dengan pertanyaanku ? Taehyung-ah .. jawablah .. agar aku bisa yakin melanjutkan hidupku "
" aniya .. " jawab taehyung sambil menundukkan kepalanya
" yha .. lihat mataku "
Dengan ragu taehyung menatap runa dan mengatakannya sekali lagi " aniya .. aku benar-benar tidak mencintaimu " meski dia menjawab begitu tegas tapi hatinya terasa begitu sakit mengatakan hal itu. Runa yang mendengar jawaban itu mulai menarik ujung bibirnya dan mendekat kewajah taehyung. Kini runa bisa merasakan nafas taehyung begitu hangat melewati bibirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SINGULARITY
FantasySINGULARITY ( REVISI ) " dimana dia harus hidup dengan kepura-puraan dan menghilangkan jati dirinya "