Perdebatan sengit itu akhirnya berakhir dengan bekas cengkraman di pergelangan tangan yerin. Kini keduanya saling menghela nafas masing-masing. Menyadari betapa bahayanya mereka berdua, betapa nekatnya mereka berdua, tapi yerin sadar bahwa taehyung jauh lebih berbahaya darinya. Yerin yang detak jantungnya masih tak beraturan, kini memberanikan diri untuk memulai percakapan lagi dengan taehyung.
" apa maumu sekarang ? " tanya yerin tanpa menatap taehyung
" mari kita akhiri saja semuanya sampai disini, aku tidak ingin menyakitimu lebih jauh lagi, maafkan aku " jawab taehyung yang juga masih bersandar pada punggung jok mobilnya "kalau saja waktu itu aku tidak memulai semuanya, mungkin semua tidak akan menjadi seperti ini, aku akui ini salahku, salahku karna memulai semuanya lebih dulu " sambungnya yang kini menatap yerin yang masih hanya menunduk sambil terisak. "Ckk ... berhentilah menangis " taehyung mengusap kepala yerin, namun yerin menggerakan kepalanya mencoba menghindari taehyung. " jika kita terus melanjutkan ini, kita akan semakin dalam kehancuran, jujur saja meski aku telah mencoba untuk mencintaimu, hatiku tetap menolak untuk melakukan itu, sungguh aku benar-benar telah mencobanya tapi aku tidak bisa "
" apa karena runa ? " jawab yerin yang kini memberanikan diri menatap taehyung
" kau akan semakin gila jika kau mendengar alasannya "
Yerin menata kembali barang-barangnya dan memutuskan untuk keluar dari mobil taehyung.
" apa yang kau lakukan ? " tanya taehyung yang berusaha menghentikan yerin keluar dari mobilnya
" jangan hiraukan aku ! Kau pulang lah, tapi ingat, aku masih belum menerima keputusanmu untuk mengakhiri hubungan kita" yerin menutup pintu mobil dan berjalan menjauh dari taehyung. Taehyung meremas rambutnya dengan begitu kuat dan sesekali menghantamkan kepalanya ke kaca mobil miliknya. Emosinya kembali tak bisa terkontrol, tangannya bergetar hebat dan keringat dingin mulai mambanjiri tubuhnya. Nafasnya kembali tak beraturan seperti biasa saat dirinya mencoba menahan amarah. Dengan tangan yang terus bergetar hebat, taehyung membuka laci dasbor mobilnya dan mencari obat penenang miliknya. Sial ... ternyata ini bukan mobilnya, taehyung membawa mobil milik runa yang jelas tak mungkin menyimpan obat penenang miliknya. Dengan keadaan yang semakin memburuk, taehyung mencoba sekuat tenaga untuk tetap mengendarai mobilnya agar segera sampai di rumah. Sepanjang perjalanan taehyung terus memukuli dadanya yang mulai sesak, terus batuk dan kemudian menghapus keringat yang terus mengalir membasahi keningnya. Badannya mulai terasa lemas, tangannya terus bergetar hebat, tapi dia masih tetap bisa mengontrol laju mobilnya.
Sesampainya di rumah, taehyung langsung buru-buru masuk kedalam rumah meski dalam keadaan sempoyongan. Kakinya seakan tak sanggup lagi menahan berat tubuhnya, keringat yang terus mengalir, detak jantung yang berpacu begitu cepat dan pandangan yang mulai kabur.
" yha ... kenapa kau ? " tanya runa yang kini menopang tubuh taehyung yang begitu dingin " apa yang terjadi denganmu ? " runa memapah taehyung dan membaringkannya di sofa "yha ... katakan padaku, apa yang terjadi ? " runa menepuk pipi taehyung berkali-kali agar taehyung menjawab pertanyaannya " aisshh ... " runa berlari meninggalkan taehyung di sofa dan masuk ke kamarnya. Mencari obat milik taehyung di kotak obatnya dan kemudian kembali dengan segelas air dan obat di tangannya. Runa dengan susah payah mengangkat kepala taehyung dan membantu taehyung untuk meminum obatnya. Tubuh taehyung begitu dingin dan keringat terus mengalir membasahi seluruh tubuhnya. Kini nafasnya sedikit beraturan, dan matanya perlahan mulai terbuka. Tersenyum saat menatap runa yang berada di sampingnya dengan wajah yang begitu tenang, perlahan tangannya mulai terangkat dan menepuk kepala runa hingga membuat sedikit gerakan di kepala runa.
" apa tuhan sedang mengujiku ? Kenapa dia mengirimkan dayangnya untuk menemaniku disini ? " ocehnya sambil terus menepuk kepala runa
" ckk ... " decak runa sambil memalingkan pandangannya

KAMU SEDANG MEMBACA
SINGULARITY
FantasySINGULARITY ( REVISI ) " dimana dia harus hidup dengan kepura-puraan dan menghilangkan jati dirinya "