36

145 15 0
                                    

Entahlah perasaan kecewa terhadap yerin teramat sangat besar hingga membuatnya tak bisa mempercayai yerin. Pada awalnya runa tak ingin menyalahkan siapapun dalam kejadian yang menimpa dirinya dan daehan, dia pikir semua ini adalah takdir yang harus dia jalani. Tapi ketika runa melihat yerin, semua pikiran positifnya itu berubah menjadi pemikiran yang mungkin di luar kendali runa. Seakan semua kejadian yang menimpanya adalah karena yerin. Mulai dari taehyung menjauh darinya, dan bahkan daehan meninggal karena dia ingin membuat runa tersenyum kembali setelah bertengkar dengan taehyung yang di sebabkan oleh yerin. Runa terus menatap yerin dan taehyung yang entah memperdebatkan hal apa di luar kelas. Dari matanya tersulut api kebencian yang tidak bisa di padamkan.

" ini karnamu ! " gumam runa sambil meremas note yang yerin tinggalkan di atas mejanya. Tak lama setelah perdebatan itu, yerin dan taehyung masuk kedalam kelas meski mereka terus bersitegang. Yerin berjalan lebih dulu dari taehyung dan duduk di bangkunya. Taehyung masih menyempatkan untuk tersenyum kepada runa meski dia sendiri tak mengerti apa yang harus dia lakukan sekarang.

Jam pelajaran di mulai, semua siswa di dalam kelas mengikuti pelajaran dengan begitu hikmat. Tapi lain dengan runa, dia masih terus memandang langit bagkan meski matanya terasa pedih karena sinar matahari yang begitu menyilaukan. Raganya di dalam kelas, tapi jiwanya dan pikirannya seakan berlarian entah kemana. Dan saat itu juga runa menata semua barangnya lalu pergi keluar dari kelas tanpa mengatakan apapun kepada siapapun. Hal itu sontak membuat taehyung dan lainnya kebingungan hingga taehyung mengejarnya keluar.

" geum runa " ucapnya sambil mengejar runa yang terus berjalan dengan begitu cepat " runa-ya wae ? " taehyung berhasil meraih tangan runa dan menggenggamnya dengan erat

" aku tidak bisa seperti ini " jawab runa sambil menggelengkan kepalanya dan mulai meneteskan airmatanya

" apa maksudmu ? Yang kau lakukan sudah benar, kau berusaha bangkit dari keterpurukanmu, ini sudah benar "

" ani ... aku tidak ingin menipu diriku dan perasaanku lagi, aku benar2 tidak bisa menutupinya lagi, aku benar2 tidak sanggup dengan semua ini " ucap runa sambil menutup matanya dengan kedua tangannya dan kemudian bersimpuh di lantai " kenapa ini terjadi kepadaku? Sebenarnya apa salahku ?" Runa terus merengek dan terus menggelengkan kepalanya

Taehyung pikir, perubahannya pagi ini adalah langkah baru yang runa miliki. Tapi ternyata taehyung salah, taehyung masih belum bisa mengenali runa yang sebenarnya. Betapa bodohnya dia dengan percaya diri menganggap bahwa runa baik-baik saja sedangkan hati runa seperti terkurung di ruangan yang begitu menyeramkan dan meronta meninta pertolongan. Taehyung menarik rambutnya dan memutar badannya di hadapan runa yang masih terus menangis dan bersimpuh di lantai.

" bodoh! Bodoh! Aku bodoh ! " ucapnya sambil terus menarik rambutnya berkali-kali " kenapa aku tidak bisa mengenalimu, kenapa ?" Nadanya meninggi dan runa masih terus menutup wajahnya " runa-ya jebbal " taehyung berlutut di hadapan runa dan memohon agar runa menghentikan rintihan yang menyayat hatinya " jebbal !!!! Sudah cukup kau menangisi ini semua " taehyung memeluk runa yang semakin sesegukan hingga membuat bahunya bergerak naik turun "ayo ikut denganku " taehyung melepaskan pelukannya dan menarik tangan runa yang masih menutupi wajahnya. Taehyung sudah tak tahan lagi menyimpan semua kebenaran yang dia ketahui. Taehyung sudah tak bisa lagi menyembunyikan apapun yang dia pikir yang terbaik untuk runa tapi justru itu membuatnya semakin terluka jika runa ta mengetahui kebenaran ini. Taehyung kini mengayuh sepedanya ditemani dengan detak jantung yang semakin berdebat hebat dan nafas yang lebih terengah-engah dari biasanya. Sedangkan runa tetap berpegangan pada bahu taehyung dan tak mengatakan apapun pada taehyung kali ini.

" masuklah, tunggu aku di dalam, aku akan segera kembali " ucap taehyung saat sampai di depan rumah runa dan setelah itu taehyung kembali kerumahnya. Masuk kedalam kamarnya Dan mengambil box berwarna navy yang dia dapat dari daehan waktu itu. Detak jantungnya semakin tak beraturan saat membuka isi box itu. Ada rasa takut, khawatir bahkan kegelisahan yang teramat sangat.

SINGULARITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang